Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kekeringan Parah di China, Patung Buddha di Sungai Yangtze Bermunculan

Gelombang panas menyebabkan kekeringan di China. Patung Buddha berusia 600 tahun bermunculan di Sungai Yangtze.

25 Agustus 2022 | 18.03 WIB

Patung Buddha yang pernah tenggelam berada di atas terumbu pulau Foyeliang di sungai Yangtze, yang muncul setelah mengalami kekeringan di Chongqing, Cina, 20 Agustus 2022.  Patung-patung Buddha yang diyakini berusia 600 tahun muncul setelah Sungai Yangtze mengalami kekeringan. REUTERS/Thomas Peter
Perbesar
Patung Buddha yang pernah tenggelam berada di atas terumbu pulau Foyeliang di sungai Yangtze, yang muncul setelah mengalami kekeringan di Chongqing, Cina, 20 Agustus 2022. Patung-patung Buddha yang diyakini berusia 600 tahun muncul setelah Sungai Yangtze mengalami kekeringan. REUTERS/Thomas Peter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Gelombang panas terburuk menyebabkan kekeringan melanda sebagian besar wilayah China. Suhu tertinggi terjadi di bagian selatan di negara itu yang terlama selama lebih dari 60 tahun lalu, menurut kementerian pertanian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kekeringan juga menyebabkan beberapa sungai, termasuk Yangtze. Kekeringan di Sungai Yangtze tak hanya menghentikan pengiriman dan memaksa perusahaan-perusahaan besar untuk menangguhkan operasi, tetapi juga mengeringkan sebuah pulau yang terendam. Tiga patung Buddha di pulau itu pun bermunculan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Patung-patung Buddha itu ditemukan di Chongqing yang diperkirakan berusia 600 tahun. Patung-patung ini ditemukan di bagian tertinggi dari pulau karang yang disebut Foyeliang. Pulau itu dibangun selama dinasti Ming dan Qing. Salah satu patung menggambarkan seorang biksu duduk di atas alas teratai.

Yangtze adalah sungai terbesar ketiga di dunia yang menyediakan air minum untuk hampir 400 juta orang di Cina. Cekungannya membentang dari pesisir Shanghai ke provinsi Sichuan di barat daya China dan merupakan rumah bagi beberapa pusat manufaktur.

Menurut angka terbaru dari Kementerian Sumber Daya Air (MWR) China, sekitar 2,2 juta hektar lahan subur telah terkena dampak kekeringan. Administrasi Meteorologi China memperkirakan suhu tinggi terus berlanjut hingga 40 derajat Celcius (104 derajat Fahrenheit) di Chongqing dan provinsi Sichuan, Jiangxi dan Zhejiang pada Kamis, 25 Agustus 2022.

Dewan Negara China pada Rabu mengumumkan akan mengucurkan subsidi sebesar 10 miliar yuan atau setara US$ 1,45 miliar untuk mendukung petani padi yang mengalami kondisi kekeringan. Pihak berwenang mengatakan kekeringan menimbulkan ancaman parah bagi panen musim gugur tahun ini.

Baca: Pernah Menang Lawan China, Presiden Taiwan: Tak Ada yang Bisa Mengancam Kami

NDTV 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus