Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kembalinya Si Anak Manja

Amerika Serikat abstain ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkritik pembangunan permukiman Yahudi. Prospek perdamaian Israel-Palestina justru semakin jauh.

9 Januari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sersan muda itu datang, mengokang senjata laras panjangnya, menembak batok kepala seorang pemuda Palestina yang tergeletak di aspal dingin daerah El Rumeida, Hebron, dan kemudian... jadi pahlawan. Sebutir peluru yang ditembakkan dari jarak tiga meter itu meremukkan kepala pemuda yang sebelumnya menikam seorang tentara Israel yang berpatroli di El Rumeida dengan sebilah pisau.

Ada video rekaman seorang Palestina yang tinggal di sebuah apartemen dekat dengan tempat kejadian, yang lantas dirilis kelompok hak asasi manusia B'Tselem. Video itu menunjukkan betapa tim paramedis yang didatangkan sibuk dengan si tentara yang terluka ringan. Tak ada yang ambil peduli terhadap pemuda penyerang yang perlahan-lahan masih dapat menggerakkan kepala, sampai akhirnya tak bergerak lagi.

Waktu itu Maret 2016. Sebuah jajak pendapat yang diadakan saluran televisi Israel, Channel Two, menunjukkan 57 persen orang Israel menentang penahanan serdadu bernama Sersan Elor Azaria itu. Sedangkan 42 persen menyimpulkan tindakannya sebagai wujud "tanggung jawab" seorang tentara. Dan hanya 5 persen yang beranggapan tindakan itu tak lebih dari pembunuhan.

Kini, Kamis pekan lalu, sepuluh bulan setelah kejadian itu, pengadilan militer yang bekerja di bawah tekanan berat muncul dengan keputusan yang membuat dia tiba-tiba jadi "musuh bersama". Pengadilan menyatakan Sersan Elor Azaria, 20 tahun, bersalah telah membunuh pemuda Palestina, Abdel Fattah al-Sharif, yang sudah telentang bersimbah darah, dan mustahil melanjutkan serangan. Tiada yang dapat menyanggah, ketika seorang saksi lantas mengemukakan: Sersan Azaria datang 11 menit setelah tubuh Al-Sharif terkapar di aspal, kemudian menembakkan senapan otomatisnya. "Tindakan yang tak perlu," kata ketua majelis hakim Kolonel Maya Heller.

Bukti-bukti telah berbicara, tapi di luar pengadilan, ratusan simpatisan Sersan Azaria, termasuk para politikus garis keras, mengutuk-memaki lembaga yang dinilai telah berkhianat terhadap serdadu muda yang heroik itu. Dalam Facebook-nya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengimbau agar pengadilan membebaskan Azaria. Ya, seorang "pahlawan" telah lahir di tengah-tengah konflik Israel-Palestina yang semakin mengaduk emosi, menghabiskan energi, sementara prospek perdamaiannya kian pudar.

l l l

Di bawah pemerintahan koalisi sayap kanan pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Israel adalah negeri yang lekas tersulut amarah. Perangai itu tampak jelas pada akhir tahun lalu. Sakit hati atas sikap Amerika Serikat yang memilih abstain dalam sidang Resolusi 2334 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Israel merajuk keras.

"Resolusi yang memalukan," kata Netanyahu, ketus. Politikus dari Partai Likud yang telah dua kali menjabat perdana menteri ini melabrak pemerintah Presiden Amerika Barack Obama dan berjanji membeberkan peran presiden kulit hitam pertama Amerika itu membidani kelahiran resolusi yang membuat Israel terisolasi di dunia internasional itu. Resolusi Dewan Keamanan yang lolos dengan dukungan 14-0 (Amerika abstain) itu memastikan bahwa permukiman Yahudi "tak memiliki pijakan legal, menunjukkan pelanggaran hukum internasional, dan merupakan hambatan perdamaian".

Sejak Perang Enam Hari pada 1967, Israel menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timurdua wilayah Palestina yang sekarang menjadi daerah favorit untuk mendirikan permukiman Yahudi. Dalam beberapa tahun terakhir jumlah permukiman di dua wilayah itu meningkat pesat. Menurut ­Peace Now, kelompok anti-permukiman Israel, dewasa ini terdapat 385 permukiman Yahudi yang didirikan dengan izin pemerintah Israel dan 97 bangunan atau permukiman "liar" alias tanpa izin resmi. Di Yerusalem Timur saja, kata Peace Now, terdapat 12 permukiman baru dengan sekitar 200 ribu orang pemukim yang hidup dengan senjata api dan pengawalan tentara Israel.

Apa boleh buat, di bawah pemerintah koalisi sayap kanan yang royal memberi subsidi buat para pemukim, tumbuh subur konflik horizontal antara si Palestina dan si Yahudi serta benturan antara serdadu muda seperti Sersan Elor Azaria dan para pemuda Palestina. Kendati jumlah mereka hanya 5 persen dari total penduduk Israel, pemerintah menyediakan dana tak sedikit buat para pemukim itudua kali lipat dari dana bagi warga Tel Aviv. Dana itu dipakai untuk subsidi rumah, transportasi, dan fasilitas publik lainnya. Dengan semua ini, bukankah pemerintah Israel memberi angin bagi pembangunan permukiman di daerah-daerah yang di kemudian hari bisa menjadi tempat berpijaknya negara Palestina yang merdeka?

Israel adalah "anak" yang tumbuh dengan veto Amerika Serikat di Dewan Keamanan. Sejak 1970, Amerika telah menggunakan 39 kali veto untuk melindungi Israel dari resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk atau mengecam tindakan atau sikapnya yang tak mengindahkan hak asasi orang Palestina. Kalaupun itu sampai lolosini sangat jarang terjadiAmerika tetap melindungi Israel yang mengabaikan resolusi. Dimanja dengan kondisi ini, Israel menjadi negara yang sukar mendengarkan pendapat yang berbeda dengan kepentingannya.

l l l

Cinta John Kerry kepada Israel sebenarnya tidak lekas luntur. Mengunjungi negeri itu pada 1986, ia menyimpan baik-baik ingatan mengenai negeri kecil demokratis yang dikelilingi negara-negara Arab yang memusuhinya. Ia terpesona. Ya, Kerry bagian dari politikus Amerika, dari Partai Demokrat dan Republik, yang cinta buta kepada Israel.

Tiga puluh tahun berselang, pada akhir 2016, tepatnya tiga minggu sebelum kariernya sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat berakhir, Kerrybersama Presiden Barack Obamadidudukkan Israel sebagai pengkhianat cinta. Di antara para diplomat, Kerry berbicara panjang dan lantang, mengeluhkan pemerintah Israel "yang paling ’kanan’ yang dimotori elemen-elemen paling ekstrem dalam sejarah Israel".

Dalam pidatonya sepanjang 72 menit, ia berbicara layaknya seorang Palestina. Menunjukkan gencarnya Israel membangun permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur belakangan, Kerry mempertanyakan kesungguhan Israel berdamai dengan Palestina. Keresahan Kerry menjadi-jadi setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui Resolusi 2334 di atas.

Kendati resolusi ini tak mendatangkan sanksi apa pun bagi Israel, di mata seorang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kawan-kawan koalisinya, keengganan Amerika menggunakan hak veto merupakan pengkhianatan dari seorang kakak yang selama ini melindungi adiknya tanpa syarat.

Israel merasa ditinggalkan Amerika, meski mungkin tak akan lama. Kelak, ketika pemerintah Donald Trump menggantikan Barack Obama pada 20 Januari, segalanya akan kembali "normal". "Tetap bertahan, Israel; tak lama lagi tanggal 20 Januari," kata Donald Trump dalam cuitannya di Twitter, sebelum Kerry menyampaikan pidatonya. Sebuah isyarat jelas bahwa Trump akan meninggalkan politik luar negeri yang ditorehkan oleh Barack Obama selama ini. "Terima kasih atas hangatnya persahabatan dan dukungan yang tegas terhadap Israel," sambut Netanyahu, juga via Twitter.

Walhasil, di bawah kepemimpinan Donald Trump, Amerika tidak akan meninggalkan Israel. Di PBB, veto Amerika senantiasa akan menggagalkan setiap usaha untuk membuat Israel bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi di daerah-daerah Palestina. Kalau sudah begini, harapan akan perdamaian Timur Tengah semakin mustahil. IDRUS F. SHAHAB (BBC | CNN | THE NEW YORK TIMES | THE WASHINGTON POST)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus