Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah panel di Kementerian Kesehatan Jepang pada Jumat, 24 Desember 2021, menyetujui obat antiviral Covid-19, yang dikembangkan oleh Merck & Co Inc. Penggunaan obat oral ini bagian dari rencana Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang ingin meluncurkan perawatan baru pada akhir tahun ini menyusul naiknya kekhawatiran pada varian omicron.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan persetujuan tersebut, maka pengiriman sekitar 200 ribu dosis obat antiviral buatan Merck akan didistribusikan ke penjuru Jepang mulai pekan ini. Jika tidak ada aral melintang, sejumlah institusi medis dan farmasi di Jepang akan mulai menerima obat oral ini paling cepat pada Senin, 27 Desember 2021.
“Saya optimis, pendistribusian obat ini adalah sebuah langkah besar bagi negara kita dalam menangani pandemic Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Jepang Shigeyuki Goto.
Pelanggan kedai minum Kichiri Shinjuku menikmati makan malam dipisahkan layar akrilik transparan di tiap meja untuk mencegah penyebaran virus corona di Tokyo, Jepang, 19 Mei 2020.[REUTERS]
Jepang berharap obat antiviral Covid-19 ini bisa mencegah pasien infeksi virus corona – kondisinya memburuk dan kematian akibat Covid-19 jika gelombang keenam wabah Covid-19 menyapu Jepang. Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Tokyo setuju untuk membeli dari Merck dan mitranya Ridgeback senilai USD 1,2 miliar (Rp 17 triliun) obat molnupiravir.
Keputusan Jepang untuk menggunakan obat antiviral Covid-19 buatan Merck bagi pasien virus corona ini, bertolak belakang dengan keputusan regulator di Amerika Serikat, yang menilai obat jenis pil dari Merck tersebut berisiko tinggi bagi pasien Covid-19 dewasa dengan kondisi tertentu.
Sejumlah negara buru-buru membeli obat molnupiravir dari Merck setelah hasil uji klinis di awal cukup menjanjikan. Namun data subsequent Merck pada akhir November 2021 lalu mengindikasikan obat ini kurang efektif dari yang dibayangkan. Pada Rabu, 22 Desember 2021, Prancis sudah membatalkan pembelian obat buatan Merck ini.
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.