Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kesaksian Penumpang JAL yang Selamat: Saya Pikir Kami Semua Akan Mati

Seorang penumpang pesawat JAL menuturkan detik-detik kecelakaan sebelum pesawat meledak di Bandara Haneda.

3 Januari 2024 | 11.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana di dalam pesawat Japan Airlines. Foto: TEMPO| Istiqomatul Hayati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat maskapai penerbangan JAL jenis Airbus A350 yang terbang dari New Chitose Sapporo terbakar setelah mendarat di landasan pacu Bandara Haneda pada Selasa pukul 17.55 waktu setempat. Sebelum terbakar, pesawat bertabrakan dengan pesawat milik Penjaga Pantai Jepang (Japan Coast Guard).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 367 penumpang dan 12 kru JAL berhasil dievakuasi, sedangkan lima awak pesawat Penjaga Pantai Jepang dilaporkan meninggal dan sang kapten mengalami luka-luka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah saksi mata yang merupakan penumpang pesawat menuturkan peristiwa mengerikan itu. Satoshi Yamake, 59, menuturkan kecelakaan yang menimpa JAL.

Sore itu ia kembali ke ibu kota tempat bekerja di sektor telekomunikasi setelah mengunjungi kerabatnya di kota kelahirannya. Pikirannya melayang ke pertemuan dengan istrinya Mika ketika roda pesawat tergelincir di aspal sebelum terguncang oleh suara gemeretak dan dentuman. Ia melihat mesin terbakar di luar jendela.

Pilot pesawat yang telah diberi izin untuk mendarat kemungkinan besar tidak dapat melihat pesawat patroli maritim Dash-8 buatan Bombardier yang lebih kecil milik Penjaga Pantai di bawah, kata eksekutif maskapai penerbangan pada konferensi pers larut malam.

Pesawat JAL itu pun tergelincir dan berhenti. Asap memenuhi kabin sementara beberapa penumpang yang cemas berlarian mondar-mandir di lorong. Penunpang lainnya memegang anak-anak yang mulai menjerit-jerit.

“Tolong keluarkan saya dari sini,” teriak seorang wanita dalam video yang dibagikan kepada Reuters dari dalam pesawat. “Kenapa tidak dibuka saja (pintunya),” teriak seorang anak.

“Saya benar-benar berpikir saya akan mati,” kata Tsubasa Sawada, 28, warga Tokyo, yang baru saja kembali dari liburan di Sapporo bersama pacarnya.

“Setelah kecelakaan itu terjadi, awalnya saya sedikit tertawa ketika saya melihat percikan api keluar (dari mesin) tapi ketika api mulai menyala, saya menyadari itu lebih dari sekedar sesuatu.”

Pramugari meminta penumpang agar tetap tenang. “Tolong bekerja sama," dalam video yang dibagikan kepada Reuters.

Di luar, 115 unit pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengatasi kobaran api yang dimulai dari bagian belakang pesawat. Bola api akhirnya melalap seluruh pesawat.

Yamake, yang duduk di dekat bagian depan, mengatakan para kru dengan cepat mengerahkan penumpang ke jalur evakuasi. Orang-orang mulai turun dengan tertib.

Maskapai tersebut mengatakan evakuasi dimulai segera setelah pesawat berhenti. Semua penumpang dibawa ke tempat aman dalam waktu kurang dari 20 menit.

Rekaman video menunjukkan penumpang dievakuasi dengan tenang, tanpa membawa tas jinjing. Badan keselamatan penerbangan telah memperingatkan bahwa berhenti sejenak untuk mengambil tas di kabin berisiko terhadap nyawa selama evakuasi.

"Awak kabin pasti melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Tampaknya tidak ada barang bawaan. Merupakan keajaiban bahwa semua penumpang bisa turun," kata Paul Hayes, Direktur Keselamatan Udara di konsultan penerbangan Ascend yang berbasis di Inggris. 

Sawada mengatakan sekitar 10 menit setelah mereka turun, terjadi ledakan di pesawat. “Saya hanya bisa mengatakan itu adalah keajaiban, kami bisa mati jika terlambat,” ujarnya. “Saya ingin tahu mengapa ini terjadi dan saya merasa tidak ingin naik pesawat lagi.”

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus