Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SANKSI terbaru yang dijatuhkan Pre-siden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Ayatullah Ali Khamenei tidak membuat Pemimpin Tertinggi Iran itu gentar. Khamenei mengatakan Iran pan-tang mundur dalam menghadapi setiap bentuk tekanan dari Washington.
“Pejabat paling kejam dari pemerintah (Amerika) telah menuduh dan menghina Iran. Bangsa Iran tidak akan menyerah atas penghinaan semacam itu,” kata Khamenei lewat situs resminya, Rabu, 26 Juni lalu. Dia menambahkan bahwa tawaran Amerika untuk negosiasi hanyalah penipuan.
Tensi hubungan Amerika dengan Iran memanas setelah Trump menerapkan sanksi keuangan terhadap Khamenei dan sejumlah pejabat tinggi Iran lain, Senin, 24 Juni lalu. Trump bermaksud membalas Iran setelah Negeri Mullah menembak jatuh sebuah drone nirawak militer Amerika, pekan lalu.
AMERIKA SERIKAT
Demokrat Menyaring Kandidat Presiden
PARTAI Demokrat mengawali serangkaian proses seleksi calon presiden untuk pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 dengan acara debat kandidat di Miami, Florida, 26-27 Juni lalu. Dari 25 kandidat yang terdaftar, 20 orang dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti debat perdana ini.
Untuk pertama kalinya dalam hampir dua setengah abad sejarah Negeri Abang Sam, ada lebih dari satu perempuan dalam debat Demokrat. Tahun ini debat itu diikuti enam perempuan. Mereka adalah senator Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, Kamala Harris, dan Kirsten Gillibrand serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Tulsi Gabbard, dan pengarang Marianne Williamson.
Warren, kandidat dengan perolehan suara tertinggi dalam debat kali ini, mengkampanyekan perbaikan layanan kesehatan dan ekonomi. “Saya memperjuangkan ini karena saya percaya bahwa kita dapat membangun pemerintah kita, kita dapat membangun ekonomi kita, kita dapat membuat negara kita bekerja, bukan hanya untuk mereka yang berada di atas, kita dapat membuatnya bekerja untuk semua orang,” katanya, seperti dilansir CNCB.
Warren dan Joe Biden, wakil presiden era Barack Obama, muncul sebagai kontestan unggulan. Politikus kawakan Bernie Sanders juga ikut dalam kontestasi ini. Mereka nanti akan menjadi penantang Donald Trump, yang kembali maju sebagai calon presiden dari Partai Republik.
PALESTINA
Menolak Hadir dalam Konferensi Perdamaian
DELEGASI Palestina menolak menghadiri konferensi perdamaian di Manama, Bahrain, Rabu, 26 Juni lalu. Para pemimpin politik dan bisnis Palestina memboikot pertemuan yang diprakarsai Amerika Serikat itu karena menganggapnya tidak memberikan solusi politik untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Lewat konsepnya, Washington berharap negara-negara produsen minyak di kawasan Teluk yang tajir akan membiayai pemberdayaan rakyat dan pembangunan Palestina. Negeri Abang Sam mengklaim mampu memfasilitasi lebih dari US$ 50 miliar dalam bentuk investasi baru selama sepuluh tahun.
Zahi Khouri, pengusaha terkemuka Palestina yang pernah bertemu dengan Presiden Amerika Donald Trump di Gedung Putih, menentang pendekatan Amerika yang hanya menonjolkan sektor ekonomi sebagai ujung tombak solusi perdamaian antara negaranya dan Israel. “Kami tidak percaya bahwa ekonomi yang dinomorsatukan. Itu sebabnya kami tidak hadir,” kata Khouri, seperti dilansir CNN.
Khouri menilai konsep konferensi perdamaian yang dirancang salah satunya oleh penasihat Gedung Putih sekaligus menantu Trump, Jared Kushner, itu tidak masuk akal. Kushner menyerukan kepada rakyat Palestina untuk berpikir di luar “kotak tradisional”. “Bayangkan sebuah realitas baru di Timur Tengah. Bayangkan sebuah pusat pariwisata dan komersial yang ramai di Gaza dan Tepi Barat,” ujar Kushner, menjabarkan visinya dalam pidato pembukaan konferensi.
Sehari sebelumnya di Jalur Gaza, Hamas dan pesaingnya, Fatah, yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas, menggelar pertemuan para pemimpin dan aktivis. Mereka memprotes konferensi yang dihadiri sejumlah delegasi negara sekutu Amerika, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, itu. Adapun Israel memilih absen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo