Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Khawatir Pecah Perang, Tentara Korea Utara Tidur Pakai Sepatu

Laporan itu diungkap analis Rusia yang baru saja mengunjungi Korea Utara

12 Januari 2018 | 18.46 WIB

Warga sipil dan anggota tentara menghadiri salah satu pertemuan gabungan, yang diadakan di provinsi Phyongan Selatan, Hwanghae dan Hamgyong, untuk merayakan kemajuan nuklir Korea Utara dalam foto ini yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara KCNA di Pyongyang, 4 Desember, 2017. KCNA/via REUTERS
Perbesar
Warga sipil dan anggota tentara menghadiri salah satu pertemuan gabungan, yang diadakan di provinsi Phyongan Selatan, Hwanghae dan Hamgyong, untuk merayakan kemajuan nuklir Korea Utara dalam foto ini yang dikeluarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara KCNA di Pyongyang, 4 Desember, 2017. KCNA/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Tentara Korea Utara dilaporkan tidur tanpa melepas sepatu karena khawatir perang dengan Amerika Serikat bisa pecah setiap saat. Laporan itu diungkap pakar Rusia yang baru saja mengunjungi Pyongyang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Seperti dilansir IB Times, Jumat 12 Januari 2018, Alexander Vorontsov, kepala Institute of Oriental Studies of the Russia Academy of Sciences, mengunjungi Pyongyang pada November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Vorontsov, tentara Korea Utara yakin perang dengan AS akan pecah. ”Hanya satu pertanyaan yang tersisa, kapan akan terjadi perang?,” kata Vorontsov menirukan komentar diplomat Kementerian Luar Negeri Korut yang dia temui.

Baca juga:

Vorontsov menulis apa yang dia lihat dan dengar itu di laman 38North yang berbasis di AS. Menurut dia, diplomat Kementerian Luar Negeri Korut yakin bahwa Washington bertekad untuk berperang melawan Pyongyang, meski Korea Selatan optimistis konflik tak akan terjadi.

”Pejabat ini benar-benar bingung karena mayoritas penduduk Korea Selatan tampaknya tidak memahami bahwa pemerintahan Trump, terlepas dari risikonya, hampir melakukan serangan preventif terhadap Korea Utara,” tulis dia.

Sejak Presiden Donald Trump berkuasa, perang kata-kata dengan Korea Utara terus terjadi. Trump dan Kim Jong-un kerap mengumbar hinaan satu sama lain.

Pada awal 2018, Kim Jong-un mengklaim tombol nuklir selalu tersedia di mejanya dan seluruh wilayah AS berada dalam jangkauan. Komentar pemimpin Korea Utara itu dibalas Trump dengan mengatakan bahwa tombol nuklir Washington lebih besar dan kuat.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus