Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rakyat Korea Utara Makan Daging Buatan untuk Bertahan Hidup

Warga Korea Utara terpaksa menyantap daging buatan untuk memenuhi kebutuhan proteinnya di tengah kesulitan ekonomi akibat sanksi internasional.

6 November 2017 | 13.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang wanita Korea Utara mencuci pakaianya di sungai Yalu, Sinuiju, Korea Utara, perbatasan antara Korea Utara dengan Cina di provinsi Liaoning, 16 April 2017. REUTERS/Aly Song

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Korea Utara terpaksa menyantap daging buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan proteinnya di tengah kesulitan ekonomi akibat sanksi internasional. Korea Utara dikenai sanksi internasional setelah negara itu menolak menghentikan program pengembangan nuklirnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Makanan itu dinamai injogogi, yang berarti daging buatan manusia. Daging buatan itu terbuat dari ampas pembuatan minyak kacang kedelai yang kemudian ditekan dan digulung ke dalam pasta dan dimakan dengan nasi dan saus sambal.

Baca: Mulai Terganggu, Korea Utara Minta Sanksi Internasional Dicabut

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Korea Utara selama bertahun-tahun, injogogi adalah resep untuk bertahan hidup. Namun kini semakin populer, diperdagangkan bersamaan dengan barang dan jasa lainnya di pasar kaget yang dikenal sebagai jangmadang. Injogogi dan makanan lainnya telah membuat warga Korea Utara tetap bertahan meski bertahun-tahun terisolasi, disiksa dan dikenai sanksi.
Seorang pria dan anaknya membajak sawah di tepi Sungai Yalu, utara dari Sinuiju, daerah perbatasan antara Korea Utara dan wilayah Cina, 30 Maret 2017. REUTERS/Damir Sagolj

"Warga mengkonsumsi injogogi sebagai pengganti daging untuk bertahan hidup," kata Cho Ui-sung, seorang Korea Utara yang membelot ke Selatan pada tahun 2014 seperti dikutip dari Reuters. 

Baca: Pembelot Rancang Dirikan Negara Korea Utara di Pengasingan

Dengan adanya injogogi, membuat orang akhirnya tahu seberapa buruk sanksi telah mempengaruhi negara komunis itu.

Korea Utara didirikan dengan dukungan dari Uni Soviet sebagai negara sosialis. Keruntuhan Soviet pada tahun 1991 melumpuhkan ekonomi Korea Utara dan menurunkan sistem distribusi makanan terpusat, yang berdampak pada tewasnya 3 juta orang akibat kelaparan.

Situasi Korea Utara sempat membaik setelah mendapat bantuan dari Amerika Serikat sebagai bagian dari perjanjian anti-nuklir. Kini kondisi Korea Utara semakin sulit dengan adanya sanksi tegas terbaru terkait uji coba rudal balistik dan nuklir beruntunnya dalam beberapa tahun terakhir.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus