Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Miri, keledai tiga kaki, berdiri diantara puluhan hewan cacat yang berada di tempat penampungan dan penyelamatan hewan bernama Freedom Farm. Selain Miri, terdapat pula Gary seekor domba dengan kaki depan yang dilindungi kawat dan Omer seekor kambing buta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Freedom Farm di Moshav Olesh, Israel, merupakan satu-satunya tempat perlindungan bagi hewan-hewan cacat. Tempat ini didirikan oleh aktivis perlindungan hewan, Adit Romano, 52 tahun, seorang mantan pengusaha dan Meital Ben Ari, 38 tahun yang dulu bekerja di bidang teknologi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain sebagai tempat perlindungan bagi sebagian besar hewan-hewan cacat, Freedom Farm juga menjadi pusat pendidikan bagi para pengunjung. Terdapat pula sekitar 240 hewan yang dikembang biakkan untuk dikonsumsi.
"Jika Anda ingin membuka hati orang pada hewan-hewan cacat, maka kita harus membawa mereka lebih dekat," kata Romano, sambil membelai dua babi bernama Yossi dan Omri, Rabu, 19 Maret 2019.
Romano menceritakan beberapa dari hewan-hewan cacat itu dikirim oleh para peternak yang ingin hewan-hewan itu diselamatkan. Sisanya adalah hewan cacat yang ditemukan terlantar.
Relawan mengelus domba berkaki prostetik yang sedang tidur di Freedom Farm di Moshav Olesh, Israel, 7 Maret 2019. Tempat ini menjari rumah bagi hewan cacat seperti keledai berkaki tiga, sapi dengan kaki prostetik (palsu) hingga kambung buta. REUTERS/Nir Elias
Menurut Ben Ari, anak-anak dengan kebutuhan khusus sangat menikmati tur di Freedom Farm yang memiliki luas sekitar lima hektar dilengkapi sebuah padang rumput, kandang-kandang dan gudang gandum.
Freedom Farm berlokasi di Moshav Olesh yakni sebuah komunitas pertanian di Israel tengah. Penghuni terbaru di Freedom Farm adalah Nir, yakni sapi berusia lima bulan, yang salah satu kakinya remuk sehingga harus diamputasi dan menggunakan kaki palsu.
“Saya khawatir tentang masa depan kemanusiaan dan kawasan ini telah menjadi sebuah tempat harapan,” kata Shira Breuer, 56 tahun, pengunjung Freedom Farm saat datang bersama ayahnya yang berusia 84 tahun.
Freedom Farm menggalang dana melalui internet untuk biaya pembuatan anggota tubuh buatan dan perawatan kesehatan hewan-hewan bernasib malang ini. Langkah tersebut dilakukan karena biaya untuk mengoperasikan tempat penampungan ini tak murah atau dibutuhkan dana sekitar US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar per tahun.
MUHAMMAD HALWI | REUTERS