Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suresh, 41 tahun, pemuda dari Tamil Nadu, India, menderita sebuah kondisi medis yang langka, yakni sindrom wajah singa. Wajah Suresh mengalami perubahan signifikan ketika dia berumur 18 tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari mirror.co.uk pada Minggu, 14 Oktober 2018, sindrom wajah singa telah membuat wajah Suresh membengkak. Besarnya perubahan ukuran wajah Suresh telah membuatnya sangat tersiksa dan selama bertahun-tahun para dokter tak mampu membantunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sindrom wajah singa ditandai dengan tumbuhnya tulang wajah sehingga membuat muka pasien mirip singa. Sejumlah laporan menyebut, sindrom wajah singa bisa diobati dengan memotong tulang-tulang wajah yang tumbuh. Proses ini sangat menyakitkan bagi pasien.
Suresh telah menjalani hidup dengan sindrom wajah singa selama 20 tahun. Setiap kali dia ke dokter, dia hanya memperoleh kekecewaan demi kekecewaan. Namun seorang dokter bernama Sunil Richardson, memberikan harapan perubahan bagi Suresh.
"Pasien telah mengunjungi banyak rumah sakit untuk mencari pengobatan di kota-kota yang berbeda. Dia mendengar soal kraniofasial dari pasien lain dan menemui saya. Pasien berasal dari keluarga miskin dan kami merawatnya dengan gratis. Dia hanya membayar obat," kata Richardson.
Sindrom wajah singa. sumber: Pen News/mirror.co.uk
Menurut Richardson, kraniofasial adalah pilihan operasi paling efektif. Ini merupakan operasi kosmetik pembentukan tanpa meninggalkan bekas luka. Sindrom wajah singa yang dialami Suresh terjadi karena fibrous dysplasia, dimana tulang wajah yang normal tergantikan oleh jaringan ikat yang lemah dan rentan pada pelebaran sehingga menyebabkan leontiasis ossea atau sindrom wajah singa.
"Kondisi ini sangat jarang terjadi," ujar Richardson.
Suresh menghabiskan total 10 hari berada di rumah sakit termasuk satu hari di ICU. Beruntung dia mendapat pengobatan sebab jika tidak, kondisi medis seperti ini bisa mengganggu penglihatan, nafas dan makan. Dalam kasus yang sangat ekstrim, sindrom wajah singa bisa mengarah pada hilangnya satu per satu panca indra dan berujung pada kematian.