Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Koalisi Partai Pecah, Perdana Menteri Taur Matan Ruak Mundur

Koalisi pecah, Perdana Menteri Taur Matan Ruak mengajukan surat pengunduran diri kepada presiden Timor Leste.

25 Februari 2020 | 14.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kandidat Presiden Timor-Leste Taur Matan Ruak memberikan keterangan perss, dalam jumpa perss, Rabu hari ini, di kantornya, Taibesi, di Dili. TEMPO/Jose Sarito Amaral

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Dili -Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak telah mengajukan surat pengunduran dirinya setelah anggaran Negara 2020 tidak disahkan Parlemen pada 17 Januari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Taur Matan Ruak telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Republik Francisco Guterres Lu Olo di kantor Presiden di Aitarak-Laran Dili, Selasa 25 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Matan Ruak menyatakan bahwa ia terus menjalankan tugasnya seperti biasa sampai Presiden menyetujui permintaan pengunduran dirinya.

“Saya tetap bekerja seperti biasa.Permintaan pengunduran diri ini akan berlaku ketika Presiden menyetujuinya. Ketika belum disahkan, saya tetap sebagai perdana menteri sampai Presiden menyetujuinya, siap!,” kata Matan Ruak kepada wartawan di kantor kepresidenan di Aitarak-Laran, Dili.

"Tetap bekerja. Siap! Kita juga tidak bisa meninggalkan negara kita tanpa arah seperti mobil tanpa sopir ”, katanya.

Pemerintah koalisi yang disebut Majority Alliance Change to Progress (AMP), yang dipimpin oleh Matan Ruak telah terpecah karena anggaran negara untuk tahun 2020 telah diblokir oleh pihak oposisi dan partai pemerintah, Fretelin.

Hasil dari pemungutan suara anggaran tahun 2020 yang diperdebatkan selama tiga hari dari 15 hingga 17 Januari 2020 akhirnya tidak memenuhi syarat karena hanya mendapatkan 13 suara sah, 15 suara menentang dan 25 abstain.

Perdana Menteri Taur Matan Ruak mengatakan situasi di Parlemen telah menunjukkan manajemen negara dalam situasi yang sulit.

Menurutnya, keputusan untuk mengumumkan pemilu atau memanggil partai politik untuk membentuk pemerintahan baru tergantung pada keputusan Presiden.

Pada 10 Februari 2020 Presiden Lu Olo menyatakan bahwa pemilu sebagai sumber daya terakhir sehingga ia meminta partai politik yang memiliki kursi di parlemen nasional untuk melakukan gerakan politik agar dapat memberikan solusi yang baik untuk kebuntuan politik ini.

Menanggapi permintaan ini pada 22 Februari 2020 partai Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) yang dipimpin oleh Kay Rala Xanana Gusmão, telah berhasil membentuk koalisi baru untuk membentuk pemerintahan baru.

"Kami akan menghentikan kebuntuan politik dan kami telah menandatangani akta. Kami percaya bahwa 34 kursi ini akan menjamin stabilitas pemerintahan baru," kata Xanana Gusmão melalui konferensi pers di kantor partai CNRT, Bairro Grilos, Dili Sabtu, 22 Februari 2020.

Xanana Gusmao menambahkan bahwa jika kebuntuan politik yang membuat Perdana Menteri Taur Matan Ruak mundur dibiarkan begitu saja, itu akan membawa kerusakan besar pada perekonomian negara, membuat komunitas kecil rentan.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus