Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Secret Service Amerika Serikat atau Agen Rahasia Kimberly Cheatle menolak seruan kalangan bipartisan agar mengundurkan diri karena dianggap gagal sehingga memungkinkan terjadinya upaya pembunuhan pada capres dari Partai Republik, Donald Trump. Cheatle juga membuat marah anggota parlemen karena menolak memberikan detail soal kejadian tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komite DPR AS dari Partai Republik yang diketuai James Comer dan Jamie Raskin dari Partai Demokrat yang biasanya saling silang pendapat pada banyak isu, namun kali ini kompak menyerukan agar Cheatle mengundurkan diri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Komite ini tidak dikenal karena model bipartisannya dan saya rasa hari ini kita bersatu dalam kekecewaan. Kami tidak memiliki keyakinan Anda bisa memimpin,” kata Comer kepada Cheatle.
Sedangkan Raskin mengatakan pada Cheatle mengatakan Kongres AS sudah hilang kepercayaan di saat-saat mendesak dan momen sulit dalam sejarah. Dengan begitu, pihaknya harus mengambil tindakan lebih.
Cheatle mengakui pihaknya kecolongan dan operasi yang gagal oleh Secret Service selama berpuluh tahun atas penembakan pada 13 Juli 2024. Dia pun membandingkan kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Ronald Reagan pada 1981.
Akan tetapi, Cheatle berulang kali menolak seruan mengundurkan diri. Dengan penuh keyakinan dia menyebut sebagai sosok terbaik untuk memimpin Secret Service pada saat ini.
Peristiwa penembakan pada Trump terjadi pada 13 Juli 2024, saat dia sedang berpidato di pawai di Pennsylvania. Tiba-tiba, ia tampak terjatuh ke tanah sambil memegangi telinganya.
Ia segera dikepung oleh petugas keamanan bersenjata dan terkapar selama sekitar satu menit. Teriakan dari penonton terdengar saat adegan itu berlangsung. Trump kemudian berdiri, mengepalkan tangan ke udara, dan berteriak "lawan." Ia lalu bergegas turun panggung dan masuk ke dalam kendaraan.
Ia segera dibawa pergi dari tempat kejadian. Rekaman video memperlihatkan darah mengalir dari telinganya saat ia meninggalkan panggung.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Netanyahu: Israel Tetap Sekutu AS Siapa Pun Presidennya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini