SERIBU petugas keamanan berjaga-jaga di sekitar pabrik Union Carbide (UC) di Bhopal, pekan lalu, ketika ratusan demonstran membawa obor dan 2.500 patung bos UC untuk India, Warren Anderson, yang siap dibakar, berpawai keliling kota. Para demonstran, sebagian besar anggota keluarga korban tragedi Bhopal setahun lalu, unjuk perasaan, karena ganti rugi US$ 200 milyar, yang dikuasakan pada 2.000 pengacara, sampai saat ini belum dibayar oleh UC - perusahaan raksasa urutan ke-37 di Amerika Serikat, yang mempunyai kekayaan US$ 10,3 milyar. "Tak ada yang tahu kapan dan berapa besar ganti rugi yang akan kami terima," kata Shyama Charan Dube, seorang pekerja sosial India. Tragedi Bhopal minta korban 2.500 orang tewas, dan 150 ribu penduduk menderita kebutaan dan infeksi pernapasan seumur hidup. Di antara korban yang cacat gara-gara menghirup gas racun methyl isocyanate, bahan pembuat pestisida, yang bocor dari tangki penyimpan pabrik UC Bhopal adalah Ram Kali, wanita separuh baya yang kehilangan dua anaknya. Ram Kali, sejak terisap gas racun itu, sering berguling-guling di atas tanah karena terserang depresi hebat. Santosh Raikwar dan Dropadi, yang masih terbaring di RS Hamidia, Bhopal, menderita sesak napas, dan mata mereka jadi kabur. Selain itu, menurut Direktur RS Hamidia, Bhandari, sekitar 500 dari 2.600 wanita yang hamil pada saat tragedi mengalami keguguran. Pemerintah India, melalui Negara Bagian Madya Pradesh, menyalurkan dana sekitar US$ 40 juta untuk santunan para korban yang belum bisa bekerja kembali, dan keluarga korban yang meninggal. Sedangkan Union Carbide membangun sebuah pusat riset dan pusat pengobatan seharga US$ 10 juta. Ganti rugi US$ 200 juta, yang ditawarkan UC, ditolak oleh pemerintah India. Menurut Negara Bagian Madya Pradesh, UC telah membangun pabrik yang memproduksi racun methyl isocyanate secara besar-besaran, tanpa mengindahkan faktor keamanan lingkungan. Misalnya, kata mereka dalam tuduhan setebal 17 halaman, pipa-pipa pabrik pestisida itu sudah karatan, sistem pendinginnya salah, sehingga kebocoran tidak dapat dicegah. Tapi Anderson membela diri dengan menuduh rakyat Bhopal yang cari penyakit sendiri. "Kami membangun pabrik pestisida di luar kota, tapi kemudian mereka membangun koloni di sekitar pabrik. Begitulah masyarakat Dunia Ketiga," ejek Anderson. Kini kedua pihak yang bersengketa menunggu keputusan Hakim Federal AS, John Keenan, mengenai penentuan tempat bagi peradilan yang akan berlangsung Januari mendatang. Union Carbide minta agar peradilan diadakan di India, di tempat peristiwa itu terjadi sedangkan India menganggap UC adalah perusahaan AS, maka peradilan harus diadakan di Amerika Serikat. UC berharap kalau peradilan diadakan di India, tuntutan ganti rugi yang bakal dijatuhkan hakim tak begitu besar. Sebaliknya bila di AS. Tragedi Bhopal bukanlah satu-satunya kecelakaan yang pernah merundung UC. Perusahaan patungan Union Carbide India Ltd., (AS 51%, India 49%), sejak dibangun 8 tahun lalu sudah mengalami empat kali kecelakaan. Tahun 1981 tercatat dua kali kecelakaan yang memakan satu korban dan 45 orang cedera. Tahun 1982, empat cedera, lalu tahun berikutnya 2 orang tewas. Di luar India, tragedi UC terjadi di Virginia Barat, AS, juga ditimbulkan oleh keracunan gas, dengan korban 135 orang cedera. Tragedi Bhopal, yang para korban dan ahli waris mereka kini sedang menunggu keputusan pengadilan, tampaknya bukan tragedi yang terakhir. Sebuah studi mengatakan bahwa ratusan pabrik yang berpotensi membunuh ratusan manusia seperti Union Carbide - 11 di antaranya terdapat di kawasan Madya Pradesh - beroperasi tanpa mempedulikan keselamatan kerja. Didi Prambadi Laporan kantor-kantor berita
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini