TADINYA yang jadi masalah adalah soal pengisian lowongan yang
ditinggal pergi kontingen Kanada. Tapi ketibaan pasukan
pendahuluan Iran ternyata disambut dengan berita-berita rencana
pengurangan jumlah personil komite tersebut. Barangkali soalnya
memang politis, tapi bagi Vietcong yang kabarnya memastikan usul
itu, alasan yang dipakainya adalah masalah ekonomi: Sebelum
penandatanganan persetujuan Paris, masing-masing fihak - Amerika
Serikat, kedua Vietnam dan Vietcong telah diberi tabu bahwa
biaya operasi KPI hanya 18 juta dollar setahun. Masing-masing
fihak akan memikul 23 persen dari jumlah tersebut, sedang negara
yang mengirimkan kontingennya akan kebagian masing-masing 2
persen.
Daerah yang kosong. Ternyata keluhan Vietcong itu mendapat
tanggapan yang serius dari Para anggota KPI, sementara Amerika
Serikat sendiri kabarnya juga merasakan betapa beratnya beban
yang harus dipikul dengan "mentraktir" Vietnam Selatan dalam
pembayaran 23 persen itu. Seorang anggota delegasi mengatakan
bahwa KPI sedang mempertimbangkan penarikan sebagian atau semua
teami-team sub-region yang berjumlah 26, untuk digantikan oleh
satuan-satuan mobil yang diambilkan dari ke-7 markas sub-region.
KPI malahan sedang mempertimbangkan pensrikan sebagian dari 8
team khusus yang ditugaskan untuk monitoring
penyelundupan-penyelundupan senjata ke Vietnam Selatan. Tanggal
31 Agustus yang lalu, fihak - Vietcong, dalam. KPI menyampaikan
nota pci-mintaan agar KPI menunda setiap rencana penyebaran
team-team ke empat daerah yang kosong, semuanya berada di
daerah-daerah yang diduduki komunis.
Tapi persoalan yang lagi hangat di Vietnam Selatan sudah tentu
tidak cuma berputar di sekitar biaya KPI, meskinun badan
penengah itu konon kini memang sedang dalam krisis keuangan.
Selain peitempuran-pertempuran yang masih juga tak kunjung usai,
menumpuknya kerja akibat kelumpuhan KPI sejak ditinggal pergi
kontingen Kanada bulan Juli yang lalu kini malahan menintbulkan
suasana depresi bagi Para anggota delegasi. "Waktu kami dikirim
kemari", kata seorang anggota KPI dari Polandia, "kami kira
tugas ini dapat diselesaikan dalam waktu enam bulan, tapi kini
kami tidak dxpat menentukan kapan tugas ini akan beres".
Sementara anggota KPI yang lainnya mengeluh tentang "suasana
kebencian yang makin menumpuk dan kesalahan yang ditimpakan
kepada KPI". Soalnya "Kami tidak bisa memaksakan suatu
keputusan", juga "tidak ada yang mau memperhatikan usul-usul
kami", keluh seorang -perwira Indonesia yang baru saja datang
dari Jakarta.
Sementara pasukan lengkap kontingen Iran masih juga belum tiba,
kelesuan KPI kabarnya sudah Pula menjalari tubuh Gabungan Komisi
Militer yang beranggotakan keempat negara peserta perdamaian
Paris. Semua itu memang lebih diperparah lagi oleh perkembangan
terakhir di Phnom Penh yang bukan tidak mengerikan Saigon,
sehingga kedatangan pasukan Iran nanti nampaknya hanya akan
disambut oleh hal-hal yang malah membikin mereka tidak Pula bisa
berbuat sesuatu yang diharapkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini