Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Krisis kertas

Produksi kertas dunia merosot, akibat negara penghasil kanada, finlandia, mengalami kelumpuhan pemogokan buruh. pengaruh dari kondisi ini terpukulnya amerika, inggris, jepang sebagai pengimpor kertas dunia.

15 September 1973 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI negeri-negeri yang maju seperti Amerika. Jepang dan Eropa Barat kri siskertas koran tidak terlalu dirisaukan macam di negara-nagara terkebelakang. Adanya berbagai ia komunikasi massa - tv, radio yang banyak di punyai negara-negara maju menghindarkan kemungkinan tertutupnya informasi bagi orang banyak. Sedang di negata-negara terkebelakang, jenis-jenis alat komunikasi belum memainkan peranan sebesar yang kini dipegang koran. Itulah sebabnya ancaman bahaya kini membayang-bayangi negara-negara terkebelakang ketika dunia sedang berada dalam keadaan langka kertas koran. Finlandia. Salah-satu sebab timbulnya keadaan itu adalah terus meningkatnya permintaan kertas koran tahun ini oleh perusahaan perusahaan surat kabar Eropa, Amerika Utara dan Jepang yang sedang asyik menikmati kemajuan pesat dalam bidang periklanan. Perusahaan-perusahaan kertas Skandinavia yang secara tradisionil menjadi pembuat kertas bagi dunia, kini sedang mengalami kekurangan mesin, sedang mesin-mesin yang ada sudah pula bekerja dengan kapasitas penuh. Sedang Kanada yang juga menjadi penghasil kertas yang penting, baru-baru ini mengalami kelumpuhan oleh sebuah pemogokan buruh sembilan hari pada 23 pabrik kertas. Finlandia kabarnya juga mengalami nasib seperti Kanada, sedang Swedia cuma bisa memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Negara-negara yang amat terpukul oleh keadaan ini Amerika Serikat, Inggeris, India dan Jepang. Di Amerika Serikat permintaan kertas tahun ini meningkat 8,9% dibanding tahun silam. Selama pertengahan pertama tahun ini saja permintaan diperkirakan berjumlah 5.470.000 ton atau 10.140.000 ton kalau diperhitungkan untuk jangka setahun dibanding tahun lalu yang seluruhnya hanya menghabiskan 10.046.000 ton. Selama lima tahun belakangan ini, antara 64 sampai 69% kebutuhan kertas Amerika Serikat dipenuhi oleh Kanada, kira-kira 3 persen oleh Swedia dan sisanya dari sumber-sumber dalam negeri sendiri. Akibat kekurangan sekarang ini, sejumlah surat kabar Amerika, termasuk The Wall Street Journal terpaksa mengurangi jumlah halaman maupun jumlah koran yang dicetak. Beberapa koran terpaksa pula mengurangi jumlah kolom dan jumlah halaman bersamaan dengan berkurangnya jumlah ruang iklan. Di Inggeris, harga suratkabar sejak bulan Desember tahun silam telah meloncat naik 25 persen. Tapi dari berbagai sumber, perusahaan-perusahaan koran Inggeris masih juga menerima kertas dengan harga yang tidak tetap pula. Iklan-iklan banyak kali dengan berat tidak bisa diterima, sementara edisi-edisi khusus ataupun lampiran terpaksa pula mereka tunda. Kepada para pembaca, perusahaan-perusahaan suratkabar Ingeris telah memberitahu ancaman kelangkaan kertas tersebut yang mungkin akan semakin menghebat menjelang akhir tahun ini. Sebuah penerbit beberapa hari yang lalu memperkirakan bahwa dalam waktu singkat Inggeris -- yang hanya membuat sendiri kira-kira sepertiga dari kebutuhannya - akan mengalami kekurangan kertas sebanyak 150 ribu ton. Mengurangi alokasi. Di India kekurangan kertas sekarang ini menyebabkan pemerintah terpaksa mengurangi alokasi kertas koran kepada penerbit-penerhit surat kabar sebanyak 30. Suratkabar hanya mendapat 163 ribu ton pada tahun 1973/1974 sedang tahun sebelumnya mereka memperoleh 230 ribu ton. Kontrak pembelian yang telah dilakukan pemerintah India dengan Uni Sovyet Bangladesh dan Kanada terpaksa batal akibat kenaikan harga yang mereka minta. Dan dengan produksi kertas dalam negeri hanya berjumlah 40 ribu ton, bisa dibayangkan betapa repotnya perusahaan-perusahaan suratkabar yang ketika kehilangan iklan, jumlah koran yang mereka harus jual juga berkurang. Di Jepang, tahm lalu harga kertas koran meloncat setinggi 60%. Majunya persuratkabaran dan periklanan menyebabkan Jepang makin tergantung pada kertas impor. Keadaan alam yang makin rusak oleh polusi menjadi salah-satu penyebab berkurangnya pohon kayu yang menjadi bahan baku bagi pabrik kertas. Yang nampaknya masih belum terlalu cemas adalah Eropa Barat. "Untuk sementara ini keadaannya cukup baik. Tapi mungkin pada musim gugur ini ada sedikit kesulitan, meskipun tidak akan sampai pada penjatahan", kata seorang penerbit di Jerman. Tapi kalau keadaan dunia terus dirundung kekurangan kertas, mau tak mau penderitaan itu akan merepotkan semua penerbit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus