PHNOM PENH memang masih dikuasai oleh Lon, Nol, tapi Kompong Som
menderita tekanan berat pemberontak. Pertempuran sengit yang
terjadi di sana pekan lalu mengakibatkan jatuhnya korban 100
jiwa penduduk sipil. Tapi Pangeran Sihanouk yang datang ke KTT
Aljazair mendapat sambutan nteriah oleh tuan rumah. dengan
permadani merah dan dentuman ternbakan, meriam 21 kali. Sebelum
berangkat meninggalkan Peking, bekas kepala negara Kamboja itu
masih juga menyempatkan diri berwawancara dengan Sylvana Foa,
wartawan UPI yang berdinas di ibu kota RRT itu. Yang terpenting
dari wawancara ifu adalah ini: "Kaum pemberontak Khmer akan
melancarkan gerangan untum langsung terhadap Ph"om Penh bulan
Desember yang akan datang dengan duungan militer langsung dari.
Vietnam Utara".
Musim kering. "Persetujuan antara pemberontak dengan Vietnam
Utara serta Vietcong kabarnya dicapai awal Agustus yang lalu,
dan kini mereka "sudah mulai mengirimkan cadangan-cadangan,
mereka itu kepada kami", kata Sihanouk Pula. "Saya bertemu
dengan brang nomor satu dari Republik Demokrasi Vietnam yakni
sekretaris ICC Partai Buruh Vietnam Utara Le Duan, dan ia
berjanji memberikan cukup amunisi untuk memungkinkan kami
melakukan serangan besar-bosaran terhadap Lon Nol musim kering
yang akan datang". Sambil tersenyum, Sihanouk berkata Pula:
"Berita ini baiknya anda sampaikan kepada Sirik Matak saudara
sepupu pangeran yang ikut ntengguling kannya pada 15 Maret 1970
- tentu ia, akan senang menerimanya".
Yang tentu kurang senang adalah Nixon. Selain karena Amerika
tidak bisa lagi rnembantu Lon Nol. dengan pesawat-pesawat
pembom, campur-tangan Vietcong dan Vietnam Utara juga memang
melanggar persetujuan Paris. Yang terakhir ini nampaknya tidak
di lupakan Sihanouk. "Amerika tidak akan mentberikan bantuan
ekonomi kepada Vietnam Utara kalau mereka melanggar persetujuan
Paris, sedang bantuan itu amat penting bagi Hanoi untuk
pembangunannya". Karena itulah ditempuh jalan kebijaksanaan
untuk tidak memasukkan senjata dari wilayah resmi Vietnam Utara,
melainkan memanfaatkan perlengkapan perang yang memang sudah ada
dalam wilayah gencatan senjata.
"Pemerintah Cina" telah menyatakan kesediaannya untuk mengganti
kerugian kepada Vietnam Utara untuk persenjataan apapun yang
Hanoi kirim ke alamat pemberontak-pemberontak Khmer", kata
Sihanouk.
Patriotisme. Tapi ketika berada di Aljazair, Sihanouk yang
memberikan keterangan pers kepada wartawan Bernard Kalb ternyata
mengatakan sesuatu yang menarik. "Saga tidak berkuasa atas Khmer
Merah", katanya. "Mereka tidak menyukai saya, dan saya juga
tidak menyukai mereka", ulasnya di depan lensa kamera milik
stasiun tv CBS Amerika. "Tapi saya menghargai patriotisme
mereka", tambahnya pula.
Lalu siapakah yang diwakili Sihanouk dalam pengasingannya di
Peking? Pertanyaan ini sejak lama memang telah di lansir oleh
teman-teman Lon Nol, termasuk Sirik Matak sendiri dalam suratnya
kepada Sihanouk barn-baru ini (TEMPO 8 September). Tapi
kenyataan demikian jangan pula- dengan cepat dinobatkan sebagai
tanda bahwa Sihanouk tidak punya apa-apa dalam pasar
tawar-menawar sekarang ini mengenai soal Khmer. Posisinya yang
makii baik sementara Lon Nol terus merosot, adalah faktor yang,
dengan jelas terlihat baik oleh fihak Amerika maupun komunis.
Dugaan bahwa Lon Nol makin sulit saja dipertahankan oleh Nixon,
akhir-akhir ini sudah makin meluas. Tapi adakah fihak Khmer
Merah - dengan bantuan Vietcong dan Hanoi yang akan melakukan
aksi ambil alih? Logisnya demikian, tapi barangkali, jadinya
akan lain. Dari pada jatuh sama sekali ke tangan komunis,
Amerika masih lebih aman jika Sihanouk - yang jelas bukan
komunis - kembali berkuasa. Hasil kompromi demikian ini bukan
mustahil dicapai oleh Washington, Peking dan Hanoi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini