Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Darat Lebanon menawarkan paket wisata keliling dengan helikopter militer, menyusul lumpuhnya perekonomian Lebanon. Rencananya, uang yang diperoleh itu nanti akan digunakan untuk biaya perawatan helikopter tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Perang ada di perekonomian sehingga diperlukan cara yang tidak biasa. Ide yang kami punya adalah mengajak helikopter kami berkeliling. Uang yang dihasilkan dari perjalanan yang dilakukan, akan digunakan untuk biaya perawatan pesawat-pesawat,” kata Hassan Barakat, Juru bicara Angkatan Darat Lebanon.
Seorang pria yang berjalan melewati lubang dengan penutup yang hilang di Beirut, Lebanon 4 Maret 2021. [REUTERS / Mohamed Azakir]
Helikopter yang akan disewakan untuk jalan-jalan ini adalah helikopter Robinson R44, yang dulu biasa digunakan Angkatan Darat Lebanon untuk latihan. Untuk setiap 15 menit keliling dengan helikopter ini biaya yang dibandrol sebesar USD 150 (Rp 2 juta).
Bank Dunia menggambarkan Lebanon sebagai negara yang mengalami depresi terdalam dalam sejarah modern. Nilai mata uang Lebanon anjlok sampai lebih dari 90 persen dalam tempo kurang dari dua tahun. Lebih dari separuh populasi di negara itu terpuruk dalam kemiskinan.
Sebelumnya pada bulan lalu, Kepala Angkatan Darat Lebanon Joseph Aoun memperingatkan krisis di negaranya yang diakibatkan oleh korupsi selama berpuluh tahun dan pemborosan oleh negara, bisa mengarah pada kelumpuhan semua institusi negara, termasuk Angkatan Darat Lebanon. Dia menyebut gaji tentara Lebanon sekarang per bulan USD 90 (Rp 1,3 juta).
Militer Lebanon telah menjaga stabilitas negara sejak berakhirnya perang sipil pada 1979 – 1990. Militer Lebanon mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan Qatar pada pekan ini mengumumkan akan mengucurkan bantuan berupa 70 ton makan per bulan untuk personel militer Lebanon.
“Ini adalah sebuah pengalaman yang bagus untuk anak-anak saya melihat Lebanon dan keindahan wilayah pantai Lebanon dari angkasa. Saya lebih pilih mengeluarkan uang USD 150 agar helikopter-helikopter bisa beroperasi lagi, pilot dan stafnya bisa terus terbang, ketimbang menghabiskan uang tersebut untuk makan di restoran atau hal lain yang tak ada artinya,” kata Adib Dakkash, 43 tahun.
Sumber: Reuters