Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Krisis Energi Eropa: Merkel Tak Menyesal Pernah Beli Gas dari Putin

Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengklaim tidak menyesal soal kebijakan energi yang diambil pemerintahnya dengan bergantung pada Rusia.

14 Oktober 2022 | 16.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri pertemuan satu hari yang membahas kondisi di Libya, 19 Januari 2020. Sumber: Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel mengklaim tidak menyesal soal kebijakan energi yang diambil pemerintahnya dengan bergantung pada Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menyebut, terlepas dari invasi Rusia ke Ukraina yang menyebabkan krisis energi di Eropa, keputusannya bekerja sama dengan Presiden Vladimir Putin di sektor gas itu benar dalam kurun waktu tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anda selalu bertindak pada saat Anda menemukan diri Anda sendiri,” kata Merkel saat ditanya tentang pendekatan pemerintahnya ke Rusia, kepada wartawan di Lisbon, seperti dikutip dari The Independent, Jumat, 14 Oktober 2022.

Merkel telah pensiun dari politik pada 2021 setelah 16 tahun menjabat sebagai kanselir. Dia sendiri menegaskan tidak pernah percaya pada gagasan 'Wandel durch Handel', atau membawa perubahan melalui perdagangan.

“Dalam hal ini, saya tidak menyesali keputusan sama sekali, sebaliknya, saya percaya bahwa itu benar dari perspektif waktu,” katanya. Dia menambahkan bahwa gas murah Rusia telah memungkinkan Jerman untuk terus maju dengan penghapusan nuklir dan batu bara secara bertahap.

Jerman dan negara-negara Eropa lainnya berusaha untuk mengakhiri kebutuhan mereka akan minyak dan gas Rusia setelah Vladimir Putin mengirim pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari apa yang dia sebut operasi militer khusus.

Invasi tersebut telah mengguncang keamanan Eropa dan memaksa negara-negara, termasuk Jerman, untuk mencari pasokan energi alternatif. Berlin telah berebut untuk mengamankan gas dari negara lain, termasuk Qatar.

Jerman kini telah menunda rencana penundaan penghapusan nuklir dan batu bara karena berusaha untuk menggantikan pengiriman gas yang dibatasi dari Rusia. 

Inflasi Jerman, sebagian besar didorong oleh meroketnya harga energi, berjalan pada 10,9 persen dan pemerintah telah berkomitmen untuk pengeluaran miliaran euro untuk membantu rumah tangga dan bisnis membayar tagihan energi yang meningkat.

Pipa Nord Stream 2, yang dirancang untuk menggandakan impor gas dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik, dihentikan pada hari-hari menjelang invasi.

“Invasi brutal oleh Rusia ini sekarang telah membawa perubahan. Ini adalah titik balik,” kata Merkel mengacu pada kebijakan energi Jerman.

Merkel menyebut, masalah energi sekarang adalah tanggung jawab pemerintahan baru Jerman yang dipimpin oleh Olaf Scholz.

Tahun lalu, 55 persen impor gas Jerman berasal dari Rusia. Sebagian dari itu merupakan hasil dari tindak lanjut hubungan perdagangan Merkel dengan Rusia dan mendukung jalur pipa Nord Stream 2 yang kontroversial, bahkan setelah Moskow mencaplok Krimea pada 2014.

THE INDEPENDENT

Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Lulus dari Universitas Gunadarma jurusan Sastra Inggris pada 2019. Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus