Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei mengungkap sebagian besar warga Jerman menolak kemungkinan kembalinya mantan Kanselir Jerman Angela Merkel. Merkel meninggalkan jabatan orang nomor satu di Jerman itu setahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam survei itu terungkap ada 71 persen responden yang tidak mau melihat Merkel kembali memimpin. Sedangkan 23 persen responden ingin dia kembali memimpin Jerman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angela Merkel. REUTERS/Fabrizio Bensch
Survei dilakukan Civey polling institute atas nama Funke Media Group dan diwartakan oleh sejumlah media di Jerman pada Sabtu, 26 November 2022. Ada 43 persen responden yang percaya kalau Merkel adalah kanselir yang lebih baik ketimbang Kanselir Jerman saat ini Olaf Scholz, namun ada 41 persen responden yang berpandangan sebaliknya.
Merkel sukses memimpin Jerman selama empat periode atau sekitar 16 tahun. Dia meninggalkan jabatan kanselir beberapa hari sebelum mengalahkan rekor Kanselir Jerman Halmut Kohl, sebagai kanselir Jerman terlama.
Sejak tak lagi menjabat sebagai kanselir, Merkel menghadapi kritikan kalau kebijakan energi Jerman telah membuat Jerman sangat bergantung pada impor energi Rusia. Merkel berkeras membeli gas Rusia adalah cara terbaik menuju sebuah masa depan hijau.
Sebelumnya pada awal pekan lalu, Merkel dalam wawancara dengan media mingguan asal Jerman Der Spiegel mengatakan konflik antara Moskow dan Kyiv tidak membuatnya terkejut karena perjanjian Minsk telah terkikis saat itu. Merkel berharap akan ada dialog baru antara Rusia dan Uni Eropa, namun dia pun menyadari inisiatif ini tak bisa dipaksakan.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Sejak melancarkan invasi ke Ukraina, Rusia telah menembaki area pemukiman penduduk dan infrastruktur milik warga sipil serta mengambil alih dua kawasan reaktor nuklir.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.