Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dokter-Dokter Kursus Lagi

Mutu rumah sakit di Indonesia berada di bawah standar, karena kelemahan dalam manajemen, untuk mengatasi, Ikatan Rumah Sakit Indonesia (IRSI) akan mengadakan kursus manajemen bagi para dokter.

15 September 1973 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUTU management rumahsakit-rumahsakit Indonesia berada di bawah standar. Begitulah kesimpulan yang dibuat oleh Prof. Querido dari Universitas Leiden setelah beberapa lama berada di Indonesia melakukan penyelidikan mengenai keadaan rumahsakit-rumahsakit di sini. Sementara itu dua tenaga ahli juga dari Negeri Belanda atas undangan pemerintah DKI dalam bulan Pebruari yang lalu telah melakukn survey mengenai hal yang sama. Survey ini juga menunjukkan bahwa kelemahan rumahsakit terutama dalam bidang managemen. Kilat. Siapakah yang salah? Kepala rumahsakit yang selalu seorang dokter dan belum tentu mahir tentang managementkah? Memang sudah lama terlontar berbagai kritik terhadap rumahsakit, terutama dalam hal pelayanan. "Saya kira adalah tidak adil kalau hanya menyalahkan dokter yang memimpin sesuatu rumahsakit", ulas Dr Waehjuni Bratawidjaja MHA, ketua Ikatan Rumah Sakit Indonesia yang awal bulan September ini mengadakan pertemuan, sekaligus menyelenggarakan up-grading management untuk para dokter yang menjadi anggotanya. "Sebab mereka memang tidak dipersiapkan untuk memimpin badan itu. Mereka hanya dipersiapkan untuk memiliki pengetahuan medis dan tidak dipersiapkan untuk jua memiliki kemahiran dalam management". Tetapi 72 peserta dari kulang lebih 50 rumahsakit dari berbagai daerah dalam pertemuan itu menurut Nyonya Wachjuni memang mengakui kekurangfahaman mereka mengenai management. Karena itulah mereka jadi ketagihan dan minta tambah up-grading tentang management yang berlangsung selama 3 hari di Hotel Kartika Chandra. Dalam kursus kilat itu antara lain memberikan pelajaran tokoh dari IRSI sendiri plus dari Departemen Kesehatan, Lembaga Administrasi Negara, Lembaga Management Universitas Indonesia dan ITB Bandung . Harus dokter. Rumahsakit Cipto Mangunkusumo belum lama ini, karena kekurangan biaya terpaksa menurunkan mutu makanan pasien. Agaknya ini akibat dari ketekoran-ketekoran yang dialami rumahsakit pemerintah itu. Nampaknya hampir semua rumahsakit umum di berbagai daerah mengalami nasib yang sama sialnya. Menurut dr Wachjuni yang pernah bekerja beberapa tahun di RS Cipto, hal itu bisa terjadi karena belum dilaksanakannya cost-accounting secara baik. "Saya tidak menunjuk RS Cipto, tetapi pada umumnya rumahsakit-rumahsakit memang belum melakukan cost accounting. Kalau mereka memang tak punya ahli di bidang itu saya kira mereka bisa memesan orang yang ahli dalam bidang tersebut. Sama misalnya seperti tak semua orang bisa menjahit pakaian, tetapi 'kan bisa minta jahit pada orang yang pandai", katanya. Dia mengatakan kepala rumahsakit di Indonesia ini akan selalu seorang dokter karena hal itu memang sudah diatur oleh undang-undang. Jadi tidak mungkin untuk mengangkat seorang yang bukan dokter sekalipun ahli daiam management untuk mengepalai sebuah rumahsakit. Sementara itu di berbagai negara di mancanegara, yang memimpin rumahsakit memang tidak selamanya harus seorang sarjana medis. Tidak mesti seorang dokter. Meskipun dulu negara-negara itu menjalankan kebijaksanaan seperti di sini juga pada mulanya. Superman. Tentang Ikatan Rumah Sakit Indonesia ini sendiri menurut nyonya Wahjuni kelahirannya memang karena berbagai alasan. Antara lain perlunya peningkatan mutu perawatan pasien yang memang jadi cita-cita masyarakat banyak. "Perawatan yang baik tidak mungkin dilaksanakan jika bagian yang tidak terlihat langsung ke dalamnya ditingkatkan. Misalnya bagian keuangan, pemeliharaan, pembelian dan pergudangan haruslah berjalan dengan baik. Tidak mungkin terselenggara perawatan yang baik kalau bagian-bagian yang tidak langsng ini, tak dikerjakan dengan baik. Sementara itu para pimpinan rumahsakit yang adalah dokter itu tidak punya bekal pengetahuan maagement". Untuk mengisi kekurangan inilah IRSI merencanakan program-program pendidikan management bagi para dokter anggotanya yang memimpin rumahsakit-rumahsakit. Bagi pimpinan rumahsakit yang berada di Jakarta nampaknya pekerjaan yang harus mereka tangani tidaklah sebanyak yang harus dikerjakan oleh dokter-dokter di daerah. Mereka mengepalai rumahsakit, menghadapi pasien, di samping menyediakan waktu buat praktek pribadi. "Seperti superman saja", kata Wachjuni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus