Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Warga Palestina Ditembak Israel di Awal Ramadan

Warga Palestina ditembak mati tentara Israel di awal Ramadan setelah perundingan damai di Mesir.

26 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Militer Israel berpatroli di dekat Gerbang Damaskus selama bulan suci Ramadan, di Kota Tua Yerusalem, 23 Maret 2023. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Warga Palestina ditembak tentara Israel di awal Ramadan.

  • Malaysia menyiapkan regulasi yang menghapus hukuman mati.

  • Bos kripto Korea Selatan ditangkap di Montenegro.

Israel

Pembunuhan Warga Palestina di Awal Ramadan

TENTARA Israel menembak mati Amir Abu Khadijeh, warga Palestina, dalam serangan di kawasan pendudukan Israel di Tepi Barat pada hari pertama Ramadan, Kamis, 23 Maret lalu. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lelaki 25 tahun itu ditembak kepalanya di Kota Tulkarem. Demonstrasi pecah di jalan-jalan untuk memprotes pembunuhan Abu Khadijeh ketika jenazahnya sampai di rumah sakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Polisi Israel mengatakan kepada Al Jazeera bahwa unit penyamaran mereka melakukan penggerebekan untuk menangkap warga Palestina yang diduga terlibat dalam beberapa serangan di Tepi Barat. Mereka mengepung sebuah rumah dan menembak Abu Khadijeh ketika dia mengarahkan senjatanya ke arah mereka. Abu Khadijeh adalah salah satu pendiri Brigade Tulkarem, kelompok bersenjata baru yang muncul di Tepi Barat dalam setahun terakhir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Situasi ini bertentangan dengan kesepakatan pejabat Israel dan Otoritas Palestina dalam pertemuan di resor Sharm el-Sheikh di Laut Merah, Mesir, pada Ahad, 19 Maret lalu. Pertemuan yang dimediasi Mesir, Amerika Serikat, dan Yordania itu menyepakati, antara lain, penurunan ketegangan menjelang Ramadan.

Ramadan di Palestina selalu diwarnai kekerasan. Pada tahun-tahun lalu, polisi Israel menyerang orang-orang Palestina yang berkumpul di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kekerasan mungkin kembali pecah pada Ramadan tahun ini, yang bertepatan dengan perayaan Paskah Yahudi dan Kristen.


Malaysia

Penghapusan Hukuman Mati

MENTERI di Jabatan Perdana Menteri Bidang Undang-Undang dan Reformasi Institusi, Datuk Seri Azalina Othman Said, menyatakan bahwa rapat kabinet pada Jumat, 24 Januari lalu, menyepakati beberapa kebijakan dalam upaya penghapusan hukuman mati. "Hukuman penjara seumur hidup dihapuskan sama sekali di semua undang-undang. Hukuman mati dihapuskan untuk pelanggaran yang tidak menyebabkan kematian," katanya seperti dikutip Bernama.

Azalina mengatakan nanti tidak akan ada lagi pidana penjara seumur hidup sebagai alternatif pidana mati. Pidana alternatif yang baru adalah penjara 30-40 tahun dan hukuman cambuk paling sedikit 12 kali. "Rancangan undang-undang baru ini juga mengizinkan vonis mati atau penjara seumur hidup untuk ditinjau oleh pengadilan federal."

Menurut Azalina, regulasi baru ini akan berdampak terhadap 957 terpidana mati dan terpidana seumur hidup. Dia menegaskan bahwa kebijakan pemerintah saat ini adalah mengubah hukuman, bukan menghapus hukuman mati, dengan diskresi pada hakim.


Korea Selatan

Bos Kripto Terraform Ditangkap di Montenegro

POLISI Montenegro menangkap Kwon Do-hyung alias Do Kwon, warga Korea Selatan dan bos perusahaan kripto Terraform Labs yang berbasis di Singapura. "Salah satu buron paling dicari di dunia ditangkap di Bandar Udara Podgorica," tulis Filip Adzic, Menteri Dalam Negeri Montenegro, di akun Twitter-nya pada Kamis, 23 Maret lalu.

Do Kwon, pengusaha mata uang kripto, di Podgorica, Montenegro, 24 Maret 2023. REUTERS/Stevo Vasiljevic

Februari lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) mendakwa Do Kwon dan perusahaannya telah memanipulasi aset kripto sehingga harga kripto Terra Luna dan TerraUSD anjlok luar biasa tahun lalu. Tindakan itu merugikan investor lebih dari US$ 40 miliar atau sekitar Rp 608 triliun. Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan Do Kwon pada September 2022.

Adzic menyatakan bahwa Do Kwon ditahan karena memegang dokumen palsu dan sedang menunggu konfirmasi resmi identitas pria itu. Pada Jumat, 24 Maret lalu, polisi Korea Selatan mengkonfirmasi bahwa tersangka di Montenegro adalah Do Kwon setelah sidik jarinya dicocokkan dengan catatan resmi.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus