Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operator kapal wisata Hawaii berencana untuk terus membawa wisatawan melihat lava Gunung Kilauea, tetapi akan mengikuti kebijakan baru penjaga Pantai dan akan berlayar lebih jauh setelah insiden letusan menyebabkan batu panas menimpa atap sebuah kapal wisata dan melukai 23 orang.
Dilaporkan Associated Press, 18 Juli 2018, penjaga pantai melarang kapal-kapal dari jarak 300 meter dari tempat lava gunung Kilauea mengalir ke laut. Sebelumnya penjaga pantai telah mengizinkan operator kapal yang berpengalaman untuk mengajukan lisensi khusus agar lebih dekat hingga 50 meter, namun kebijakan diubah pada Senin pagi 16 Juli setelah insiden itu.
Baca: Gunung Kilauea muntahkan lava, 23 orang luka-luka di Hawaii
Seorang perempuan berusia sekitar 20 tahun diangkut ke Honolulu dalam kondisi serius patah tulang paha. 22 orang lainnya yang terluka dirawat karena luka bakar ringan dan lecet, termasuk 12 yang dirawat di rumah sakit di Hilo.
Foto yang dirilis oleh Departemen Tanah dan Sumber Daya Alam Hawaii menunjukkan kerusakan atap perahu wisata setelah letusan menjatuhkan lava ke atap perahu di Pulau Besar Hawaii, Senin, 16 Juli 2018, melukai sedikitnya 23 orang. Lava berasal dari gunung berapi Kilauea, yang telah meletus sejak awal Mei.[Hawaii Departemen Tanah dan Sumber Daya Alam melalui AP]
Agen wisata Moku Nui Lava Tours, Kapten Kanoa Jones, yang kapalnya tidak terkena nsiden Senin lalu, mengatakan tidak mengoperasikan wisatanya hanya akan mendapat penghasilan dari restoran lokal dan bisnis lain yang bergantung pada pariwisata.
"Jika kita berhenti beroperasi, itu tidak hanya melukai kita, itu menyakiti masyarakat," kata Jones.
Letusan yang disebabkan oleh lava mengalir ke laut mengirimkan batu cair yang menimpa atap perahu wisata di lepas Pulau Besar Hawaii, melukai 23 orang, Senin, kata para pejabat.
Lihat foto: Erupsi Gunung Kilauea Merahkan Langit Hawaii
Juru bicara penjaga pantai, Matthew West, mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat mengatakan apakah penjaga pantai akan mengubah peraturan zona keamanannya sampai selesai penyelidikan.
Kota ini membatasi akses ke lava di darat untuk alasan keamanan, membuat wisata perahu dan helikopter menjadi satu-satunya pilihan orang untuk menyaksikan tontonan vulkanik secara langsung. Perjalanan laut dan udara masing-masing seharga sekitar US$ 250 atau Rp 3,6 juta.
Seorang polisi mengamankan perahu wisata "Hot Spot" Senin, 16 Juli 2018, di Wailoa Small Boat Harbor di Hilo, Hawaii. Letusan mengirim batu panas cair dan menimpa atap perahu wisata di perairan Pulau Besar Hawaii Senin, melukai sedikitnya 23 orang. [John Burnett / Hawaii Tribune-Herald via AP]
Shane Turpin, pemilik dan kapten kapal yang tertimpa batu panas gunung Kilauea, mengatakan dia tidak pernah melihat ledakan mengarah ke kapalnya. Dia dan kelompok turnya telah berada di daerah itu selama sekitar 20 menit dan berjarak sekitar 500 meter di lepas pantai.
"Ketika kami keluar dari zona itu, tiba-tiba segala sesuatu di sekitar kami meledak," kata Turpin.
Survei Geologi AS mengatakan ledakan dengan berbagai ukuran bisa terjadi kapan saja karena lava bersuhu 1.093 derajat celcius memasuki banyak air laut yang lebih dingin. Ledakan besar hari Senin mungkin dikarenakan air yang relatif dangkal pada titik di mana lava masuk ke laut.
Baca: Ratusan Rumah di Hawaii Kembali Dilahap Lava Gunung Kilauea
Sebaliknya, lahar yang memasuki samudera atau perairan dalam pada 2016 menabrak lereng yang curam dan dengan cepat jatuh ke bagian laut yang lebih dalam, kata Janet Babb, seorang ahli geologi dari Survei Geologi AS.
Dilansir dari Express.co.uk, Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyatakan bahwa salah satu celah yang terbentuk oleh gunung berapi terus memuntahkan lava pada level 8.
Celah menciptakan aliran yang telah memuntahkan metrik ton lava ke laut. Limpahan lava dari retakan celah juga telah mengancam permukiman dan 600 rumah lebih telah hancur sejauh ini. Aliran lava saat ini bergerak ke barat daya melintasi Teluk Kapoho, dan telah berhasil menghancurkan beberapa rumah lagi di sepanjang jalan.
Para ilmuwan telah dengan cepat mengkonfirmasi bahwa mengingat periode panjang erupsi yang tidak terputus berarti sangat sulit untuk memprediksi kapan letusan Gunung Kilauea akan berhenti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini