DULU, menjelang mundur dari kursi perdana menteri, Lee Kuan Yew sudah mengingatkan bahwa ia tidak akan mundur dari panggung politik Singapura. ''Bahkan dari tempat pembaringan seandainya saya sakit, bahkan setelah kalian memasukkan saya ke liang kubur, saya akan bangkit jika merasa segala sesuatu berjalan tidak semestinya,'' katanya suatu ketika. Pekan lalu, dari kursi Menteri Senior, tiga tahun setelah turun dari kursi perdana menteri, Lee Kuan Yew membuktikan kata- katanya itu. Ia bangkit, mencoba membereskan yang ''berjalan tidak semestinya''. Dan yang dianggap berjalan ''tidak semestinya'' adalah soal kepercayaan Perdana Menteri Goh Chok Tong atas Lee Hsien Long, yang lebih dikenal dengan sebutan BG Lee. Goh rupanya tak ingin segera mengaktifkan kembali Lee muda ini di posisi Menteri Perdagangan dan Industri. Ia ditarik dari jabatan itu akhir tahun lalu karena harus menjalani pengobatan guna memberantas kanker kelenjar limpa yang menyerangnya. Walaupun kini kondisi BG Lee sudah membaik setelah mengikuti enam kali pengobatan, Goh masih ingin Lee beristirahat lebih panjang. ''Saya kira kita harus memberi waktu baginya untuk pulih kembali. Baru nanti akan saya putuskan peran apa yang harus ia mainkan,'' kata Goh. Pernyataan itu yang tampaknya membuat Lee tua berang. Sejak tahun 1985 BG Lee sudah disiapkan sebagai pemimpin Singapura masa depan. Dan memang banyak orang menganggap Goh tak lebih dari ''penghangat'' kursi perdana menteri, yang sebenarnya disiapkan untuk BG Lee. BG Lee, putra sulung Lee Kuan Yew, memang terlatih lewat berbagai jabatan penting. Misalnya, menteri negara, menteri muda pertahanan, menteri perdagangan dan industri, maupun sebagai salah satu wakil perdana menteri. Tampaknya Lee tua menganggap pernyataan Goh sebagai usaha menyingkirkan anaknya secara perlahan-lahan. Padahal, sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, selama ini BG Lee dianggap berhasil menarik investasi asing. Buktinya, tahun 1992 lalu investasi asing di Singapura mencapai hampir US$ 2,8 miliar, meroket dari hampir US$ 890 juta pada tahun 1985. Dengan prestasi itu Lee tua yakin bahwa anaknya merupakan calon pemimpin Singapura yang terbaik. Dan, baginya, tak perlu mengangkat penyakit sebagai alasan untuk menghambatnya. ''Singapura memerlukan yang terbaik. Jika Singapura bisa menemukan orang yang tidak akan diserang kanker, orang yang tidak akan kambuh lagi, dan orang itu lebih baik dari Loong, orang itulah jawabannya,'' kata Lee. ''Tapi jika tidak bisa, kita harus mengambil kemungkinan yang terbaik.'' Tak ada jaminan apakah kini BG Lee akan bebas total dari serangan kanker limpa. Para ahli memperhitungkan kemungkinan BG Lee untuk pulih sekitar 80%. Dan itu sudah cukup bagi Lee tua. Lee Kuan Yew, yang pernah khusus bertemu dengan seorang ahli kanker dari Lembaga Kanker Beijing, mengatakan, untuk memimpin Singapura BG Lee tak perlu sembuh total. ''Ia bisa saja bekerja seratus persen, tapi untuk apa?'' kata Lee tua. Soalnya, sejauh mana Lee Kuan Yew masih mampu menekan Goh. Banyak orang Singapura yang jika dihadapkan pada pilihan Goh Chok Tong atau Lee Kuan Yew, lebih suka memihak Goh. Mereka sudah bosan dengan kepemimpinan Lee yang represif, sedangkan di bawah Goh angin segar demokrasi mulai berhembus. Paling tidak, bagi mereka, Goh adalah tokoh yang lebih terbuka untuk dialog. Apakah dugaan itu benar, pemilu 1994 akan membuktikannya. LPS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini