Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lee Dan Pemilunya

Partai aksi rakyat (pap) pasti akan menang pada pemilu di singapura. pada pemilu 1972, seluruh kursi parlemen sebanyak 69 diduduki pap. pap menguasai media massa, tv, radio dan serikat buruh. (ln)

18 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARTAI Aksi Rakyat (PAP) pasti menang. Yang jadi soal, apakah PAP akan melalap habis kursi-kursi yang dijatahkan di parlemen yang jumlahnya sebanyak 69. Juga menarik untuk dilihat, apakah kelima partai oposisi--Partai Pekerja, Front Rakyat Persatuan, Barisan Sosialis, PKMS - yang kelihatannya sekarang bersatu, akan kebagian kursi. Dalam pemilihan umum tahun 1972 partai-partai oposisi berhasil mengumpulkan 31% jumlah suara, walaupun tidak kebagian apa-apa. Ini terjadi karena "aturan permainan" yang dibuat oleh PAP, bahwa calon di daerah pemilihan yang paling banyak mendapat suara, mendapatkan semua kursi. Jauh sebelum pemilihan 1972, wilayah-wilayah yang jadi "benteng" oposisi diobrak-abrik pemerintah. Ini dilakukan sesuai dengan program "pembaharuan kota". Puluhan ribu, sekarang bahkan ratusan ribu orang, tempat tinggalnya digusur. Mereka diberi tempat tinggal berupa apartemen-apartemen bertingkat yang di Singapura tumbuh"bak cendawan di musim hujan". Tempat tinggal baru itu lebih baik dan cara membelinya pun ringan, bisa dikredit. Ini terang membuat partai-partai oposisi babak belur. Mereka telah kalah sebelum bertanding. Mereka menuduh bahwa PAP telah berlaku curang. Misalnya bahwa PAP sudah punya daftar pemilih di tempat-tempat yang kemudian digusur, sehingga mudah menyetelnya. Empat pemilihan yang diadakan sejak tahun 1959 menghasilkan PAP sebagai pemenang, jadi, katanya sangat mudah bagi partainya Lee Kuan Yew untuk mengatur strategi. Tapi mereka tak boleh menuduh terlalu keras. Bisa-bisa dituntut atau dijebloskan ke dalam tahanan. Kamus Lee Kecuali peraturan winner takes all yang digabungkan dengan sistim pemilihan di Amerika, Lee Kuan Yew tidak pernah berkonsultasi dengan oposisi yang tak berwakil di parlemen. Mengajak dialog dengan oposisi, apalagi menanya pendapat mereka, memang tak dikenal dalam kamus Lee. Walaupun ia tahu bahwa ada 1 dari penduduk Singapura yang menentangnya. Kini, dalam rangka kampanyenya, PAP mencoba mencemoohkan oposisi. Katanya mereka ini hanya bisa mengajukan calon-calon yang tak tahu ABC-nya pemerintahan. Seperti sopir taksi, juru tulis dsb. Minggu lalu, malahan Rajaratnam, menteri luar negeri, mengatakan bahwa oposisi sebetulnya bukan terdiri dari "politisi-politisi badut, sampah dan penipu", tapi sudah ada sejak PAP belum lahir. Itu, kata sang menteri luar negeri yang mendapat panggilan Raja, adalah Partai Komunis Malaya. Pihak oposisi nampaknya memang sengaja mengajukan calon-calon dari golongan rendah. Mereka tahu bahwa sopir taksi mencaci-maki pemerintah karena mereka harus tunduk pada peraturan lalulintas yang sangat keras. Tarif pun ditentukan oleh pemerintah. Tambahan lagi harga bensin dan ongkos penghidupan tambah naik juga. Para juru tulis pun diajukan karena mereka mengeluh dengan gaji kecil dan syarat-syarat kerja yang kaku dan keras. Para pemilik mobil juga dibina. Mereka dibuat tak berkutik dengan peraturan zone terbatas, harga bahan bakar, pajak jalan, uang parkir yang tinggi dan lain lagi yang mencekik leher. Pokoknya semua suara negatif ini dieksploitir. PAP yang merasa dirinya kuat, tidak begitu menghiraukan ini. Partai-partai oposisi juga belajar dari kekalahan mereka. Dan mencoba untuk bekerja sama. Misalnya mereka setuju untuk tidak bersaing di daerah pemilihan yang sama, supaya suara mereka tidak pecah. Mereka mencoba menghilangkan perbedaan di antara mereka, walaupun agak sulit juga. Karena tidak memerintah, kaum oposisi berani menjanjikan yang muluk-muluk. Terdengar misalnya sekolah gratis sampai SMP, jaminan sosial yang lebih baik dan kebebasan individu yang lebih longgar. Yang mau rambut panjang, oposisi berjanji akan membiarkannya. Pemerintah PAP tidak begitu menggubris langkah-langkah kaum oposisi itu. Mereka anggap sosialisme merekalah yang lebih baik. Keuangan negara punya cadangan sebesar S$ 8 milyar. Tidak baik apa-apa gratis karena, bagaimana pun pemerintah tak boleh tekor. Sekolah dan pengobatan tersedia dengan murah, kemacetan lalu lintas terpecahkan. Tapi beberapa pentolan PAP agak khawatir juga melihat reaksi rakyatnya. Mereka cuma tahu nilai uang saja -"money mind" kata Raja. Atau "selsh" (mementingkan diri sendiri), kata menteri pertahanan Goh Keng Swee. Yang terang PAP sebagai pemegang kekuasaan tidak mmberikan kesempatan sedikit pun kepa, oposisi. Waktu pemilihan diatur sebelu OPEC menaikkan harga minyak, yang terang akan memukul perekonomian Singapura. Kampanye yang hanya berlangsung l0 hari tidak memberi kesempatan oposisi untuk berkemas-kemas. Poster hanya boleh dipasang satu saja untuk tiap konstitusi, jadi di tempat yang ditetapkan pemerintah. Sebaliknya bagi PAP, ia punya waktu kampanye tak terbatas. Setiap saat menteri-menterinya akan berpidato memuji keunggulan-keunggulan berbagai kebijaksanaan pemerintah. Media massa pun dikuasai pemerintah. Hanya ada dua koran bahasa Inggeris: Strait Times dan The Nation Serta dua koran berbahasa Cina: Nanyang dan Sin Chew, dan beberapa majalah kecil. Tapi semuanya dikendalikan oleh PAP. Karena PAP memiliki saham dalam penerbitan-penerbitan tersebut. Demikian juga siaran TV dan radio. Selain dari itu serikat buruh terbesar, NTUC, seluruhnya dikuasai pemerintah. Oposisi pun menggunakan bantuan dari luar. Misalnya dari Sosialisme Internasional, itu klub kaum sosialis sedunia yang sudah ditinggalkan oleh PAP, karena perkumpulan itu menyerang kediktatoran Lee Kuan Yew. Rupanya PAP agak repot juga, karena walau bagaimana pun ia masih memerlukan bantuan internasional. Tapi PAP pasti akan menang dalam pemilihan umum yang akan datang ini melihat kedudukannya yang lebih meng untungkan. Tapi, kalau oposisi berhasi memperkecil perbedaan di antara mereka, diperkirakan mereka akan bisa merebut sebanyak-banyaknya 5 kursi. Lumayan, daripada tidak sama sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus