RIBUT yang melanda partai UMNO, partai Melayu yang terkuat dalam
Barisan nasional sekarang, menjadi reda setelah dua orang
timbalan (wakil) menteri kabinet Hussein Onn ditahan di bawah
Akta Keselamatan Dalam Negeri. Kedua menteri tersebut ialah
Datuk Abdullah Ahmad, timbalan menteri dalam Departemen Sains,
Teknologi dan Alam Sekitar (environment) dan Abdullah Majid,
timbalan menteri dalam Departemen Buruh dan Tenaga Rakyat.
Kedua tokoh ini menjadi sasaran kritik dari anggota-anggota UMNO
dalam persidangan agung UMNO Juni yang lalu kerana dianggap
taktik politik mereka itu memecah belahkan solidaritas
kepimpinan Melayu dalam UMNO. Bilamana Abdul Samad Ismail bekas
pengarang urusan (managing editor) The New Straits Times,
ditangkap di bawah Akta Keselamatan Dalam Negeri pada 2 Juni
kerana kegiatan komunisnya kampanye untuk mencari
infiltran-infiltran komunis dalam tubuh UMNO semakin kencang.
Samad Ismail dalam pengakuannya di talivisi Malaysia pada 2
September yang lalu berkata bahwa ia telah berjaya mempengaruhi
beberapa tokoh UMNO dari generasi muda untuk menjadi
talibarutnya. Akibat pendedahan Abdul Samad Ismail alias Zainal
(nama komunisnya) itu UMNO menjadi geger.
Kedua tokoh menteri yang ditahan kerana disyakki terlibat dalam
'United Front' komunis uni adalah sahabat karib Abdul Samad
Ismail. Perdana Menteri Malaysia yang lalu, allahyarham Tun
Abdul Razak, telah melantik mereka duduk dalam dua komiti panel
kesusastraan yang penting. Abdul Samad Ismail dan Datuk Abdullah
menjadi ahli panel Hadiah Sastra dan Abdullah Majid pula menjadi
sekretaris Panel Penasihat Sastra yang bertanggungjawab pada
Perdana Menteri Malaysia.
Ada banyak persamaan dalam latarbelakang ketiga tokoh ini.
Ketiga-tiganya pernah menjadi wartawan tapi yang paling menonjol
sekali ialah Abdul Samad Ismail. Samad Ismail dan Abdullah
Majid pernah ditahan oleh kerajaan British di Singapura pada
awal tahun 50-an kerana terlibat dalam kegiatan pro-komunis.
Ketiga-tiganya menjadi tokoh yang terkemuka setelah Tun Abdul
Razak menjadi Perdana Menteri Malaysia, dan menurut pengakuan
Samad, ia pernah diminta untuk merancangkan strategi pemilihan
umum pada tahun 1974 yang lalu. Dan kisah mereka menjadi lebih
geger bila ketiga-tiga sekali ditahan dibawah Akta Keselamatan
Dalam Negeri.
Dalam sejarah politik Malaysia tidak pernah seorang menteri
ditahan kerana dianggap berbahaya dari segi keselamatan negara.
Malaysia sendiri tidak mengakui Partai Komunis Malaya. Justru
itu komunisme hanya bisa meluaskan pengaruhnya melalui
infiltrasi lewat partai-partai politik, organisasi-organisasi
massa, organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa dan
sebagainya.
Untuk membuktikan bahwa komunis sudah menyerap masuk ke dalam
partai-partai politik pihak pemerintah telah menahan empat orang
tokoh politik yang lain bersama dengan dua bekas menteri
tersebut. Mereka terdiri dari Kassim Ahmad, Ketua Partai
Sosialis Rakyat Malaya yang juga terkenal sebagai seorang
penyaer Chan-Ken Sin, bekas ketua pengarang koran Cina, Sirl
Chew Jit Pao, sewaktu ditahan menjadi ketua sekretaris eksekutif
Malaysian Chinese Association, partai komponen dalam Barisan
Nasional dan dua orang dari partai oposisi Cina, Demokratic
Action Party yaitu Chan Kok Kit dan Chian Heng Kai, seorang
anggota parlemen dari Batu Gajah, Perak.
Sungguhpun enam orang tokoh partai politik sudah ditahan namun
pemerhati-pemerhati politik berpendapat ada lagi tokoh-tokoh
politik yang akan ditahan. Ada beberapa nama dalam senarai
Pemuda UMNO yang dianggap sebagai talibarut komunis masih belum
diamankan lagi. Ada semacam 'look and see' di kalangan UMNO
untuk melihat sejauh manakah Perdana Menteri Datuk Hussein Onn
akan bertindak terhadap anasir-anasir komunis dan pro-komunis
tersebut.
Setakat ini pihak Pemuda UMNO yang menjadi 'pressure group' yang
terpenting dalam politik nasional sudah pun memberi pujian
kepada Datuk Hussein dan Tan Sri Ghazali Shafie. Menteri Dalam
Negeri. karena mengambil sikap tegas terhadap tokoh-tokoh yang
disyakki terlibat dalam kegiatan komunis. Sokongan yang penuh
dari Pemuda UMNO sangat-sangat diperlukan oleh Perdana Menteri
dan Tan Sri Ghazali Shafie untuk memperteguhkan lagi kedudukan
politik mereka di mata UMNO.
Sekarang sokongan yang dikehendakki sudah dapat. Yang penting
apakah tindakan selanjutnya akan diambil terhadap tokoh-tokoh
lain yang juga terlibat dalam gerakan subversif itu? Apakah
hanya Datuk Abdullah Ahmad dan Abdullah Majid yang dianggap
merbahaya dari keselamatan negara yang datang dari UMNO'? Apakah
nama-nama yang termuat dalam 'black list' Pemuda UMNO yang telah
dikirimkan pada Perdana Menteri Tun Rak dahulu tidak dianggap
"membahayakan keselamatan negara"? Kita cuma menunggu sahaja
tindakan selanjutnya.
Bila saya bertanya pada Datuk Senu Abdul Rahman, sekretaris
jenderal UMNO dan bekas dubes Malaysia ke Indonesia di zaman
Sukarno dulu, beliau berkata, "Tunggu saja tindakan selanjutnya.
Wait and see"
Anggapan setengah golongan bahwa Datuk Hussein Onn "lemah" dari
segi kepimpinan adalah meleset. Tengku Abdul Rahman yang menjadi
Perdana Menteri Malaysia yang pertama merupakan PM Malaysia yang
"happy go lucky " dan terkenal sebagai anti-komunis nomor wahid.
Allahyarham Tun Abdul Razak lebih percaya pada golongan
teknokrat dan menggelarkan kabinetnya sebagai "action-oriented
cabinet" Datuk Hussein Onn yang dianggap "lembab" mempunyai
"style" kepimpinannya yang tersendiri. Beliau menahan dua bekas
menteri yang diasuh oleh Tun Razak, berasnya sendui, dan yang
juga menjadi menteri dalam kabinetnya sendiri.
Politik Malaysia semakin ribut jadinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini