Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

2 Juli 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jerman
Kohl Menyangkal

Bekas Kanselir Jerman Helmut Kohl menyangkal bahwa dia dan partainya telah menerima dana yang tidak jelas. "Selama 16 tahun berkarir, saya tidak pernah dibeli oleh siapa pun," tutur arsitek reunifikasi Jerman Barat dan Timur tersebut.

Tapi ternyata muncul bukti baru bahwa barang-barang bukti yang mengaitkan Kohl dengan suap sebesar US$ 1 juta telah dihancurkan pada hari-hari terakhir Kohl berkantor, dua tahun lalu. Implikasi dari bukti baru tersebut adalah tuduhan perbuatan kriminal penghilangan barang bukti.

Skandal suap terhadap Kohl ini memang sempat menjadi polemik di dunia karena Kohl tidak bersedia membuka nama-nama penyumbang di depan pengadilan. Selama penyelidikan, muncul beberapa nama donatur misterius, seperti perusahaan Prancis dan Arab Saudi.

Kepulauan Solomon
Sogavare untuk Solomon

Sebuah langkah maju. Para politisi di Kepulauan Solomon telah memilih Mannasseh Sogavare sebagai perdana menteri baru menggantikan Bartholomew Ulufa'alu, yang dipaksa mundur oleh pemberontak, 5 Juni silam. Sogavare berjanji, pemerintahnya segera menyelesaikan krisis dan mengupayakan rekonsiliasi.

Sebelum proses pemilihan itu, ketegangan di Honiara sempat muncul. Para anggota parlemen mendapat ancaman, sehingga mereka menunda hari pemilihan dua hari dari yang ditentukan. Itu pun dengan proses pemungutan suara yang dilakukan di HMAS Tobruk, kapal perang Australia yang berlabuh di Honiara.

Hasil pengumpulan suaranya pun tipis, yaitu 23 suara untuk Sogavare dan 21 suara untuk Ulufa'alu, sedangkan enam orang bersuara abstain.

Meksiko
Pemilu untuk Si Kaya dan Si Miskin

Presiden Meksiko, Ernesto Zedillo, telah memberikan jaminan bahwa pemilihan umum 2 Juli 2000 adalah pemilu yang bersih dan bebas dari kecurangan. Pernyataan ini membuat pemilu yang memilih presiden dan anggota parlemen itu menjadi sangat istimewa. Pasalnya, untuk pertama kalinya Meksiko menerapkan pemilihan yang demokratis, yang melibatkan lebih dari satu partai.

Jaminan Zedillo berarti tantangan bagi Partai Revolusioner Institusional (PRI), yang telah berkuasa selama 71 tahun dan terbiasa mempraktekkan kecurangan. Artinya, perolehan suara PRI dan partai oposisi paling besar, Partai Aksi Nasional (PAN), bisa benar-benar ditentukan oleh 59 juta pemilih. Tapi pihak Institut Pemilihan Umum Federal (IFE) tetap menyangsikan kejujuran PRI dalam berlaga.

Terlepas dari kejujuran pemilu Meksiko, The Economist berpendapat bahwa pemilu di Meksiko adalah persaingan pilihan antara "si kaya" dan "si miskin". Bila seorang pemilih berpenghasilan tinggi dan merasa telah menikmati kemakmuran ekonomi, dengan mudahnya dia akan memilih partai yang pro-status quo. Sedangkan bila sang pemilih berasal dari kelompok yang kurang diuntungkan, seperti buruh dan guru, sudah hampir pasti dia akan memilih PAN.

Zimbabwe
Menang tapi Terseok

Pemilihan umum parlemen Zimbabwe yang berlangsung pada 24 dan 25 Juni lalu tetap memberikan kemenangan tipis pada ZANU-PF, partai Robert Mugabe. Dari 120 kursi yang diperebutkan, ZANU mendapat 62 kursi. Sedangkan Partai Gerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC), oposisi yang baru berumur sembilan bulan, mendapatkan 57 kursi dan sebuah partai kecil mendapat sisa satu kursi.

Posisi Mugabe masih diperkuat dengan 30 anggota parlemen yang diangkat olehnya. Jika itu dijumlah, Mugabe masih memperoleh dukungan mayoritas dalam parlemen. "Siapa yang ingin memerintah, lakukanlah dengan memperoleh mayoritas suara," kata Mugabe pada 27 Juni lalu. Menurut laporan pemantau pemilu dari Uni Eropa, ZANU melakukan banyak kecurangan, misalnya dalam perhitungan suara, dan intimidasi kepada pendukung oposisi.

Tapi, tampaknya, ada satu hal yang positif dari kecurangan itu: Zimbabwe melakukan pemilu multipartai. Sebelum pemilu ini, hanya ada tiga anggota parlemen yang non-ZANU. Dengan lebih banyak "oposisi" di parlemen, Mugabe tidak bisa mengubah undang-undang seenak perutnya sendiri. Tampaknya, pada pemilu presiden tahun 2002 nanti, Morgan Tsvangirai, pemimpin MDC, sudah cukup kuat menjadi penantang Mugabe.

BB (dari berbagai sumber)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus