Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Filipina
Bebasnya (Beberapa) Sandera Jolo
Gerilyawan Abu Sayyaf melepas enam sandera yang telah ditahan di Pulau Jolo selama lebih dari tiga bulan, Jumat pekan silam. Mulanya, Jumat dini hari, empat sandera Malaysia dibebaskan, lalu beberapa jam kemudian pihak Abu Sayyaf kembali melepas dua orang Filipina. Sekarang, sandera yang masih tersisa berjumlah 30 orang, termasuk beberapa wartawan dari Jerman dan Prancis.
Menurut sumber dari kepolisian, untuk membebaskan sandera Malaysia, Abu Sayyaf telah menerima US$ 3 juta. Lebih jauh, pihak penyandera juga meminta jumlah besar uang ransom untuk setiap pembebasan sandera.
Tapi, menurut Ronaldo Zamora, orang kepercayaan Presiden Joseph Estrada, pembayaran uang tebusan untuk sandera dari Malaysia itu tanpa setahu tim negosiasi pemerintah Filipina. "Mungkin ada pengusaha kaya Malaysia yang memberi uang tebusan ke mereka," kata Zamora kepada media massa.
Sikap Estrada terhadap gerakan Abu Sayyaf dan kelompok muslim Filipina Selatan lainnya memang sangat keras. Estrada sama sekali tidak bersedia bernegosiasi dengan kelompok-kelompok di Mindanao tersebut. Bahkan Estrada lebih memilih menggunakan kekuatan militer untuk menyerang markas-markas kelompok tersebut.
Kepulauan Solomon
Damai Tentatif di Solomon
Kondisi di Kepulauan Solomon justru makin baik. Perundingan damai antara dua pihak yang berseberangan: etnis Guadalkanal dan Malaita dengan pemerintah Solomon, tampak berjalan lancar. Padahal, Jumat lalu, para pemimpin tidak muncul di meja perundingan, tapi seorang juru bicara menyatakan bahwa perundingan pasti kembali terjadi Senin ini. Semua perundingan damai berlangsung di HMAS Tobruk, kapal induk Australia.
Kesepakatan gencatan senjata yang telah tercapai pekan silam diharapkan dapat berlanjut dengan kesepakatan yang lebih permanen untuk mengakhiri konflik etnis yang sudah berlangsung 19 bulan itu. Tapi hingga saat ini milisi Malaita yang bersenjata modern masih menguasai Honiara, sedangkan milisi Isatabus yang bersenjata ala kadarnya menguasai pelosok Guadalkanal.
Pertikaian yang terjadi di Guadalkanalpulau terbesar di Solomonberakar dari sekitar 20 ribu imigran dari Pulau Malaita. Mereka datang ke Guadalkanal untuk bekerjakarena Malaita adalah pulau yang berpenduduk padat dan tidak terlalu subur. Tapi, karena pendatang Malaita sukses, penduduk asli Guadalkanal, Isatabus, jadi tersingkir secara ekonomi.
Fiji
Fiji Kacau Lagi
Semula rakyat Fiji sudah bisa berharap untuk kembali hidup normal. Pemimpin kudeta, George Speight, telah membebaskan bekas perdana menteri Mahendra Chaudhry dan para politisi lain setelah 56 hari disandera di gedung parlemen Suva. Tampaknya, Dewan Pemimpin Informal telah mencapai kata sepakat dengan Speight untuk meluluskan tuntutan pemberontak, yaitu pengembalian hak ke penduduk asli. Speight dan kawan-kawan bisa mendapat amnesti dari semua yang diperbuat.
Tapi tiba-tiba kondisi Fiji kembali memanas. Pasalnya, Presiden Ratu Josefa Iloilo, yang baru dipilih dan diyakini berpihak pada visi Speight yang mengutamakan supremasi penduduk asli Fiji, malah mengeluarkan pernyataan yang sebaliknya. "Sebagai kepala negara dan simbol persatuan nasional, saya tidak bisa menyetujui kabinet yang jelas-jelas mengesampingkan 43 persen dari populasi (India)," katanya.
Fiji kembali kacau. Pihak tentara mengeluarkan pernyataan bahwa upacara pengambilan sumpah jabatan presiden tertunda karena Iloilo sakit. Sedangkan pihak pemberontak menginginkan penundaan sumpah karena mereka tidak diajak berunding soal isi kabinet. Akibatnya, mereka kembali berulah dengan membakar mobil-mobil di depan gedung parlemen dan properti milik penduduk India.
Meksiko
Tim Pelangi Fox
Bak telenovela, kemenangan Vincente Fox dari Partai Aksi Nasional (PAN) sebagai presiden Meksiko selalu membuat orang penasaran. Mulanya beredar berita bahwa Partai Revolusioner Institusional (PRI)partai yang telah memerintah selama tujuh dekadeterancam perpecahan setelah kalah. Lalu, sejak pekan silam, Fox bersigegas membentuk tim kabinet pemerintahan, walaupun dia baru disumpah sebagai presiden pada 1 Desember 2000. Fox memberi titel pemerintahnya sebagai "pemerintahan transisi".
Lalu, siapa yang masuk tim Fox? Sudah bisa diduga, yang terpilih mendampingi Fox di pemerintahan adalah orang-orang terdekat Fox, yaitusekitar 20 orangdari tim kampanye presiden dan dari orang-orang dekat ketika menjabat gubernur Guanajuato. Fox juga menarik beberapa bekas elite PRI, yang menguasai soal konstitusi dengan baik. Partai kecil seperti Partai Revolusi Demokratik (PRD) juga dirangkul ke dalam tim.
Selain dari kalangan partai politik, Fox juga melengkapi timnya dengan orang-orang intelektual kiri dan teknokrat. Sedangkan Luis Ernesto Derbez, ahli perencanaan ekonomi PAN, dipatok menduduki posisi menteri keuangan. Derbez diharap segera berunding dengan Presiden Ernesto Zedillo dari PRI, yang berkuasa hingga akhir November 2000, tentang anggaran 2001.
Yang menarik, Fox justru tidak mengajak serta tokoh-tokoh gaek PAN yang Katolik, konservatif, dan kanan moderat. Memang, hubungan antara Fox, yang kiri, dan elite PAN itu sedang renggang. Maka, Fox sempat bilang bahwa pemerintahan mendatang adalah pemerintahan Fox, bukan PAN. Pemerintahan Fox dipenuhi dengan orang yang belum memiliki pengalaman memerintah.
Menurut The Economist, Fox ingin menggandeng kawan sebanyak mungkin. Mungkin yang terjadi nanti adalah "kabinet pelangi", berwarna-warni tapi cepat juga pudar menghilang.
Zimbabwe
Mugabe Maju Terus
Seperti buldoser, Presiden Robert Mugabe menggilas sambil memantapkan kekuasaannya kembali. Setelah dalam pemilu parlemen bulan silam partai Mugabe, ZANU-PF, menang tipis terhadap partai oposisi Pergerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC), Mugabe langsung melakukan langkah pengamanan kekuasaan.
Untuk menarik simpati, ia langsung mengumumkan 165 tanah pertanian milik kulit putih yang segera diambil alih, Senin pekan silam. Lalu Mugabe mengganti menteri-menterinya dengan orang lingkaran dalam kekuasaan Mugabe. Chenjerai Hunzvi, pemimpin veteran perang yang menjadi ujung tombak perampasan tanah pertanian milik orang kulit putih, diangkat menjadi menteri. Nah, Kamis pekan silam, Mugabe membuka sesi sidang parlemen untuk memutuskan percepatan program land reform untuk dibagikan ke warga Zimbabwe yang tak bertanah. Program tersebut sebenarnya adalah perampasan tanah pertanian milik orang kulit putih, tanpa kompensasi.
Pengambilalihan tanah di Zimbabwe mulai sejak Februari silam. Pelakunya adalah veteran perangtentara Zimbabwe yang dikirim ke Kongo untuk membantu perang sipil di negara tersebutyang harus kembali ke Zimbabwe karena pemerintah Zimbabwe tidak punya biaya untuk mereka. Tapi ternyata Mugabe tidak menyetop aksi perampasan tanah, malah mendukung dan merestui.
Kosovo
Kosovo Kembali Bergolak
Kehadiran 50 ribu tentara penjaga perdamaian PBB untuk Kosovo (KFOR) ternyata belum menjadi jaminan keamanan. Senin pekan lalu, terjadi bentrok antara etnis Serbia dan Albania di kawasan Kosovska Mitrovica, sehingga KFOR menggunakan gas air mata dan tembakan ke udara. Sehari setelah itu, kembali terjadi demonstrasi etnis Serbia menyambut kedatangan George Robertson, Sekretaris Jenderal NATO, dan 20 duta besar dari negara anggota NATO. "Bisa saja didatangkan 50 ribu lagi tentara, tapi itu tidak bisa menyetop orang berperilaku buruk," kata Robertson.
Kosovska Mitrovica memang daerah berpotensi konflik tinggi di Kosovo karena penduduk etnis Serbia dan Albania hidup berdekatan di daerah itu. Selama masa pendudukan tentara perdamaian (sejak Juni 1999), antara etnis Albania dan Serbia di daerah itutempat tinggal mereka hanya dipisahkan sebuah sungaipermusuhan tidak pernah mereda.
Banyak pihak mengkhawatirkan jika kekisruhan di Kosovska Mitrovica makin buruk. Apalagi pihak Serbia mengancam akan membuat keonaran bila salah satu aktivis Serbia yang dipenjara, Dalibor Vukovic, tidak dibebaskan. Jika kerusuhan berkembang tidak terkontrol, pemilihan umum lokal di Kosovo, Oktober nanti, terancam batal. Padahal, pemilu itu akan menentukan masa depan Kosovo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo