Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suriah Pelosi ke Suriah
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi mengunjungi salah satu musuh Gedung Putih. Rabu pekan lalu, di Damaskus, ia menemui Presiden Suriah Bashar al-Assad. Untuk meneruskan pesan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, kata Pelosi. Di Damaskus, ia menyampaikan kesediaan Israel membicarakan perdamaian dengan Suriah, dan mendapat sambutan bagus. ”Dia (Presiden Assad) siap untuk merundingkan perdamaian dengan Israel,” ujar Pelosi.
Presiden George W. Bush pun berang. ”Suriah pendukung terorisme dan bukan bagian masyarakat internasional,” ujar Bush. Pelosi politisi senior pertama Amerika yang berkunjung ke Suriah sejak hubungan Damaskus dan Washington memburuk pada 2003. Kunjungan itu sesuai dengan sikap Partai Demokrat yang menganggap penting menyertakan Suriah dan Iran dalam meredakan konflik di kawasan Timur Tengah.
Ukraina Presiden Versus PM
Ketegangan politik memuncak di Ukraina ketika Presiden Viktor Yushchenko memerintahkan pembubaran parlemen lewat dekrit, Senin pekan lalu. ”Parlemen bertindak melanggar hukum,” kata Yushchenko. Tapi Perdana Menteri Viktor Yanukovich menampik: sebelum ada keputusan mahkamah konstitusi, parlemen dan pemerintah harus bekerja seperti biasa. Koalisi partai Yanukovich merupakan mayoritas di parlemen.
Repotnya, Presiden dan Perdana Menteri mengerahkan pendukungnya di Kota Kiev. Ribuan pendukung Viktor Yanukovich berkumpul di luar gedung parlemen. Sedangkan Presiden Viktor Yushchenko juga telah meminta pendukungnya turun ke jalan. Ini pergulatan kekuasaan antara Presiden pro-Amerika dan pesaingnya, Perdana Menteri pro-Rusia.
Pakistan Protes Anti-Madrasah
Ratusan aktivis hak asasi memprotes sekolah agama (madrasah) di Ibu Kota Islamabad, Kamis pekan lalu. Mereka menuntut pemerintah membatasi lembaga pendidikan Islam, yang mereka sebut kekuatan ekstremis karena mendukung kekerasan dan tidak toleran. Protes itu dipicu aksi siswi madrasah Jamia Hafsa menculik seorang perempuan yang mereka tuduh sebagai muncikari dan menahan perempuan itu selama dua hari. Menurut mereka, berdasarkan hukum Islam, mereka punya hak menghentikan aktivitas amoral.
Inggris Serikat Buruh Super
Serikat buruh Inggris, Amicus, berupaya bergabung dengan serikat buruh di Amerika dan Kanada, Kamis pekan lalu. Jika disetujui, penggabungan ini akan menyedot 1,2 juta anggota serikat buruh ke Amicus sehingga menjadi salah satu serikat buruh terbesar di dunia dengan anggota sekitar tiga juta orang. Sekretaris Jenderal Amicus, Derek Simpson, bertemu dengan pejabat serikat buruh baja Amerika. Inilah pertama kalinya penggabungan serikat buruh secara internasional dibicarakan.
Menurut Simpson, ketika pengaruh serikat buruh surut, muncul kebutuhan melawan perusahaan global. Meski ada perbedaan hukum perburuhan di negara lain, satu serikat buruh super dapat menekan perusahaan dan manajer mereka. ”Misalnya soal upah, memungkinkan koordinasi bersama pemogokan di perusahaan yang punya pabrik di Inggris dan Amerika,” ujar Simpson. Sebelumnya, Simpson menggagas pembentukan satu gerakan serikat buruh yang mampu berhadapan dengan perusahaan multinasional.
Uganda Selingkuh OK
Pengadilan Konstitusi Uganda membatalkan undang-undang perzinaan, yang dianggap tidak konstitusional dan hanya menguntungkan laki-laki, Kamis pekan lalu. Berdasarkan undang-undang lawas, seorang perempuan dapat dihukum karena bersebadan dengan hukuman denda atau penjara maksimal 10 tahun. Sedangkan kaum laki-laki boleh bersebadan seenaknya tanpa dihukum. ”Ini tidak adil bagi perempuan yang menjadi korban, sedangkan laki-laki bebas berlenggang,” ujar hakim John Egwau, salah satu hakim konstitusi.
Perubahan itu diperjuangkan kelompok pengacara perempuan, Hukum dan Advokasi untuk Perempuan. ”Undang-undang sekarang baik untuk semua perempuan Uganda,” kata pemimpin kelompok ini, Dora Byamukama. Tapi muncul kekhawatiran bahwa keputusan hakim itu akan memicu kaum istri berselingkuh dengan pria lain karena tak ada hukum yang melarang.
Raihul Fadjri (BBC, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo