Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Irak Bom Sepatu di Masjid Syiah
Inilah bom kedua yang membunuh banyak jamaah Masjid Buratsa, Bagdad. Sedikitnya 10 orang tewas, 25 luka-luka ketika sebuah bom bunuh diri meledak di sebuah masjid Syiah di Bagdad, Jumat pekan lalu. Imam Masjid Syeikh Jalaluddin al-Saghir menyebutkan, bom ditujukan untuk membunuhnya. Menurut saksi, teroris menaruh peledak pada sepatunya. Tatkala orang melihat dan melarangnya mengenakan sepatu di masjid, ia pun mencopotnya dan ledakan gemuruh itu pun terjadi. Pada 7 April lalu, sebuah bom bunuh diri juga mengoyak masjid ini. Diperkirakan, ini merupakan balasan terhadap kematian tokoh Al-Qaidah, Al-Zarqawi.
Sri Lanka Terancam Perang Lagi
Sebanyak 61 orang tewas akibat bus melanggar ranjau di Distrik Anuradhapura, sekitar 200 kilometer di utara ibu kota Kolombo, Kamis pekan lalu. Tercatat 45 orang luka parah dalam bus yang sesak oleh penduduk yang akan pergi ke pasar. Di antara yang tewas terdapat 15 anak-anak. Pemerintah menuding kelompok pemberontak Macan Tamil Elam sebagai pelaku dengan menyatakan peristiwa itu sebagai ”aksi barbar teroris”. Tapi kelompok ini membantah.
Ini insiden terburuk yang mengorbankan warga sipil sejak pemberontak Macan Tamil dan pemerintah menyepakati gencatan senjata pada 2002. Insiden ini dikhawatirkan akan mengobarkan perang di Sri Lanka. Awal bulan ini, perundingan antara pemberontak dan pemerintah Sri Lanka di Oslo juga gagal. Kekerasan meningkat sejak awal April, saat perundingan antara pemerintah dan pemberontak mandek. Pemberontak Tamil menuntut otonomi bagi minoritas Tamil di utara dan timur Sri Lanka. Lebih dari 60 ribu orang tewas dalam konflik selama dua dekade ini.
Amerika Serikat Gantung Diri di Guantanamo
Tiga tahanan di penjara milik Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, Kuba, tewas gantung diri. Pengawal kamp tahanan menemukan dua tahanan warga negara Arab Saudi (Al-Utaybi dan Yasser Talal al-Zahrani), dan seorang warga negara Yaman (Ali Abdullah Ahmed), tergantung di langit-langit sel dengan keamanan maksimum menggunakan kain seprai dan pakaian, Sabtu 10 Juni lalu. ”Kematian tiga tahanan itu jelas akibat bunuh diri,” ujar Jenderal Bantz J. Craddock, Komandan Angkatan Darat Amerika Wilayah Selatan yang juga membawahkan kamp Guantanamo.
Komisi Tinggi untuk Hak Asasi PBB segera mengecam Amerika dan meminta agar kamp Guantanamo ditutup. ”Ini peristiwa yang sangat tragis. Sama sekali tak diharapkan peristiwa ini terjadi,” ujar juru bicara lembaga ini, Jose Diaz, Rabu pekan lalu. Uni Eropa kembali mengulangi tekanannya agar Amerika menutup Guantanamo. ”Meski dalam memerangi terorisme, standar kemanusiaan dan hak asasi harus diterapkan,” ujar Menteri Luar Negeri Austria, Ursula Plassnik, yang kini memegang jabatan kepresidenan Uni Eropa. Kelompok hak asasi internasional, pengawas PBB, dan banyak pemerintah asing berulang kali mengecam Amerika yang menahan 450 orang atas nama ”perang terhadap teroris” sejak kamp tahanan Guantanamo didirikan pada 2002. Gedung Putih tak mengakui tahanan itu sebagai tawanan perang agar tak terjangkau Konvensi Jenewa.
Belanda Sidang Pindah ke Den Haag
PBB memutuskan memindahkan persidangan bekas Presiden Liberia, Charles Taylor, ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda, Jumat pekan lalu. Semula Taylor akan diadili di Sierra Leone, tapi pengadilan Sierra Leone khawatir pengadilan akan mengguncang stabilitas politik di negara Afrika Barat itu. Belanda setuju pengadilan di Den Haag mengambil alih dengan satu syarat. Jika Taylor bersalah, ada negara ketiga yang bersedia menjadi tempat penjaranya.
Kamis pekan lalu, Inggris menyatakan bersedia. Taylor menghadapi 11 dakwaan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan karena mendukung pemberontak Sierra Leone yang menyiksa korbannya dengan memotong tangan, kaki, telinga, bibir selama perang sipil 1991–2002 dengan korban tewas sekitar 50 ribu orang. Taylor mengaku tak bersalah. Sementara itu, rancangan resolusi yang memungkinkan untuk memindahkan persidangan Taylor siap diajukan ke Dewan Keamanan PBB.
Nepal Akhirnya Berunding
Pemimpin kelompok gerilyawan Maois, Prachanda, bertemu pertama kali dengan Perdana Menteri Nepal Girija Prasad Koirala di Ibu Kota Kathmandu, Jumat pekan lalu. Pertemuan itu untuk mengakhiri perlawanan bersenjata yang sudah berlangsung selama 10 tahun. Pemerintah dan kelompok Maois ingin mencapai persetujuan menjelang pemilihan umum dan sebelum konstitusi Nepal disusun kembali. ”Agenda utama pertemuan adalah mendiskusikan pemilihan awal bagi parlemen dan menyelesaikan rintangan politik yang ada.” kata juru bicara pemberontak, Krishna Bahadur Mahara. Gerilyawan Maois setuju melakukan gencatan senjata.
Perdamaian di Nepal sedang dalam proses kemajuan setelah Raja Gyanendra setuju pada April lalu untuk tidak langsung memerintah setelah terjadi protes dan pemogokan selama beberapa pekan. Pemerintahan yang baru di bawah Perdana Menteri Koirala telah melepaskan tahanan pemberontak dari penjara dan menghentikan tuduhan terorisme. Tapi kedua belah pihak masih berbeda soal masa depan kerajaan. Kelompok Maois berharap pemilihan umum akan menghilangkan sistem kerajaan, tapi Koirala mengesampingkan kemungkinan itu. Perlawanan kelompok Maois dalam 10 tahun terakhir sudah menewaskan 13 ribu orang.
Cina Penjara untuk Reporter
Pengadilan memvonis satu tahun penjara seorang jurnalis Cina, Yang Xiaoqing, Kamis pekan lalu. Pengadilan Rakyat di Provinsi Hunan menyatakan dia bersalah karena menulis berita bohong di koran milik pemerintah ”Berita Industri dan Ekonomi Cina” tentang pemerasan yang dilakukan pejabat di Longhui sebesar US$ 100 ribu (Rp 950 juta). Yang ditahan sejak 22 Januari lalu, tapi ia menyatakan dirinya tak bersalah dan berkeras menyatakan bukti yang melawan dirinya dibuat-buat.
Di luar gedung pengadilan yang dijaga ketat polisi, ratusan orang memprotes vonis pengadilan. Beberapa di antaranya mengusung spanduk bertulisan ”Pejabat korup seharusnya tak mengancam reporter dan rakyat.” Yang menjadi target setelah menulis berita yang menuduh seorang pejabat Partai Komunis lokal, Yang Jianxin, menggerogoti aset negara. Sejak itu Yang Jianxin dipindahkan ke pos baru di badan penasihat pemerintah di dekat kota Shaoyang.
Amerika Serikat Zarqawi dan Bush
Meski serangan militer Amerika berhasil membunuh pemimpin Al-Qaidah di Irak, Abu Mussab al-Zarqawi, dukungan rakyat Amerika terhadap Presiden George W. Bush tak berubah. Jajak pendapat koran The Wall Street Journal dan NBC News yang dipublikasikan Kamis pekan lalu menunjukkan responden yang tetap tak puas dengan kinerja Bush sebagai presiden justru naik satu persen dibanding sebelum Zarqawi tewas, yakni 58 persen. Sebanyak 43 persen dari 1.002 responden dewasa yakin tewasnya Zarqawi tak mempengaruhi situasi di Irak. Hanya 16 persen responden berpendapat sebaliknya.
Iran Mulut Manis Ahmadinejad
Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyatakan Iran mempertimbangkan paket insentif dalam urusan nuklirnya. ”Secara umum, kami menghargai tawaran ini sebagai satu langkah ke depan, dan saya menginstruksikan kepada kolega saya agar secara saksama mempertimbangkannya,” ujar Ahmadinejad di Shanghai ketika menghadiri pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), Jumat pekan lalu. Pernyataan ini dinilai sebagai sinyal bahwa Iran sedang menyiapkan negosiasi atas paket insentif yang ditawarkan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman. Proposal itu juga meminta Amerika Serikat terlibat dalam negosiasi dengan sejumlah insentif, asalkan Iran membekukan program pengayaan uraniumnya.
Raihul Fadjri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo