Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

17 April 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nepal Bentrok Massa Anti-Raja

Polisi bentrok dengan massa anti-Raja Gyanendra di Parasi, kota di barat daya Ibu Kota Katmandu, Rabu pekan lalu. Sekitar 100 orang pemrotes melempari polisi ketika polisi melepaskan tembakan yang menyebabkan seorang pemrotes tewas dan lima cedera. Protes terhadap Raja Gyanendra berubah menjadi kerusuhan di banyak kota, dan aktivis prodemokrasi menyiapkan demonstrasi besar di jantung kota Katmandu. Tujuh partai oposisi yang didukung gerilyawan komu-nis mengorganisasi protes ter-hadap Raja Gyanendra yang mengambil alih kekuasaan eksekutif 14 bulan lalu. Sejak itu krisis politik berlangsung hingga kini.

Gyanendra justru menghabiskan waktunya di kota wisata Pokhara melewati kri-sis ini. Ia hanya membuat satu pernyataan pendek yang meminta rakyatnya tenang tanpa mengacuhkan tuntutan pemrotes untuk mengembalikan demokrasi. ”Ia gugup dan paham masalah berkembang menjadi lebih buruk,” ujar seorang diplomat negara Barat.

Thailand Thaksin Akan Berkuasa Lagi

Kekhawatiran kala-ngan opo-sisi bahwa Perdana Men-teri Thaksin Shina-watra akan kembali ke tampuk ke-kuasaan hanya butuh waktu saja. Menurut Sekreta-ris Jenderal Partai Thai Rak Thai, Suriya Jungrungreangkit, Thaksin akan kembali duduk di kursi perdana menteri dalam waktu satu tahun untuk melibas semua lawan politiknya. ”Kami di Thai Rak Thai bersatu mencipta-kan partai kami menjadi partai rakyat sesungguhnya dan kami akan mendedikasikan diri kami untuk membawa kembali Thaksin se-bagai perdana menteri dalam waktu satu tahun,” katanya, Selasa pekan lalu. Tak meng-herankan, analis politik menyatakan pengunduran diri-nya hanya siasat.

Italia Bos Mafia Tertangkap

Polisi menangkap gembong Mafia Sisilia Bernardo Provenzano, 73 tahun, di dekat peternakan Corleone, Sisilia, Selasa pekan lalu. Saat diringkus oleh satuan khusus polisi yang sudah mengawasinya, Provenzano tak melakukan perlawanan. ”Ia diam saja,” ujar komandan polisi Palermo, Giuseppe Caruso, Provenzano menghilang selama 43 tahun dari kejaran polisi Italia. Corleone adalah kota keluarga kaum Mafia yang dipimpin oleh Provenzano. Ia mendominasi aktivitas kriminal yang terorganisasi di Pulau Sisilia selama puluhan tahun berupa tindakan pembunuhan terhadap jaksa, wartawan, dan polisi penyelidik. Pengadilan menjatuhkan hukuman se-umur hidup secara in absentia sebanyak enam kali.

Spanyol Ribuan Tahun untuk Teroris

Jaksa Spanyol, Selasa pekan lalu, menggelar dakwa-an spesial terhadap 29 orang yang dituduh terlibat dalam pengeboman kereta api di Ibu Kota Madrid pada 2004. Dakwaan itu menyangkut pembu-nuhan, terorisme setelah menyelidiki cabang kelompok militan Islam. Berdasarkan berkas dakwaan setebal 1.471 halaman, para terdakwa sebagian besar imigran asal Maroko dan Suriah. Mereka meledakkan bom yang menewaskan 191 orang dan melukai sekitar 1.700 orang.

Tiga dari 29 orang itu didakwa melakukan 191 kali pembunuhan dan 1.755 kali percobaan pembunuhan, sedang tiga lainnya didakwa terlibat konspirasi dalam pengeboman itu. Tiga orang yang didakwa melakukan pem-bu-nuhan menghadapi ancaman hukuman ribuan tahun penjara, meskipun mereka hanya dihukum penjara maksimum 40 tahun. Undang-undang kriminal Spanyol tidak meng-adopsi hukuman mati dan hukuman seumur hidup.

Australia Downer menyogok Saddam?

Dua menteri dalam kabinet John Howard, Mente-ri Luar Negeri Alexander Down-er dan Menteri Perdagang-an Mark Vaile, menjadi sasara-n penyidikan dugaan penyuap-an dalam penjualan ga-ndum Australia kepada Irak. Komisi Penyelidikan Dugaan Penyuapan memeriksa Dow-ner, Selasa pekan lalu, untuk meng-ungkap tuduhan ba-hwa perusahaan eksportir gan-dum Australia, AWB, membayar US$ 220 juta (Rp 1,9 triliun) ke Irak antara 1997 dan 2003. Langkah itu untuk memenangkan kontrak gandum dalam program minyak Irak ditukar pangan PBB. Uang itu diduga masuk ke kocek Saddam Hussein.

Tapi Downer mengaku tak tahu-menahu. Ia juga meng-aku tak tahu ada 21 kontak diplomatik masuk ke de-par-te-mennya yang berisi peringat-an tentang aliran dana ilegal dari Australia. Kasus ini juga menyeret John Howard ke dalam pemeriksaan komisi itu, Kamis pekan lalu. Setali tiga uang, Howard juga mengaku tak tahu-menahu. Ka-sus ini menjatuhkan kredi-bi-litas pemerintah Howard.

RFX (BBC, AP, AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus