Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat Kofi Annan Tersandung
SEKRETARIS Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kofi Annan mengaku bertanggung jawab atas kegagalan program minyak PBB untuk pangan di Irak pada 1996 sampai 2003. Pekan lalu, dia membenarkan laporan tentang kegagalan program senilai US$ 64 miliar (setara Rp 640 triliun lebih) yang diajukan sebuah panel independen kepada Dewan Keamanan PBB. Laporan ini secara kritis menyebut manajemen Annan dalam program ini tidak sah, tidak etis, dan korup. Laporan itu juga merekomendasikan PBB segera mereformasi diri secara besar-besaran.
Program pengadaan pangan itu dibuat ketika Irak terkena sanksi ekonomi dan diberi kewenangan mencari dana untuk memberi makan rakyatnya. Laporan tim investigasi yang dipimpin bekas gubernur bank sentral Amerika Serikat, Paul Volcker, itu menyalahkan manajemen PBB. Alasannya, PBB membiarkan mantan Presiden Irak Saddam Hussein menyalahgunakan program pangan itu untuk kepentingan pribadi. ”Kami menyelidiki kejanggalan program minyak serta mencari bukti korupsi di PBB dan para kontraktor. Dua-duanya kami temukan,” kata Volcker. Hasil penyidikan itu tak melibatkan masalah kontrak yang diberikan kepada sebuah perusahaan tempat anak Koffi Annan bekerja.
Palestina Moussa Arafat Tewas
Bekas Kepala Badan Keamanan Otoritas Palestina, Moussa Arafat, tewas ditembak di Gaza pekan lalu. Ia dibunuh setelah diseret secara keji dari rumahnya oleh sekelompok orang bersenjata. Sebelum nyawa sepupu mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat itu meregang, baku tembak meletus selama setengah jam. Dalam aksi itu, Manhal Arafat, anak Moussa, diculik penyerang. Komite Perlawanan Populer (PRC) mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan ini. ”Kami segera menjelaskan alasan serangan dan penculikan itu nanti,” kata Abu Abir, juru bicara PRC.
Moussa, 65 tahun, dimutasi dari kursi Kepala Badan Keamanan Gaza awal tahun ini, lalu diangkat menjadi penasihat keamanan presiden. Media massa melaporkan, ”Komandan Satpam” Palestina ini punya banyak musuh dan dituduh korup. Pembunuhan itu menyingkap kabar tentang masih adanya ketegangan di Gaza setelah penarikan pemukim Israel. Pemimpin Palestina Mahmud Abbas lalu menggelar pertemuan darurat dengan Perdana Menteri Ahmad Qorei dan para pejabat keamanan untuk membahas soal ini. Manhal akhirnya telah dibebaskan para penculiknya pada Jumat malam pekan lalu.
Irak Pengacau Ditangkap
Dua ratus orang pengacau keamanan berhasil ditangkap di Kota Tal Afar, Irak, pekan lalu, setelah pasukan keamanan gabungan Amerika Serikat dan Irak menggempur kubu pertahanan mereka. Para pengacau yang ditangkap sebagian besar adalah gerombolan bersenjata dari luar Irak. Menurut keterangan juru bicara militer Irak, 150 orang yang ditangkap di kota dekat perbatasan Suriah itu berasal dari Sudan, Yaman, dan Yordania. ”Mereka semua berdokumen palsu,” kata komandan militer, Mohammed Ahmed.
Penyerbuan yang diwarnai sejumlah pertempuran berat dan pengeboman itu menewaskan banyak warga sipil di sejumlah kota. Pemerintah Irak melaporkan bahwa mayoritas warga yang berada 260 mil di utara Bagdad dan sekitar 35 mil dari perbatasan Suriah telah berhasil mengungsi. ”Kami mengevakuasi warga Sunni dari lokasi yang diyakini sebagai pusat lokasi pengacau,” kata Ahmed.
Awal pekan lalu, penyerbuan pasukan gabungan di wilayah perbatasan Suriah telah menelan korban jiwa warga sipil. Bahkan sejumlah rumah sakit dan fasilitas umum menjadi sasaran pengeboman sehingga puluhan orang tak berdosa meninggal atau luka-luka.
Thailand Panglima Muslim
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah Thailand memilih seorang muslim untuk menjadi Panglima Angkatan Darat. Negeri Gajah Putih yang berpenduduk mayoritas Buddha itu akan mengangkat Jenderal Sonthi Boonyaratglin sebagai pengganti Jenderal Prawit Wongsuwan yang memasuki masa pensiun. Mutasi di pucuk pimpinan Angkatan Darat Thailand ini diumumkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra melalui Radio Nasional Thailand, Kamis lalu. Raja Thailand Bhumibol Adulyadej merestui pergantian ini.
Sonthi, 59 tahun, adalah alumnus Akademi Militer Chulachomklao. Dia pernah memimpin Korps Infanteri Angkatan Darat Kerajaan Thailand. Terakhir ia menjabat sebagai Komandan Jenderal Pasukan Elite Komando Pasukan Khusus. Penunjukan Sonthi disambut baik karena diduga akan dapat meredam kesan miring bahwa pemerintah bersikap diskriminatif terhadap kaum muslim. Dalam 20 bulan terakhir, 870 orang meninggal karena kekerasan di Thailand Selatan.
Ukraina Kabinet Bubar
Krisis politik pemerintahan Ukraina mencapai titik nadir. Presiden Ukraina Viktor Yuschenko memberhentikan Perdana Menteri Julia Timoshenko dan merevisi kabinetnya pekan lalu. Dalam waktu dekat Julia digantikan Yury Yekhanurov sebagai perdana menteri sementara. Julia diberhentikan beberapa jam setelah Ketua Dewan Keamanan dan Pertahanan Petro Poroshenko, yang menjadi kunci penyokong pemerintahan, mengundurkan diri.
Krisis berawal ketika Alexander Zinchenko mundur dari jabatannya sebagai sekretaris kepresidenan, 3 September lalu. Setelah Presiden menyetujuinya, Zinchenko menggelar jumpa pers dan membeberkan alasannya. Ia merasa tak difungsikan secara maksimal oleh Poroshenko. ”Ada pembiaran dalam kekuasaan,” katanya. Setelah itu, Wakil Perdana Menteri Nikolay Tomenko ikut-ikutan mundur. Ia juga mengecam Presiden tak becus mengendalikan negara. Tudingan itu memerahkan telinga Poroshenko sehingga dia mengancam akan mengadukan mereka ke pengadilan.
Konflik itu mencuat akibat beragam tudingan atas kebijakan pemerintahan Yuschenko soal harga minyak dan kebijakan luar negeri. Yuschenko sudah berusaha menutupi konflik yang merusak citra Revolusi Oranye di dalam dan luar negeri, tapi tak kuasa melestarikan kabinet.
Singapura Tayangan Seksual
Berbagai kiat memacu pertumbuhan penduduk tengah digelar pemerintah Singapura. Salah satunya, secara terbuka mereka membuat program acara seksual di televisi. Acara bertajuk Love Airways yang berisi pendidikan seks bagi warga Singapura itu akan ditayangkan di stasiun televisi berbahasa Mandarin, Channel U, pekan depan—79 persen warga Singapura adalah keturunan Cina. Acara berdurasi satu setengah jam ini akan naik tayang setiap pekan dan dibawakan Doktor Wei Siang Yu alias Doktor Cinta, seorang konsultan seks.
Kepada AFP, seorang pejabat Singapura mengakui bahwa negerinya sedang berusaha menghapuskan pandangan konservatif dan kehidupan sosial yang kaku dalam kemasan acara seni, hiburan, dan pengetahuan. Program acara ini disebutnya sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan populasi dari 37 ribu kelahiran bayi tahun lalu menjadi 50 ribu. Namun, Sekretaris Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, Adrian Chung, membantah acara itu adalah kebijakan pemerintah. ”Mungkin program stasiun televisi yang mendukung pemerintah,” ujarnya kepada Tempo pekan lalu.
Jajak Pendapat Merkel Ambruk
SETELAH dua pekan menuai dukungan yang melambungkan dia ke klasemen teratas jajak pendapat menjelang pemilihan umum, Angela Merkel harus mengakui keunggulan Kanselir Jerman Gerhard Schroeder. Sepekan menjelang pemilu 18 September, manifesto konsep ekonomi Schroeder terbukti manjur. Konsep itu menciutkan nyali Merkel ketika berdebat dalam tayangan stasiun televisi ARD di Jerman, Minggu dua pekan lalu.
Gara-gara debat itulah, Merkel yang sebelumnya dijagokan mayoritas warga Jerman terpelanting dari dukungan partai terkuat Uni Kristen Demokratik. Schroeder kini boleh lega karena sesumbarnya tentang kemampuannya ”membuat dua gol sekaligus dalam lima menit” bukan omong kosong belaka. Inilah hasil jajak pendapat televisi ARD pekan lalu terhadap 1.000 responden di Jerman.
Siapakah yang lebih unggul dari perhitungan koalisi partai? Gerhard Schroeder Koalisi Partai Sosial Demokrat, Partai Kiri, dan Koalisi Hijau......49,5%
Angela Merkel Koalisi Partai Kristen Demokratik dan Uni Sosial Kristen......41%
Siapakah sosok yang pantas menjadi pemimpin? Schroeder......54% Merkel......35%
Manakah yang pihak yang lebih menjanjikan perubahan dipandang dari koalisi partai? Schroeder......36% Merkel........29%
Eduardus Karel Dewanto (AFP/AP/Pravda/Reuters/BBC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo