Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

2 Agustus 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakistan:
Tokoh Al-Qaidah Ditangkap

Pemerintah Pakistan telah menahan salah satu tokoh kunci Al-Qaidah, Ahmed Khalfan Ghailani, selepas sebuah aksi baku tembak pada Jumat pekan lalu. Ghailani disebut-sebut sebagai otak di balik aksi peledakan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Nairobi, Kenya, dan Dar es Salam, Tanzania, pada tahun 1998. Lebih dari 200 orang tewas akibat serangan teroris tersebut. Di antara korban yang meninggal, terdapat 12 warga Amerika Serikat.

Menurut catatan FBI (Federal Bureau of Investigation) Amerika Serikat, Ghailani merupakan tokoh teroris yang paling dicari. Bahkan pemerintah Amerika Serikat menawarkan US$ 5 juta (sekitar Rp 45 miliar) bagi siapa saja yang bisa menangkap atau memberi informasi persembunyiannya. Pria yang diperkirakan berusia 30 tahun itu selalu memperkenalkan diri dengan sebutan Foopie atau Ahmed dari Tanzania.

Menurut Menteri Dalam Negeri Pakistan, Faisal Saleh Hayat, pemerintah juga telah menahan seorang warga Tanzania yang diduga terkait de-ngan kasus Ghailani. Tersangka itu ditahan bersama istrinya serta dua warga Afrika Selatan lain setelah digerebek di sebuah kota kecil di Pakistan.

Irak:
Bom Bunuh Diri, 68 Tewas

Bom bunuh diri kembali mengguncang Irak. Rabu pekan lalu, sebuah bom menggelegar di dekat kantor polisi di Baquba, 65 kilometer di timur laut Bagdad. Jumlah korban tewas 68 orang, ditambah 56 orang luka-luka. Sebagian besar korban adalah para pemuda yang sedang mendaftar menjadi polisi.

Menurut keterangan resmi Kementerian Dalam Negeri Irak, bom diletakkan dalam sebuah mobil dan meledak sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Dari hasil penyelidikan sementara, disimpulkan bahwa pelaku bunuh diri menggunakan bom berkekuatan tinggi. Kepala Polisi Provinsi Diyala, Mayor Jenderal Walid Khaled Abdel Salam, menduga kelompok Ansar al-Islam pimpinan Abu Musab al-Zargawi terlibat dalam aksi ini. Insiden Baquba merupakan aksi bom bunuh diri yang paling tragis sejak Irak berada di bawah pemerintahan transisi.

Pada hari yang sama, dua warga Pakistan dieksekusi mati oleh penyanderanya di Irak. Raja Azad Khan dan Sajjam Naeem, nama kedua korban itu, adalah pekerja Al-Tamimi, perusahaan Arab Saudi yang berkantor di Kuwait. Kabar itu pertama kali diberitakan jaringan stasiun televisi Al-Jazeera, yang menerima rekaman eksekusi tersebut. Gambarnya tidak disiarkan karena terlalu mengerikan. Eksekusi itu terkait dengan rencana Pakistan mengirim pasukan ke Irak. "Berkali-kali kami menyatakan bahwa belum ada keputusan mengirim pasukan ke Irak, tapi mereka (penyandera) telah membunuh keduanya," kata Menteri Luar Negeri Pakistan, Khursheed Mehmood Kasuri.

Bangladesh:
Banjir Bernilai Rp 63 Triliun

Tragedi air bah kembali melanda Bangladesh. Dua pertiga wilayah negeri berpenduduk 133 juta jiwa itu terendam air. Sedikitnya 45 distrik dari total 65 distrik tenggelam dalam air bah. Sampai Kamis pekan lalu, korban tewas telah mencapai 500 orang. Dhaka, ibu kota Bangladesh, adalah wilayah yang paling parah. Hampir 40 persen wilayah kota yang dijejali 10 juta orang itu tersapu banjir. Sejak Senin pekan lalu, air sungai di wilayah itu meluap. Gara-gara banjir, penyakit dan gigitan ular juga mengincar para penduduk setempat.

Sejatinya, bencana ini sudah muncul sejak awal Juni silam. Musim hujan kali ini mencatat "hasil" yang cukup tragis: banjir terparah sepanjang 15 tahun terakhir. Keterangan resmi dari pemerintah Bangladesh menyebutkan, bencana banjir kali ini menelan kerugian sekitar US$ 7 miliar (sekitar Rp 63 triliun).

Selain Bangladesh, negara-negara di wilayah Asia Selatan lainnya, di antaranya India, Nepal, dan Pakistan, juga terendam air. Di India, dilaporkan 630 orang tewas dalam bencana ini. Dua negara bagian di India yang paling parah dihantam banjir adalah Bihar dan Assam.

Uzbekistan:
Bom di Kedutaan Israel dan AS

Serangkaian ledakan bom bunuh diri menggelegar di Tashkent, ibu kota Republik Uzbekistan, Jumat pekan silam. Insiden ledakan ini terjadi di luar gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat, di dalam gedung Kedutaan Besar Israel, serta kantor Kejaksaan Agung Uzbekistan. Sedikitnya dua orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka pada saat berita ini ditulis. Semua korban—yang tewas maupun luka-luka—berasal dari Kedutaan Besar Israel.

Duta Besar Israel untuk Uzbekistan, Zwi Cohen, mengakui adanya pengeboman tersebut. "Ada empat diplomat kami yang berada di dalam gedung saat kejadian itu berlangsung. Tapi kami semua selamat," ujarnya. Dari Amerika Serikat, Departemen Pertahanan AS juga membenarkan peristiwa tersebut—yang mereka sebut sebagai bom bunuh diri. Dari penyelidikan sementara, tudingan mengarah pada kelompok ekstremis Islam di Uzbekistan. Kurang-lebih 15 orang telah ditahan. Di antara mereka, ada yang pernah terlibat dalam pengeboman, penembakan, ataupun "kegiatan terorisme" lainnya.

Johan Budi S.P. (BBC, New York Times, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus