Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Republik Rakyat Luhansk, Leonid Pasechnik, menyatakan bahwa referendum untuk bergabung dengan Rusia akan diadakan secepatnya. "Saya pikir dalam waktu dekat akan diadakan referendum di wilayah republik (Luhansk). Rakyat akan menggunakan hak konstitusional mutlak dan menyatakan pendapat mereka untuk bergabung dengan Federasi Rusia", kata Pasechnik pada pertemuan dengan pers, seperti dikutip dari Sputnik, Minggu, 27 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhansk dan Donetsk, dua wilayah Donbass, timur Ukraina, memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 2014, setelah adanya konflik kekerasan. Kedua republik mengadakan referendum kemerdekaan dan menyatakan rencana untuk bergabung dengan Rusia, tetapi saat itu belum ada tanggapan dari Moskow.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai akibat dari perang selama delapan tahun di Donbass, lebih dari 13.000 orang tewas. Pada Februari 2022, Sputnik melaporkan, ada pengeboman intensif oleh pasukan Kyiv, yang mengakibatkan evakuasi massal dari Dontesk dan Luhansk.
Kedua wilayah, Luhansk dan Donetsk, mengajukan banding dan meminta bantuan ke Moskow. Akhirnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina itu, Senin, 21 Februari 2022.
Pengakuan terhadap dua wilayah di Donbass itu menjadi salah satu faktor eskalasi konflik, sebelum pada Kamis, 24 Februari, Rusia menginvasi Ukraina.
Sudah sebulan lebih perang Rusia Ukraina, ribuan warga sipil Ukraina menjadi korban jiwa dan jutaan lainnya mengungsi ke negara sekitar. Kondisi di medan peperangan yang makin memburuk menandakan belum ada solusi atas masalah ini.
Ukraina adalah negara eks Uni Soviet yang ingin menjadi anggota Uni Eropa dan NATO. Kehendak Ukraina itu, dianggap Rusia, bisa mengancam keamanan wilayahnya.
Baca: Biden Sebut Putin Tukang Jagal di Ukraina, Gedung Putih Beri Klarifikasi
SPUTNIK | REUTERS