Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mantan Kepala Shin Bet: Israel Tidak Menang bahkan jika Yahya Sinwar Terbunuh

Mantan kepala Shin Bet, Ami Ayalon, juga mengutuk "kepemimpinan beracun" Netanyahu yang membawa Israel kehilangan identitas.

27 Juni 2024 | 14.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mantan kepala badan keamanan Israel, Shin Bet, mengatakan bahwa, "Jika kami tidak mengakhiri pendudukan, kami tidak akan memiliki keamanan," sebelum menambahkan, "dan jika kita tidak mengakhiri pendudukan ini, kami tidak akan memiliki demokrasi." Ami Ayalon menyampaikan komentarnya dalam sebuah "wawancara yang sangat jujur" dengan Christiane Amanpour di CNN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam sebuah wawancara yang sangat jujur, mantan kepala keamanan internal Israel ini mengutuk apa yang ia sebut sebagai 'kepemimpinan beracun' Perdana Menteri Netanyahu, dan berpendapat bahwa ketika perang terus berlanjut, 'kita kehilangan identitas kita sebagai rakyat, sebagai orang Yahudi, dan sebagai manusia,'" tulis Amanpour di X.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini bukan pertama kalinya Ayalon berterus terang di depan publik. Dalam sebuah wawancara di awal tahun dengan Haaretz, ia mempresentasikan pembacaan hasil sampai saat ini dari perang di Jalur Gaza dan mengulas skenario untuk strategi keluar dari sudut pandangnya.

Dia mengatakan kepada Yossi Melman, seorang jurnalis Israel yang mengkhususkan diri dalam urusan keamanan dan intelijen, bahwa, "Jika ada orang yang berpikir bahwa Palestina akan menyerah bahkan jika [pemimpin Hamas di Gaza, Yahya] Sinwar kembali kepada penciptanya, mereka tidak tahu tentang Palestina, atau Hamas, atau gerakan-gerakan Islam radikal di abad ini." Dia menambahkan bahwa Israel tidak akan muncul dengan "gambaran kemenangan" dari perang ini, bahkan jika mereka berhasil membunuh Yahya Sinwar.

Ayalon menyerukan pembebasan semua tahanan Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina, termasuk Marwan Barghouti, yang ia yakini sebagai satu-satunya orang yang dapat memimpin Palestina di masa pascaperang.

MIDDLE EAST MONITOR

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus