Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Marvel telah menulis ulang karakter kontroversial Sabra untuk film terbarunya, Captain America: Brave New World, sebagai seorang "pejabat tinggi pemerintah AS", dengan menghilangkan latar belakang Israel dan alur cerita di tengah-tengah genosida "Israel" di Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam komik aslinya, Sabra awalnya adalah seorang agen Mossad yang bertugas di IOF, serta mantan Black Widow dalam program pembunuh fiksi Cinematic Universe. Rekonstruksi Sabra menawarkan biografi yang berbeda dengan kisah asal karakter tahun 1980-an karena identitas Israel-nya telah dihilangkan. Karakter ini telah dirancang ulang sebagai alter-ego bernama Ruth Bat Seraph, yang akan diperankan oleh aktris Israel, Shira Haas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meskipun karakter dan cerita kami terinspirasi dari komik, mereka selalu dibayangkan secara segar untuk layar dan penonton masa kini, dan para pembuat film mengambil pendekatan baru dengan karakter Sabra yang pertama kali diperkenalkan dalam komik lebih dari 40 tahun yang lalu," kata Marvel dalam sebuah wawancara dengan Variety pada 2022, saat itu studio menghadapi reaksi keras karena menyertakan karakter yang berafiliasi dengan Israel dalam film mereka yang akan datang.
Institute for Middle East Understanding, sebuah organisasi pro-Palestina yang berbasis di Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan pada 2022 yang mengecam penggambaran karakter tersebut karena "mengagungkan tentara dan polisi Israel."
Selain latar belakang Sabra sebagai mantan anggota pasukan pendudukan, namanya juga memicu kecaman. Sabra merupakan istilah Ibrani yang digunakan untuk menyebut orang Yahudi yang lahir di tanah pendudukan, serta nama kamp pengungsi di Lebanon di mana 800-3.500 orang Palestina dibantai di Lebanon.
Genosida yang dilakukan Israel selama sepuluh bulan terhadap warga Palestina di Gaza pada dasarnya merupakan alasan utama Marvel mengubah karakter tersebut secara drastis dan menunda film tersebut hingga Februari 2025. Mereka berharap dapat menghindari kecaman lebih lanjut dari publik. Namun, beberapa pihak menyerukan pemboikotan film tersebut karena masuknya karakter tersebut.
Seruan Boikot Sekuel Captain America
Organisasi-organisasi budaya Palestina, termasuk Institut Film Palestina dan Teater Kebebasan, menyerukan pemboikotan besar-besaran terhadap sekuel keempat waralaba "Captain America" dari Marvel pada April 2023. Film ini dianggap mempromosikan propaganda Israel dan mengagungkan kekerasan penjajah terhadap Palestina.
"Apa pun perubahan dangkal yang mungkin dilakukan Marvel, sejarah rasis anti-Palestina dan representasi apartheid Israel tidak dapat dibersihkan. Karakter Israel Marvel secara inheren terkait dengan pemerintahan apartheid ini, termasuk elemen fasisnya yang berpengaruh," kata Alia Malak dari Kampanye Palestina untuk Boikot Akademik dan Budaya terhadap Israel, dan salah satu pendiri BDS.
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Israel Terus Serang Gaza, 81 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir