Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pendukung kandidat kuat perdana menteri Thailand Pita Limjaroenrat berunjuk rasa di ibu kota Bangkok pada Minggu, 9 Juli 2023, menjelang pemungutan suara parlemen untuk kepala pemerintahan baru negara itu pada pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pita, pemimpin partai progresif Move Forward, menghadapi jalan yang tidak pasti untuk menjadi perdana menteri, walau mencetak kemenangan yang menakjubkan dalam pemilihan Mei.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenangannya menunjukkan hasrat perubahan warga Thailand yang menolak hampir sembilan tahun pemerintahan yang didukung militer.
Pita perlu mendapatkan dukungan dari Senat untuk menjadi perdana menteri menggantikan petahana Prayuth Chan-ocha dalam pemungutan suara yang ditetapkan pada Kamis 13 Juli 2023.
Aliansi delapan partainya mengumpulkan memiliki 312 kursi di parlemen. Namun, Pita membutuhkan setidaknya 376 suara dalam sidang gabungan legislatif bikameral, yang mencakup 250 anggota majelis tinggi yang ditunjuk selama pemerintahan militer.
Pita mengatakan pembicaraan dengan para senator sedang diadakan. Menurutnya mereka tidak boleh memberikan suara yang bertentangan dengan keinginan rakyat.
"Kami meminta mereka untuk memilih demokrasi, untuk mayoritas, dan untuk mengembalikan normalitas politik Thailand, sehingga kami akhirnya bisa bergerak maju," katanya kepada pendukung berpakaian oranye pada Minggu.
Pendukung Jaturong Soisri, 28 tahun, mengatakan hari pemungutan suara "akan memutuskan ke mana arah masa depan kita. Kita harus bersatu bersama".
REUTERS