Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mata-mata di ruang angkasa

Pesawat discovery, AS, diluncurkan dengan membawa misi yang penuh rahasia. Membawa satelit yang dapat memata-matai perkembangan militer Soviet. Tapi Soviet sudah meluncurkan satelit mata-mata cosmos 1603. (ln)

2 Februari 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETELAH empat hari mengangkasa, pesawat ulang-alik Discovery mendarat mulus di Cape Canaveral, Florida, Ahad lalu. Pesawat yang mengorbitkan satelit mata-mata ini kembali ke bumi lebih cepat. Semula kuat dugaan, Discovery akan tinggal di ruang angkasa 1-2 hari lagi. Tapi, pihak pengawas tiba-tiba mengumumkan Discovery sudah melintasi Teluk Meksiko dan dalam waktu singkat muncul di tempat peluncurannya semula. Orang-orang di situ terkejut. Sejak diluncurkan, Kamis pekan silam, Discovery serba diliputi rahasia. Untuk menghindarkan pelacakan Uni Soviet, misalnya, misi rahasia Discovery baru diumumkan 9 menit sebelum peluncuran. Kenyataan itu terasa ganjil, apalagi bagi wartawan yang selama ini bebas meliput berbagai kegiatan AS di ruang angkasa. Adalah Menhan Caspar Weinberger sendiri yang bertanggung Jawab untuk pengamanan Discovery. Tokoh Pentagon ini sempat berang kepada surat kabar Washington Post yang membocorkan isi muatan pesawat ulang-alik itu. Surat kabar tersebut, katanya, telah "membantu dan mengenakkan lawan". Mengapa? Discovery mengangkut sebuah satelit mata-mata militer yang bertugas menyadap data komunikasi seraya mengintip percobaan rudal Soviet. Dirancang untuk diorbitkan pada ketinggian 35.900 km di atas khatulistiwa, satelit ini dapat mengawasi wilayah Soviet terus-menerus. Menurut suatu laporan radio, satelit begitu peka hingga mampu menangkap suara mesin ketik dari balik tembok Kremlin. Alat penangkapnya yang sangat tajam bisa menerjemahkan bunyi itu dan menjabarkannya dalam kalimat biasa. Sungguh luar biasa. Tapi benarkah itu? Dibuat NASA atas pesanan Pentagon, satelit mata-mata ini menghabiskan biaya US$ 300 juta. Kontaknya ke bumi dilakukan lewat kode rahasia yang ditangkap pusat pengawas di Cahfornia. Karena tugasnya menyadap berbagai isyarat elektronik dari Soviet, misi rahasia itu langsung dikecam Moskow. Dengan satelit mata-mata ini, Pravda, surat kabar resmi Partai Komunis Uni Soviet, menuduh AS siap siaga dalam hal lomba senjata. Sedangkan Izvestia memperingatkan, Discovery bukti penolakan Washington terhadap usul penghentian militerisasi ruang angkasa. Dan ini berarti menggagalkan perlucutan nuklir. Tak pelak lagi, Moskow belakangan ini kian khawatir melihat gelagat Presiden Ronald Reagan. Meski sebersit harapan terlihat dalam perundingan nuklir Jenewa, Januari berselang, Reagan tiba-tiba mengukuhkan rencana penelitian program perang bintang. Ini terungkap dalam pidato pelantikannya untuk masa jabatan kedua sebagai presiden tanggal 20 bulan silam. Kalau berhasil, program Star Wars yang memanfaatkan sistem pertahanan ruang angkasa itu akan membawa manusia ke abad militerisasi angkasa luar. Kendati banyak ahli meragukan keberhasilannya, sistem pertahanan demikian diunggulkan Reagan. Bila saja sukses, semua rudal kontan tidak berguna. Padahal, kekuatan militer Soviet justru terletak di sana. Tapi sejauh menyangkut pertahanan ruang angkasa, Soviet tidaklah semiskin yang diduga orang. September tahun lalu, Moskow meluncurkan satelit mata-mata terbesar, konon, sebesar bis. Pentagon terperanjat bukan kepalang. Dilengkapi alat monitor elektronik satelit yang disebut Elint (Electronic Inteliigent) itu diduga bertugas menyadap pulsa elektronik dan berbagai isyarat lain, termasuk yang bisa diliput dari uji coba teknologi antariksa AS. Majalah Aviation and Space Technology melaporkan adanya beberapa manuver pendahuluan sebelum satelit Rusia ini diorbitkan di atas wilayah rawan AS. Berbagai gerakannya yang tidak lazim telah memaksa Pusat Operasi Pertahanan Angkasa AS untuk melacak dan menentukan wujudnya. Satelit itu kemudian diketahui bernama Cosmos 1603, diluncurkan oleh roket paling kuat SL-12. Kolonel (U) William McGarrity pemimpin Pusat Operasi Angkasa di Gunung Cheyenne, Colorado, mengatakan bahwa satelit itu berbeda dengan satelit yang dikenal sebelumnya. "Hal yang paling membingungkan ialah tidak ada alasan kua untuk mengorbitkan benda itu di tempatnya yang sekarang," ucap sang kolonel. Tidak heran bila ia dan para ahli lainnya menduga, satelit Soviet itu, di samping bertugas sebagai mata-mata, juga dipersiapkan sebagai stasiun tempur di antariksa. Kalau benar, bisa dimaklumi sikap Pentagon yang serba rahasia dengan Discovery-nya dan tekad Reagan yang begitu membaja dengan Star Wars. Lalu dengan lomba senjata itu, kedua adidaya tersebut mau apa? Cuma mereka yang tahu. Tapi upaya ke arah perdamaian dunia agaknya masih akan berlanjut. Awal pekan ini, diumumkan bahwa AS dan Soviet akan meneruskan perundingan nuklir Jenewa, 12 Maret mendatang. Adapun tiga tahap perundingan menyangkut rudal jarak jauh, rudal jarak menengah, dan senjata ruang angkasa. Delegasi AS akan dipimpin Max M. Kampelman, dan delegasi Soviet dipercayakan pada Victor P. Karpov. Paul H. Nitze juga tercatat dalam anggota delegasi AS, demikian pula Yuli A. Kvitsinsky yang sejak dulu memperkuat tim Uni Soviet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus