Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
CALIN Georgescu telah mengejutkan Rumania dan sekutu-sekutu Eropanya dengan memimpin putaran pertama pemilihan presiden di negara Eropa Timur ini. Ia adalah seorang tokoh sayap kanan yang kritis terhadap NATO dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reuters melaporkan bahwa Georgescu memimpin putaran pertama pemungutan suara dengan 22,9 persen, mengungguli kandidat oposisi kanan-tengah Elena Lasconi dengan 19,2 persen, dan dengan demikian akan berkompetisi dalam putaran kedua pada 8 Desember.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seandainya ia menang, Georgescu akan mengepalai angkatan bersenjata negara itu, mengetuai dewan pertahanan tertinggi yang memutuskan bantuan militer, menunjuk perdana menteri, hakim agung, jaksa penuntut, dan kepala dinas rahasia.
Dia juga akan berbagi kendali atas pengeluaran pertahanan dengan pemerintah dan mewakili Rumania di KTT NATO dan Uni Eropa.
Mengapa sekutu Eropa mengkhawatirkan kemenangannya?
Calin Georgescu lebih memilih mendekati Rusia dan menantang posisi pro-Ukraina Rumania.
"Keamanan datang dari dialog, bukan konfrontasi, ketika Anda bersikap elegan dan beradab," katanya kepada lembaga penyiaran swasta Rumania, Digi24, bulan ini. "Apakah Anda pikir Zelensky adalah orang yang elegan, seorang patriot?"
"Tidak ada alasan bagi kita untuk berbicara tentang perang sepanjang waktu, kita harus peduli dengan perdamaian, tanpa perdamaian kita tidak dapat membangun apa pun."
Hingga saat ini, Rumania tetap mendukung Ukraina, mengizinkan negara tetangganya itu untuk menggunakan pelabuhannya, Constanta, di Laut Hitam, untuk mengekspor biji-bijiannya.
Apa yang akan terjadi jika Georgescu terpilih?
"Rumania adalah pemain kunci dalam hal keamanan dan pertahanan di Eropa dan untuk mendukung Ukraina," kata Oana Lungescu, mantan juru bicara NATO kelahiran Rumania yang kini menjadi rekan di lembaga think tank Royal United Services Institute.
"Apa pun, kebijakan apa pun, dan aktor politik apa pun yang mengubahnya berisiko tidak hanya menimbulkan dampak besar pada Rumania itu sendiri, pada arah keamanan dan demokrasi Rumania, tetapi juga untuk keamanan Eropa dan kawasan Euro-Atlantik," katanya kepada Reuters.
Seorang diplomat senior Uni Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa akan menjadi "bencana" bagi Uni Eropa jika Georgescu memenangkan kursi kepresidenan, mengingat perbatasan bersama Rumania dengan Ukraina dan fakta bahwa Rumania adalah salah satu negara besar di blok Eropa.
Yang juga menjadi perhatian para sekutu Eropa adalah Georgescu yang menggambarkan Ion Antonescu, pemimpin de facto Rumania pada Perang Dunia Kedua, yang dijatuhi hukuman mati atas perannya dalam Holocaust Rumania, serta Corneliu Zelea Codreanu, seorang pemimpin Garda Besi sebelum Perang Dunia Kedua, salah satu gerakan anti-Semit yang paling kejam di Eropa, sebagai pahlawan nasional dan "martir"
Diplomat Uni Eropa itu mengatakan bahwa pandangan Georgescu terhadap pasangan tersebut, dan juga terhadap NATO, akan meningkatkan ketegangan di dalam dan luar negeri.
"Bayangkan diskusi di Dewan (Eropa), bayangkan polarisasi yang akan dia bawa di dalam negeri," kata diplomat Uni Eropa itu.
Siapa Georgescu?
Dilansir Al Jazeera, popularitas Georgescu melejit di TikTok, di mana ia mengunggah video-video yang membahas keadaan masyarakat Rumania pada umumnya - seperti masalah ekonomi dan inflasi. Di TikTok, dia juga terlihat berbicara di podcast, menghadiri gereja dan berlatih judo. Ia adalah pemegang ban hitam judo. Video-videonya telah mengumpulkan 3,6 juta suka.
Georgescu, 62 tahun, menggunakan kehadirannya di TikTok untuk mengirimkan pesan yang kuat, sederhana dan emosional, menunjukkan bahwa ia adalah "orang sederhana yang dapat melawan para elite". Ia mengatakan bahwa hal ini mirip dengan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, yang mampu mengumpulkan suara kelas pekerja untuk memenangkan pemilu awal bulan ini.
Namun, ia tidak selalu menjadi orang luar: ia telah memegang berbagai jabatan pemerintahan di dalam negeri, termasuk sebagai pegawai negeri senior di kementerian lingkungan hidup dan urusan luar negeri, sementara di luar negeri, ia pernah bekerja sebagai pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang dampak limbah beracun terhadap hak asasi manusia.
Dia juga merupakan anggota partai politik: oposisi kanan-kanan Aliansi untuk Persatuan Rumania (AUR), yang pernah memuji-mujinya sebagai pilihan mereka untuk menjadi perdana menteri.
Ia meninggalkan AUR pada tahun 2022 setelah anggota partai senior mengatakan bahwa sikapnya yang pro-Rusia dan anti-NATO merusak citra partai. Dalam sebuah wawancara pada tahun 2021, ia menyebut perisai pertahanan rudal balistik NATO yang terletak di kota Deveselu, Rumania, sebagai "hal yang memalukan dalam diplomasi" dan mengatakan bahwa aliansi Atlantik Utara tidak akan melindungi anggotanya jika mereka diserang oleh Rusia.
Pilihan Editor: Tentara Rusia di Perang Ukraina Bergerak dalam Tempo Tercepat