Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RIBUAN pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan yang dipenjara, Imran Khan, bergerak ke ibu kota Islamabad minggu ini. Mereka menerobos barikade dan bentrok dengan polisi untuk menanggapi seruannya untuk melakukan aksi duduk, Reuters melaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Khan, pendiri Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), menyerukan protes nasional dan mendesak orang-orang untuk membanjiri ibu kota untuk merebut kembali mandat yang telah "dijarah" setelah adanya tuduhan kecurangan pemilu pada pemilihan umum 8 Februari lalu. Tuntutannya juga termasuk pembebasan tahanan politik dan pembatalan perubahan kontroversial pada peradilan Pakistan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat personel paramiliter dan dua polisi tewas dan lebih dari 100 personel keamanan terluka ketika protes yang dilakukan oleh para pendukung Khan berubah menjadi kekerasan.
Menyusul serangan-serangan tersebut, pemerintah federal mengerahkan tentara di ibu kota negara bersama dengan perintah tembak di tempat pada Selasa, 26 November 2024, kata media pemerintah.
Berikut ini adalah apa yang menyebabkan protes tersebut dan babak baru demonstrasi politik di Pakistan:
Apa yang diinginkan para pengunjuk rasa?
Tuntutan utama dari PTI yang dipimpin Khan adalah pembebasan semua pemimpinnya, termasuk Khan, yang telah dipenjara atas serangkaian tuduhan korupsi sejak Agustus 2023.
Mereka juga menuntut pengunduran diri pemerintah saat ini atas apa yang mereka sebut sebagai kecurangan dalam pemilihan umum tahun ini.
Para pendukung PTI dari seluruh penjuru negeri, termasuk istri Khan, Bushra Bibi, telah bergerak ke ibu kota, dengan sejumlah besar orang datang dari kubu partai tersebut di provinsi utara Khyber Pakhtunkhwa.
Bibi, dalam pidato singkatnya kepada para pengunjuk rasa, mengatakan bahwa aksi ini hanya akan berakhir setelah Khan dibebaskan.
"Saudara-saudaraku, selama Imran tidak bersama kita, kita tidak akan mengakhiri aksi ini," katanya kepada para pendukungnya di sebuah perhentian di dekat Hazara Interchange. "Saya akan tetap berada di sana sampai nafas terakhir saya, dan kalian semua harus mendukung saya. Ini bukan hanya tentang suami saya, tetapi tentang negara dan pemimpinnya," kata Bibi yang bercadar di atas sebuah truk beratap terbuka, seperti dikutip Al Mayadeen.
Mereka telah bersumpah untuk memasuki ibu kota dan berunjuk rasa di lapangan umum dekat parlemen yang merupakan lokasi protes yang populer, mengadakan apa yang para pemimpin sebut sebagai aksi "bertindak atau mati".
Bagaimana respons pemerintah?
Pemerintahan Perdana Menteri Shehbaz Sharif belum memberikan indikasi akan tunduk pada tuntutan tersebut. Pihak berwenang telah menggunakan kontainer-kontainer pengiriman untuk memblokir jalan-jalan utama dan jalan-jalan di Islamabad, dengan polisi dan paramiliter yang berpatroli dengan perlengkapan anti huru-hara.
Jaringan internet seluler terputus dan sekolah-sekolah telah ditutup selama beberapa hari di ibu kota dan kota garnisun Rawalpindi. Pertemuan-pertemuan telah dilarang di Islamabad.
Apa yang terjadi sejak mobilisasi dimulai?
Ribuan pendukung bentrok dengan polisi dan pasukan paramiliter pada akhir pekan lalu, ketika mereka mencoba memasuki Islamabad.
Kedua belah pihak telah melaporkan adanya korban luka-luka dan kantor perdana menteri mengatakan bahwa anggota paramiliter tewas ketika mereka ditabrak oleh sebuah mobil dalam konvoi protes tersebut. Kementerian Dalam Negeri menyebutkan jumlah korban tewas mencapai empat orang.
Menteri Dalam Negeri Mohsin Naqvi mengkonfirmasi bahwa seorang polisi tewas di dekat Islamabad.
Shehbaz Sharif mengutuk kematian petugas tersebut dan memerintahkan agar mereka yang bertanggung jawab diidentifikasi dan diberikan hukuman yang setimpal.
Ke mana tujuan para pengunjuk?
Para peserta aksi bertujuan untuk mencapai bundaran dekat parlemen yang telah lama menjadi titik kumpul untuk protes dan aksi duduk yang telah menandai politik Pakistan yang bergejolak selama beberapa dekade.
Lokasi tersebut berada di zona merah Islamabad yang dibentengi dengan ketat, rumah bagi parlemen, instalasi-instalasi penting pemerintah, hotel-hotel mewah, kedutaan-kedutaan besar dan kantor-kantor organisasi-organisasi asing.
Bagaimana sejarah protes politik di Pakistan?
Politik yang penuh badai dan kerusuhan selama 77 tahun sejarah Pakistan telah mencakup protes dan aksi duduk oleh partai-partai oposisi.
Khan memimpin salah satu aksi duduk terbesar di Pakistan pada 2014 ketika para pendukungnya yang memprotes pemerintah PML-N menduduki lokasi bundaran selama 126 hari.
Para pendukung PTI terakhir kali berbaris di Islamabad pada Oktober, memicu bentrokan berhari-hari dengan polisi yang menewaskan satu petugas.