Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Melacak Yahya Sinwar terbukti sulit bagi militer Israel. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, nama Sinwar menjadi buronan nomor satu. Namun, hingga kini Israel belum mampu menangkapnya. Ia diyakini masih tinggal di labirin terowongan Hamas di bawah Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan New York Times, Minggu, 25 Agustus 2024, menyebutkan bos baru Hamas ini mungkin telah meninggalkan tempat persembunyiannya beberapa tahun lalu. Dalam laporannya itu, media AS tersebut mengutip pejabat Israel dan Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seberapa sulit Israel melacak Yahya Sinwar?
Dalam sebuah kasus, seperti dilansir Jerusalem Post, Sinwar dilaporkan meninggalkan kompleks terowongannya hanya beberapa hari sebelum unit-unit komando Israel menyerbu bangunan itu pada 31 Januari. Melarikan diri ke Khan Yunis, Sinwar hanya meninggalkan beberapa dokumen dan, yang menunjukkan kekayaan pimpinan Hamas, uang senilai 1 juta NIS.
Meskipun Ismail Haniyeh telah dilenyapkan, dan Mohammed Deif, komandan Brigade Al-Qassam, diakui Israel telah terbunuh, militer Israel belum juga berhasil menemukan jejak Sinwar. Padahal, Shin Bet telah mendedikasikan sebuah unit khusus untuk memburunya.
Mengapa IDF sulit melacak Sinwar? Karena Sinwar dilaporkan menghindari komunikasi elektronik selama berbulan-bulan. Sebaliknya, serangkaian kurir manusia disebut menyampaikan komunikasi atas namanya - metode yang digunakan oleh tokoh teror internasional lainnya seperti Osama Bin Laden, demikian dilaporkan Times.
Namun, sementara teroris Al Qaeda Bin Laden tetap dalam keadaan pasif bersembunyi selama bertahun-tahun, Sinwar terus memainkan peran penting dalam kepemimpinan Hamas - bahkan dipromosikan sejak pembunuhan koleganya, Ismail Haniyeh, di Iran.
Para pejabat Qatar, Mesir, Israel, dan Amerika mengatakan kepada Times bahwa komunikasi sekarang membutuhkan waktu yang jauh lebih lama daripada sebelumnya. Jika sebelumnya Sinwar dapat mengirim pesan dalam hitungan hari, kini para wakilnya harus bertindak sebagai proksi dalam diskusi-diskusi atas namanya.
The Times melaporkan bahwa AS telah menyediakan radar penembus tanah untuk membantu pencarian. Namun, seorang pejabat yang mengetahui pengaturan pembagian informasi intelijen AS-Israel mengatakan kepada The Times bahwa AS membagikan lebih banyak informasi daripada yang bersedia diberikan oleh Israel. AS dilaporkan sangat ingin berbagi informasi dengan harapan dapat membantu menemukan beberapa warga Amerika yang masih tertawan di Jalur Gaza.
Siapa yang mengetahui keberadaannya?
Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin Hamas baru-baru ini telah menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk memandu gerakan Palestina selama salah satu masa yang paling menantang dalam sejarahnya.
Israel mengklaim bahwa Sinwar bersembunyi di terowongan di Khan Younis, sebuah kota di selatan Gaza tempat ia dan keluarganya tinggal. Namun hanya sekelompok kecil orang yang mengetahui lokasinya.
Sejak perang dimulai, Sinwar hanya muncul dalam sebuah video yang dirilis oleh tentara Israel, yang menunjukkan dirinya berada di sebuah terowongan sehari setelah serangan 7 Oktober. Sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat atau terdengar kabarnya, sehingga menimbulkan keraguan apakah ia masih hidup dan memimpin Hamas.
Asharq Al-Awsat, koran Arab yang bermarkas di London, berusaha mengumpulkan informasi tentang situasi Sinwar, namun kondisi yang sensitif dan rumit membuat pertanyaan tentangnya menjadi sulit.
Sumber-sumber Hamas di Gaza mengatakan kepada Asharq Al-Awsat bahwa tidak ada seorang pun di dalam gerakan ini yang mengetahui secara pasti di mana Sinwar berada, apakah di dalam atau di luar Gaza.
Namun, sebuah kelompok kecil yang terpercaya mengetahui dan berfungsi sebagai penghubung antara dia dan pimpinan ketika dibutuhkan.
"Beberapa orang ini memastikan kebutuhannya terpenuhi dan memfasilitasi komunikasinya dengan pimpinan di dalam dan di luar Gaza dengan menggunakan metode yang rumit," tambah sumber tersebut.
Bagaimana ia berkomunikasi?
Banyak yang meyakini bahwa saudara laki-laki Sinwar, Mohammed, yang juga seorang komandan senior di Brigade al Qassam Hamas, bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan dan pergerakan Sinwar.
Beberapa analis berpendapat bahwa saudara laki-laki Sinwar, yang juga merupakan target utama Israel, dapat memimpin brigade tersebut jika Israel benar-benar membunuh Mohammed Deif.
Meskipun tidak terlihat oleh publik, Sinwar tetap aktif terlibat dalam Hamas. Sebuah sumber mengkonfirmasi kepada Asharq Al-Awsat bahwa Sinwar tetap melakukan kontak secara teratur dengan kepemimpinan gerakan melalui berbagai cara.
Sejak perang dimulai, Sinwar telah mengirimkan pesan-pesan rutin tentang operasi dan bagaimana menangani tantangan yang dibawa oleh perang. Instruksi-instruksi ini, yang sering ditulis tangan atau diketik dan ditandatangani oleh Sinwar, disampaikan secara diam-diam.
Selain pesan tertulis, Sinwar juga melakukan kontak telepon langsung dengan para pemimpin Hamas pada saat-saat kritis. Seorang sumber senior mengkonfirmasi bahwa, setelah mengatur kondisi yang aman, Sinwar berhasil melakukan panggilan telepon, meskipun hal ini membutuhkan upaya yang cukup besar untuk mengaturnya.
Sumber tersebut juga mengungkapkan bahwa Sinwar mengirimkan setidaknya dua pesan tertulis dan satu rekaman suara kepada para perantara selama poin-poin penting dalam negosiasi. Ia terlibat secara dekat dalam setiap tahap perundingan, dengan hati-hati meninjau proposal dan mendiskusikannya dengan para pemimpin Hamas.
Bagaimana sikap Sinwar terhadap negosiasi gencatan senjata?
Berlawanan dengan reputasinya sebagai pemimpin yang keras, Sinwar mendukung fleksibilitas dalam beberapa tahap negosiasi, bahkan mengejutkan para perantara. Dia bertekad untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mengakhiri perang.
Pada November, seorang sandera yang dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata mengkonfirmasi bahwa Sinwar secara langsung berbicara kepada para sandera tidak lama setelah mereka ditangkap pada tanggal 7 Oktober.
Sinwar mengatakan kepada para tawanan bahwa mereka aman dan tidak ada bahaya yang akan menimpa mereka, menurut sebuah laporan dari seorang mantan tawanan, seperti dilansir Jerusalem Post.
Terlepas dari peran aktif Sinwar di Hamas, Israel tidak dapat menemukannya, menurut sumber dari Asharq Al-Awsat.
Awal tahun ini, Israel melakukan operasi selama tiga bulan di Khan Younis, mencari Sinwar di atas dan di bawah tanah, namun tidak membuahkan hasil. Serangan kedua di kota itu juga gagal menemukannya.
Kini, Israel melancarkan operasi besar lainnya di kampung halaman Sinwar, hanya beberapa hari setelah ia diangkat menjadi pemimpin Hamas.
Panglima militer Israel, Mayjen Herzi Halevi, menyatakan bahwa penunjukan Sinwar sebagai pemimpin Hamas tidak akan mengubah apa pun, namun akan mempercepat upaya untuk menangkapnya.
Sumber-sumber di lapangan mengatakan bahwa operasi Israel di Khan Younis bertujuan untuk menghukum warga sipil atas terpilihnya Sinwar, dan mencoba memaksa mereka untuk bekerja sama dalam mengungkapkan lokasinya.
"Mereka bahkan menjatuhkan selebaran yang mendesak orang-orang untuk berbalik melawannya," kata sumber-sumber itu.
Namun, "tak satu pun dari warga sipil yang menjadi sasaran Israel mengetahui di mana Sinwar berada, atau apakah dia berada di atas atau di bawah tanah."
Pilihan Editor: Israel Dapat Kiriman Pasokan Militer AS ke-500