Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengenal Reinkarnasi, Keyakinan Lahir Kembali Setelah Kematian

Beberapa agama meyakini konsep kelahiran kembali setelah kematian atau reinkarnasi.

27 Maret 2022 | 05.55 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Reinkarnasi kerap dikaitkan dengan ajaran suatu agama. Beberapa orang meyakininya, namun ada pula yang menganggap konsep tersebut tidak realistis.

Apa yang sebetulnya dimaksud dengan reinkarnasi?

Mengenal Reinkarnasi

Melansir laman Encyclopedia Britannica, reinkarnasi adalah kelahiran kembali aspek individu, baik kesadaran, pikiran, jiwa, atau beberapa entitas lainnya. Tergantung pada tradisi yang diyakini, seseorang dapat bereinkarnasi sebagai manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, ataupun makhluk lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam banyak kepercayaan, jiwa dianggap mampu meninggalkan tubuh melalui mulut atau lubang hidung. Jiwa tersebut kemudian terlahir kembali, misalnya sebagai burung, kupu-kupu, atau serangga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai contoh, kepercayaan di Venda, Afrika meyakini bahwa jiwa orang meninggal akan tinggal di dekat kuburan untuk waktu yang singkat lalu mencari tempat peristirahatan baru di tubuh manusia lain, mamalia, atau reptilia.

Orang-orang Yunani kuno yang beragama orphic meyakini bahwa jiwa dari orang yang sudah meninggal akan bereinkarnasi dalam tubuh manusia atau mamalia lainnya.

Jiwa tersebut menerima pelepasan dari siklus kelahiran dan kematian, serta mendapatkan kembali keadaan murni seperti sebelumnya. Plato, pada abad ke-5 hingga 4 SM, percaya pada jiwa abadi yang yang mengalami reinkarnasi.

Agama yang Meyakini Reinkarnasi

Reinkarnasi atau kelahiran kembali banyak diyakini oleh orang-orang di Asia Timur dan Asia Selatan, terutama yang beragama Hindu, Jainisme, Buddha, dan Sikhisme.

Agama-agama tersebut memiliki kesamaan doktrin terkait karma dan hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa apa yang yang dilakukan seseorang di kehidupan sekarang akan memiliki efek di kehidupan berikutnya.

Selanjutnya: Dalam agama Hindu, proses reinkarnasi...



Dalam agama Hindu, proses reinkarnasi terus terjadi sampai seseorang mencapai moksha, yakni ketika ia menyadari bahwa inti abadi dari individu dan realitas absolut adalah satu. Pandangan Hindu ini sama dengan pandangan yang diyakini oleh penganut agama Sikhisme.

Sementara agama Jainisme meyakini bahwa karma adalah zat partikel halus yang mengendap di jiva sesuai dengan perbuatan yang dilakukan seseorang. Dengan demikian, beban karma lama ditambahkan ke karma baru yang diperoleh selama kehidupan berikutnya.

Proses reinkarnasi baru berhenti jika jiva membebaskan dirinya dengan disiplin agama dan naik ke puncak alam semesta.

Meskipun agama Buddha menyangkal keberadaan jiwa atau diri yang tidak berubah, ajaran agama tersebut meyakini perpindahan karma yang diakumulasikan oleh individu dalam kehidupan.

Karma orang yang meninggal tetap ada dan akan menjadi vijnana (kuman kesadaran) di dalam rahim seorang ibu. Seseorang dapat terbebas dari karma melalui disiplin dan meditasi.

Selain agama-agama di atas, beberapa agama Timur Tengah, Manikheisme, dan gnostisisme, serta gerakan keagamaan modern seperti teosofi juga mempercayai reinkarnasi.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca : 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus