Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mengenal Sekte Kelaparan di Kenya, Percaya Mati Kelaparan Bisa Bertemu Tuhan

Di Kenya muncul sekte kelaparan yang menjalankan puasa ekstrem. Bahkan memunculkan korban jiwa

17 Juli 2023 | 10.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kondisi seorang anggota sekte kristen Good News International Church saat dievakuasi petugas di hutan Shakahola di daerah Kilifi, Kenya 23 April 2023. Petugas berhasil menyelamatkan beberapa anggota sekte yang kondisinya tampak mengalami kelaparan ekstrem. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sekte yang menerapkan gaya hidup ekstrem muncul di Kenya. Para penganut sekte ini percaya menolak makanan dan air sebagai bagian dari ritual kepercayaan mereka. Dikenal sebagai sekte kelaparan, para penganutnya terdiri dari berbagai kelompok keagamaan.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fakta penting yang perlu diketahui tentang sekte kelaparan di Kenya:

1. Jumlah anggota yang signifikan

Dilansir dari reuters, meskipun tidak ada angka pasti, diperkirakan bahwa ribuan orang di Kenya terlibat dalam sekte kelaparan. Angka ini mencakup berbagai kelompok, seperti "Nabii Yohana" dan "Jerusalem Church," yang menarik pengikut dengan janji-janji rohani yang kuat. Meskipun mereka mungkin memulai sebagai kelompok kecil, sekte-sekte ini telah tumbuh dan mempengaruhi komunitas yang lebih luas di berbagai wilayah di Kenya.

2. Keterbatasan pangan dan kemiskinan memperkuat sekte kelaparan

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sekte kelaparan adalah masalah keterbatasan pangan dan kemiskinan yang melanda Kenya. Banyak anggota sekte kelaparan berasal dari lapisan masyarakat yang terpinggirkan dan menderita kelaparan kronis.

Dilansir dari Tempo, akibat ritual yang ekstrem mengakibatkan 90 orang penganut sekte ini meregang nyawa.

Paul Mackenzie Nthenge yang disebut sebagai pentolan sekte itu mendoktrin penganutnya jika kelaparan bisa jadi jalan 'menemukan Tuhan'.

Kondisi ekonomi yang sulit dan kurangnya akses terhadap sumber daya pangan telah menciptakan lingkungan yang rentan terhadap pengaruh sekte ini.

3. Dampak negatif pada kesehatan dan kehidupan

Sekte kelaparan mengajarkan praktik puasa ekstrem dan penolakan terhadap makanan dan air. Akibatnya, anggota sekte sering mengalami malnutrisi parah, kurang gizi, dan kondisi kesehatan yang serius. Banyak dari mereka yang terlihat lemah, mengalami penurunan berat badan yang drastis, dan menderita penyakit yang dapat dicegah. Anak-anak juga menjadi korban utama, dengan pertumbuhan terhambat dan perkembangan yang terganggu.

4.Tantangan dalam menangani sekte kelaparan

Pemerintah Kenya dan organisasi kemanusiaan telah berupaya untuk menangani masalah sekte kelaparan ini. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah bahwa beberapa sekte ini beroperasi secara rahasia dan dengan ketat melindungi anggota mereka. Selain itu, beberapa anggota sekte mungkin memiliki keyakinan yang kuat dan enggan menerima bantuan atau campur tangan pihak luar.

Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengedukasi anggota sekte kelaparan tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan, serta menyediakan akses terhadap sumber daya pangan dan bantuan medis. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat sipil, dan lembaga internasional diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang kompleks ini.

Pilihan Editor: Penjelasan Sekte Sesat di Kenya, Kelaparan untuk Bertemu Tuhan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus