Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menguak tirai besi

Eropa barat, sekutu as, meragukan keampuhan sdi. sebaliknya uni soviet mengembangkan sistem anti peluru kendali (abm). inggris menyatakan mendukung sdi. (ln)

2 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMA nuklir menguasai pemberitaan dunia maju belakangan ini. Di Wina, Kamis berselang, utusan Uni Soviet m mbubuhkan persetujuan bersama dengan Badan Tenaga Atom Internasional. Ini berarti: petugas badan tersebut berhak meninjau berbagai pabrik bertenaga nuklir Soviet - satu hal yang sebelumnya sudah dilakukan terhadap instalasi nuklir di Inggris, AS, dan Prancis. "Persetujuan itu mengandung makna historis," kata Andronik M.Petro-syaants, ketua Komite Negara Soviet untuk Penggunaan Tenaga Atom, yang bertugas mewakili negaranya dalam perundingan Wina. Selanjutnya ia menyebutkan bahwa hasil inspeksi pertama akan rampung September depan. Terikat oleh persetujuan itu, Moskow sudah menyerahkan daftar instalasi nuklir sipil yang nanti akan dijadikan obyek pemeriksaan. Tapi pihak Badan Tenaga Atom Internasional mengakui, daftar dari Negeri Tirai Besi itu hanya mencakup pabrik-pabrik bertenaga nuklir yang sudah tua. Dalam upaya memberi nilai lebih pada kegiatan Badan Tenaga Atom, para pejabatnya menyatakan bahwa sistem pengawasan nuklir yang mereka terapkan bisa dijadikan model untuk perlucutan senjata nuklir kelak andai kata perlucutan serupa itu benar-benar jadi dilaksanakan. Dua negara adidaya (superpower), AS dan Uni Soviet, tampaknya berupaya merintis jalan ke arah perlucutan dalam perundingan Jenewa, bulan ini. Tapi kedua negara itu masing-masing tetap saja memusatkan potensi persenjataan nuklirnya pada teknik lebih maju. AS, misalnya, bertumpu pada SDI supaya pertahanan satelit?, sedangkan Soviet meningkatkan sistem anti peluru kendali (ABM) yang bisa mengamankan seantero negeri dari ujung barat sampai ke ujung timur. Penelitian untuk SDI, yang sering juga disebut program perang bintang, sengaja dipacu Presiden Ronald Reagan untuk mengimbangi keunggulan rudal Soviet, dengan dalih demi mengamankan planet bumi. Khawatir akan kemajuan SDI, Moskow menggalakkan ABM, satu tindakan yang, menurut AS, bisa menggagalkan segala bentuk pertahanan nuklir. Ini berarti, dalam teori, SDI dan ABM sama-sama ampuh. Keduanya berpotensi menghancurkan lawan, tanpa menghiraukan jutaan rakyat lainnya di dunia yang merasa sangat terancam. Mungkin karena itu pula kehadiran menhan AS Caspar Weinberger pada seminar pertahanan di Munich, bulan lalu, mendapat sambutan dingin, bahkan protes langsung terhadap SDI. Para ahli nuklir Eropa memperhitungkan, SDI akhirnya hanya menjauhkan AS dari sekutunya di Eropa, bahkan sekali waktu mungkin saja mengakibatkan NATO tercecer sendiri, tanpa daya. Tidak heran bila kanselir Jerman Barat Helmut Kohl menyerukan agar negara-negara Eropa diikutsertakan dalam penggunaan SDI. Sementara para ahli menyangsikan keampuhan SDI, menteri negara Inggris Geoffrey Pattic sedikit pun tidak percaya bahwa AS bersedia menampung partisipasi Eropa dalam penelitian SDI-nya. Menurut dia, program perang bintang sudah terlalu maju untuk ukuran Eropa. Tidak heran bila banyak peserta di seminar Munich cenderung memprakarsai penelitian nuklir Eropa yang terpisah dari AS. PM Inggris Margaret Thatcher, yang berkunjung ke AS pekan lalu, sebaliknya menyatakan dukungan penuh pada SDI, di samping mengecam pedas defisit negara itu yang terlalu tinggi. Thatcher menyokong SDI, karena AS tidak boleh ketinggalan dan Rusia. Diingatkannya, Moskow berusaha memecah belah AS dan Eropa Barat seraya menumbuhkan rasa takut di hati bangsa-bangsa Eropa. "Adalah kekuatan pihak Barat, dan bukan kemauan baik Uni Soviet, yang telah menggiring Moskow ke meja perundingan nuklir," kata Thatcher.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus