Borok kubu Reagan-Bush dalam Pemilu 1980 terungkap. Bush jatuh sakit setelah kecurangan kubunya dibeberkan Sick. PRESIDEN George Bush, 67 tahun, mendadak sakit serius. Napasnya megap-megap ketika sedang jogging di tempat peristirahatan kepresidenan, Camp David, Sabtu pagi pekan lalu. Di masyarakat beredar cerita bahwa Presiden Amerika paling enerjetik itu terkena serangan jantung. Rakyat sempat panik. Harga saham dan dolar di bursa-bursa dunia sempat turun beberapa angka. Tak lama setelah Bush dilarikan ke rumah sakit, Gedung Putih mengeluarkan siaran pers, membantah bahwa Bush terkena serangan jantung. Tapi tak dijelaskan sakit sebenarnya. Sebuah sumber menyebut Bush cuma kelelahan dan menderita "detak jantung tak beraturan". Sumber lain yang dekat dengan istana kepresidenan menyatakan, Bush terserang stres berat gara-gara tuduhan Gary Sick, pejabat tinggi dalam pemerintahan Presiden Jimmy Carter, di media massa Amerika. Menurut Sick, Bush terlibat dalam konspirasi melicinkan jalan bagi Ronald Reagan ke Gedung Putih. Bush, pasangan Reagan dalam Pemilu 1980, dituding bersekongkol dengan Iran untuk menunda pembebasan 52 sandera Amerika, agar Carter, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua, 1980-1984, tak terpilih kembali. Sick, yang mengaku punya bukti-bukti otentik, mengimbau agar Kongres melakukan pengusutan terhadap keterlibatan Bush itu. Imbauan untuk membuka "borok kubu Partai Republik" itu tentu saja ditanggapi wakil-wakil Partai Demokrat dengan bersemangat. Kamis pekan lalu, Sick langsung diminta memberikan keterangan di muka sidang tertutup Kongres. Tak dirinci apa yang dibeberkan Sick. Tapi esoknya Bush dengan gusar membantah tuduhan Sick pada dirinya mengenai keterlibatan dalam "skandal" pembebasan sandera Amerika di Iran. Sebenarnya, kecurigaan adanya kecurangan kubu Reagan-Bush dalam Pemilu 1980 sudah muncul sejak 10 tahun lalu. Pasalnya, lima menit setelah Reagan dilantik sebagai presiden, ke-52 sandera Amerika langsung dibebaskan Iran. Salah satu penyebab gagalnya Carter memperpanjang mandat di Gedung Putih, menurut pengamat politik waktu itu, adalah ketidakberhasilannya membebaskan sandera tersebut. Kecurigaan terhadap kecurangan kubu Partai Republik itu tak sampai bikin heboh. Selain tak ada bukti-bukti kuat, kepopuleran Reagan ikut membuat skandal tersebut seperti terlupakan. Pada saat skandal Iran-Contra (kasus penjualan senjata yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintahan Reagan secara rahasia dengan Teheran) terungkap pada 1987, orang memang kembali menghubungkan isu kecurangan pemilu itu dengan kasus tersebut. Tapi masih tak ada bukti untuk memperkuat tuduhan. "Bukti-bukti" itulah yang dihidangkan Sick dalam koran The New York Times, 15 April lalu. Sick, penasihat masalah-masalah Iran di Dewan Keamanan Nasional dalam pemerintahan Carter, berhasil memperoleh bukti-bukti tersebut secara tak sengaja dua tahun silam, saat mengumpulkan bahan untuk penulisan buku tentang kebijaksanaan pemerintahan Reagan atas Iran. Dari sejumlah wawancara dengan sejumlah bekas pejabat pemerintah, sumber-sumber intelijen, dan sejumlah pialang senjata, diketahui adanya pertemuan antara pejabat Iran dan tokoh-tokoh kubu Reagan-Bush. Tokoh yang melakukan sejumlah pertemuan dengan Iran itu, menurut Sick, adalah William Casey, manajer kampanye Reagan. Casey, yang kemudian menjai direktur badan intel Amerika, CIA, menjanjikan pasokan perangkat militer dan pencairan dana Iran di Amerika, jika Teheran menunda pembebasan sandera Amerika. Casey yakin bahwa isu itu bak memukul Carter dan memenangkan Reagan-Bush. Tawaran itu diterima Iran yang diwakili Mehdi Karrubi (kini ketua parlemen), setelah penyerbuan Irak ke wilayah Iran, September 1980. Benar saja, tak lama setelah Reagan dilantik, senjata-senjata yang dijanjikan Casey pun tiba di Teheran, via Israel. Yang menarik, ada lima sumber Sick yang memastikan bahwa Bush hadir dalam salah satu pertemuan dengan wakil Iran di Paris. "Karena tak ada informasi lanjutan, saya belum mengambil keputusan atas tuduhan ini," tulis Sick. "Saya berada di Paris pada 1980? Pasti tidak. Hentikan rumor ini," ujar Bush pada wartawan dengan nada tinggi, sehari sebelum jatuh sakit. Juru bicara Gedung Putih mengatakan bisa membuktikan bahwa selama 1980, Bush sibuk berkampanye dan tak pernah ke Paris. Bekas Presiden Abolhassan Bani Sadr, kepala negara Iran pada saat krisis 52 sandera Amerika, membenarkan bahwa Bush tidak hadir dalam pertemuan Paris, 1980. Bani Sadr, yang kini tinggal di pengasingan di Prancis, salah seorang pengungkap adanya praktek kotor kubu Reagan-Bush dengan sejumlah tokoh Iran. Hal itu dibeberkannya dalam bukunya, My Turn to Speak: Iran, The Revolution and Secret Deal with US, yang terbit di Prancis dua tahun lalu. Menurut Bani Sadr ada bukti-bukti kontak antara pendukung Reagan dan para pembantu Ayatullah Khomeini, yang bertujuan menunda pembebasan sandera. Untuk mempromosikan My Turn to Speak: Iran, The Revolution and Secret Deal with US (edisi Inggris) di Amerika, Bani Sadr minta diizinkan berkunjung ke negara bekas seterunya itu, dan diluluskan. Buku Bani Sadr jelas menambah ramai tuduhan keterlibatan Bush dalam soal pembebasan sandera. Apalagi, menurut Bani Sadr, yang hadir di Paris adalah Casey dan Boyden Gray, yang kemudian juga jadi pejabat di Gedung Putih. Hingga Senin pagi kemarin Bush masih mendekam di rumah sakit -- ini membuat banyak pihak menduga penyakitnya cukup serius. Sejak menjadi orang nomor satu di Gedung Putih, baru kali ini Bush terkena krisis kesehatan. Sebelumnya, menurut hasil pemeriksaan rutin, kesehatan Bush, yang gemar berolahraga ini, sangat prima. Maka, adanya dugaan stres berat sebagai penyebab serangan penyakit Bush yang tiba-tiba itu cukup beralasan. Siapa tahu benar. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini