Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menjelang fez

Usul perdamaian yang diajukan putra mahkota arab saudi, pangeran fahd makin bergema. mungkin juga usul ini jadi bibit perpecahan sejak terbunuhnya anwar sadat, perdamaian mesir-israel tak bisa digoyahkan.

21 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PERUNDINGAN Mesir-Israel mengenai otonomi Palestina mulai dibayangi awan gelap. Bahkan seusainya perundingan tingkat menteri yang berakhir Kamis pekan lalu, Israel mulai meragukan sikap Mesir. Apalagi perundingan itu berakhir tanpa ada keputusan. Sumber di Jerusalem mengemukakan bahwa Israel sampai saat berakhirnya perundingan "tidak dapat menangkap" apa sebenarnya yang menjadi keinginan Mesir dalam menyelesaikan masalah otonomi Palestina. Sejak terbunuhnya Presiden Anwar Sadat, para pemimpin Mesir berulang kali memang mengatakan bahwa perdamaian Mesir-Israel tak bisa digoyahkan dan perjanjian Camp David adalah jalan satu-satunya. "Namun" kata pejabat Israel itu, "yang ingin kami ketahui adalah bagaimana sikap Mesir menerjemahkannya dalam praktek perundingan. Memang, di saat mendekatnya batas waktu penyerahan wilayah Sinai kepada Mesir--yang menurut rencana 25 April 1982 -- Israel semakin cemas. Apalagi sikap Mesir sulit diperkirakan. Beberapa pejabat Israel sudah mulai mengutarakan kekhawatirannya. Ada yang menduga Mesir sengaja membiarkan pembicaraan masalah otonomi itu terus berlangsung tanpa ada kesimpulan sampai 25 April mendatang. Tujuannya, agar ia tidak dituduh telah mengadakan perdamaian secara terpisah dengan Israel hanya untuk mengembalikan wilayah Sinai. Mungkin cara ini digunakan Mesir untuk mengadakan pendekatan kembali dengan negara Arab yang selama ini mengucilkannya. Bagi Israel, ini akan merupakan pukulan berat. Apalagi belakangan Ini usul perdamaian yang diajukan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Fahd, semakin bergema. Reagan Usul Fahd yang dikumandangkannya Agustus lalu itu memang sempat mengagetkan: di dalamnya terkesan pengakuan terhadap Israel. Presiden Ronald Reagan pun memuji usul itu dan menyebutnya sebagai 'pembuka jalan bagi perundingan'. Tentu saja komentar Reagan ini menjengkelkan Israel . Berbagai protes dilayangkan ke arah Washington. Perdana Menteri Israel Menachem Bein sebelumnya sudah menyerang usul Fahd itu sebagai rencana "perdamaian kuburan". Reagan nampaknya tak begitu peduli apalagi dia harus meyakinkan orang Amerika bahwa Arab Saudi bisa diajak berunding, setelah mendapat hak membeli pesawat AWACS. Alasan Reagan untuk terus menunjukkan harapan bagi usul Fahd, selama ini yang jadi 'penyumbat' bagi perdamaian ialah tak adanya pengakuan negara Arab terhadap Israel. "Terlepas dari anda setuju atau tidak, rencana itu suah menunjukkan suatu keinginan untuk berunding," kata Reagan, dalam jumpa pers Selasa pekan lalu. Yang lebih antusias dari Reagan ialah Menlu Inggris, Lord Carrington.Tokoh yang tak dianggap kawan oleh Israel ini mengomentari usul itu sebagai sesuatu yang "positif" dan merupakan dasar yang kuat bagi langkah selanjutnya. Tak hanya sampai di situ, Carrington juga menyindir perjanjian Camp David. Dalam pernyataannya sebelum meninggalkan London menuju Arab Saudi, dua pekan lalu, Carrington mengatakan bahwa perdamaian hanya mungkin tercapai bila ada keadilan bagi semua pihak. "Termasuk keadilan bagi bangsa Palestina, yang tidak hanya sekedar fisik dan kemanusiaan, tapi juga di bidang politik," kata Lord Carrington. Pernyataan Carrington ini tentu saja mengundang protes. Apalagi ia, yang juga Ketua Dewan Menteri MEE, bisa dianggap menyuarakan pendapat negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Protes keras pertama tentu saja dari Israel. Begin memperingatkan bahwa Israel mungkin tak akan mengizinkan Inggris, Prancis, Italia dan Belanda ikut serta sebagai anggota pasukan perdamaian di Sinai yang disponsori AS. Kalau mereka tak menunjukkan dukungan bagi Camp David. Sebelumnya keempat negara itu sudah menunjukkan kesediaannya untuk mengirimkan pasukan ke Sinai untuk memonitor perdamaian setelah Israel menarik mundur tntaranya dari wilayah itu. Gema reaksi Israel seperti biasa timbul di AS. Duta Besar Inggris di Washington Sir Nicholas Henderson, dipanggil Menlu Alexander Haig. Haig meminta kepada Lord Carrington agar ikut mendinginkan masalah ini. Artinya, kurang lebih, jangan terlalu berapi-api membela usul Fahd. Apa pun sikap Lord Carrington, yang pasti ia tak sejalan dengan Libya. Libya akan berusaha merintangi usul Fahd bila dibicarakan dalarn perternuan puncak negara Arab di Maroko, 25 November mendatang. Mayor Abdel Salam Jalloud, penasihat utama Muammar Qadhafi, dalam pernyataannya mengatakan, "Rencana yang diajukan Arab Saudi itu pada pokoknya adalah bagian dari kerangka rencana AS." Maka itu pula, ia meminta agar rencana ini jangan diajukan dalam pertemuan puncak. Dikhawatirkan ia bisa menimbulkan perpecahan di kalangan negara Arab. Tapi tanpa dukungan negara Arab lain, usul Fahd bisa mengalami nasib seperti Sadat: dikucilkan sendirian. Fahd agaknya tak seberani, atau senekat Sadat. Karena itu ia melancarkan pengaruhnya lebih dulu. Negara Arab yang tergabung dalam Dewan Kerjasama Negara Teluk (GCC) telah digarap untuk sepakat membawa usul Fahd ke pertemuan di Fez, Maroko. Persetujuan itu terumuskan dalam pertemuan puncak GCC yang diadakan di Riyadh, pekan lalu, di mana hadir kepala-kepala negara dari Bahrain, Qatar, Oman dan Persatuan Emirat Arab. Langkah Saudi yang lain ialah mengesankan, bahwa tuduhan Jalloud - tak benar. Mungkin itulah sebabnya Saudi, yang baru dapat AWACS, tetap mengambil jarak dari Washington.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus