Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Nomor 1 turun, nomor 2 terbilang

Presiden ne win, 70, mengundurkan diri digantikan oleh u san yu, ne win masih menjabat ketua partai program sosialis birma (ppsb). ia berjasa dalam memajukan ekonomi, sosial dan politik di burma.

21 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NAMA U Ne Win tak akan banyak lagi diserukan di Birma. Ia, terhitung 9 November, tak lagi jadi presiden--jabatan yang dipegangnya selama 19 tahun. "Kemampuan manusia ada batasnya," kata Ne Win. Tapi Ne Win, 70 tahun, yangbelakangan ini sering sakit, masih menjabat Ketua Partai Program Sosialis Birma (PPSB), organisasi politik yang didirikannya di tahun 1962. Dengan kedudukan ini diduga dia akan tetap memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan di sana. Menurut pengamat politik di Rangoon, ibukota Birma, posisi Ketua PPSB bakal dipercayakan pada Ne Win sampai mati. Dugaan itu didasarkan pada kepopuleran Ne Win di PPSB. Ia dalam Kongres IV PPSB masih berhasil merebut suara terbanyak untuk kursi ketua partai. Keberhasilan Ne Win melakukan rekonsiliasi dengan lawan politiknya membuat dirinya masih disukai. Tahun 1980 Ne Win mencanangkan pengampunan umum terhadap musuh politiknya. Termasuk bekas PM U Nu, 74 tahun, yang setelah tinggal di India, kembali ke Rangoon memenuhi seruan pemerintah. U Nu adalah orang yang digulingkan dan ditahan Ne Win, dua dekade silam. Ne Win juga mengubah wajah ekonomi Birma. Ia mengumumkan berlakunya Sosialisme a la Birma. Langkah yang dilakukannya menasionalisasi semua perusahaan asing dan mematahkan dominasi ekonomi perantau Cina dan India. Di awal pemerintahannya, Ne Win telah mengusir sekitar 300.000 turunan asing dari Birma. Kini pendapatan per-kapita rakyat Birma adalah US$134 setahun. Tapi orang memang bisa hidup sederhana di sana. Pensiun pejabat seperti U Nu, misalnya, cuma Rp 16.325 sebulan. Untuk menjaga kelangsungan sosialisme a la Birma, Ne Win telah menyiapkan orang untuk menggantikannya sebagai kepala negara. Ia adalah Sekretaris Dewan Negara U San Yu --tokoh Nomor 2 di Birma. San Yu telah dilantik oleh Majelis Rakyat, yang didominasi oleh PPSB, pekan lalu. Jenderal (Purnawirawan) San Yu, 63 tahun, memang dikenal dekat dengan pendahulunya. Walau sebelum ini perannya di pemerintahan tak begitu menonjol, San Yu termasuk kelompok militer yang melakukan kudeta tak berdarah di tahun 1962. Ia juga loyal terhadap Ne Win. Tentang loyalitas San Yu, menurut sumber PPSB, tak perlu diragukan. Ibarat hamba dengan raja. Mengenai pandangan politik San Yu, yang menyebut diri nasionalis tulen, juga tak berbeda dengan Ne Win. Ia juga tidak pro-Barat atau pro-Komunis. Cita-cita mereka sama: menghindari Birma terlibat dalam pertikaian internasional maupun regional. Kebijaksanaan politik Birma, menurut San Yu, berdasarkan prinsip nonblok murni. Yang diragukan orang dari San Yu adalah kebijaksanaan dalam negerinya. Ia bagaimanapun tak sekuat Ne Win. San Yu dikhawatirkan akan dirongrong oleh kekuatan komunis yang berpangkalan di perbatasan Birma dan Muangthai. Tantangan lain muncul dari orang Islam. Tahun 1979 sekitar 200.000 umat Islam Birma telah lari ke Bangladesh karena merasa tertindas. Waktu Ne Win mengumumkan pengampunan umum tak semua "pengungsi" yang kembali. Sebagian masih di Bangladesh. Sebagian lagi ada yang memilih tinggal di hutan--bergerilya. Belum terhitung pemberontakan suku--yang memang sudah berakar sejak lama di Birma. Dalam mengatasi masalah kekuatan oposisi, sebagian bersenjata, dikabarkan San Yu akan bersikap moderat. Memilih jalan damai. Belakang Layar Di sektor ekonomi langkah yang akan ditempuh San Yu tampak masih tetap pada penggalakan di bidang agraria. Hasil utama Birma adalah beras, tebu, tembakau, yute--sebagian besar diekspor ke Eropa. Untuk tahun anggaran 1980-1981, Birma diperkirakan surplus 93 juta kyat --sekitar USS13 juta. Laju pertumbuhan ini tercatat 9,5%. Tentang bantuan luar negeri, Birma banyak mendapatkannya dari Jerman Barat dan Jepang. Tahun 1980, misalnya, Birma mendapat bantuan sebesar sekitar US$55 juta untuk pembangunan tenaga listrik. Pengamat politik di Rangoon optimistis pertumbuhan ekonomi Birma akan tetap menanjak di tangan San Yu. Tokoh kunci di Birma sekarang ini, selain San Yu, adalah U Aye Ko, Sekretaris PPSB, dan U Maung Maung, Ketua Dewan Menteri--mereka ini juga dilantik pekan lampau. Sementara Ne Win akan memainkan peran di belakang layar. Yang menarik lagi dari kepala negara baru Birma bahwa San Yu diperkirakan akan lebih banyak tampil di depan publik. Berbeda dengan Ne Win. Ne Win, yang di masa mudanya dikenal gemar judi dan playboy, walau populer sekali di mata rakyat Birma, ia selalu cemas terhadap musuh politiknya. Ia jarang sekali muncul di muka umum dan tak pernah mengadakan konperensi pers. Ne Win, yang tinggal di villanya di pinggir kota Rangoon, bila bepergian selalu dikawal ketat. Ia memang sudah beberapa kali diancam pembunuhan. Tapi Ne Win tetap selamat dan masih berkuasa--hingga ia memilih saat yang tepat untuk turun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus