Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri luar negeri (menlu) negara anggota G7 dalam pertemuan di Italia pada Selasa, 26 November 2024, membahas kondisi terkini yang terjadi di Timur Tengah. Para menlu itu kembali mengecaman serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas dan menyerukan pembebasan para sandera yang masih ditahan Hamas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, yang mengancam stabilitas regional dan menghancurkan kehidupan warga sipil. Penghentian segera siklus destruktif ini sangat penting karena tidak ada negara yang akan memperoleh keuntungan dari eskalasi lebih lanjut di kawasan tersebut," demikian pernyataan para menlu anggota G7, seperti dikutip dari dokumen resmi G7.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para menlu G7 itu mendorong gencatan senjata antara Israel dan Palestina, serta mendukung bantuan kemanusiaan terhadap para korban perang Gaza. Mereka turut menuntut solusi dua negara atau two-state-solution untuk mengakhiri konflik kedua belah pihak. Tak hanya itu, mediasi yang dilakukan Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar juga diharapkan dapat mendorong perdamaian.
Lebih lanjut, para menlu G7 menyoroti konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon. Mereka menyatakan kekhawatiran atas perang yang terjadi di kawasan perbatasan yang disebut sebagai blue line.
"Kami tetap prihatin dengan pengungsian besar-besaran warga Lebanon dan pengungsi Suriah di Lebanon ke Suriah dan Irak. Kami mendesak agar hukum humaniter internasional dipatuhi dalam segala situasi," demikian pernyataan para menlu di G7.
Menlu-menlu G7 juga menyoroti konflik Israel Hizbullah yang pada Selasa, 26 November 2024 sepakat gencatan senjata. Mereka turut menekankan peran pasukan penjaga perdamaian United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) di kawasan tersebut, termasuk serangan Israel terhadap pasukan UNIFIL beberapa waktu lalu.
"Kami mengutuk segala ancaman terhadap keamanan personel UNIFIL dan menyerukan kepada semua pihak untuk menegakkan kewajiban mereka guna memastikan keselamatan mereka, sehingga mereka dapat memenuhi mandat mereka," tutur mereka.
Pilihan editor: Jumlah Pengungsi di Afrika Naik 3 Kali Lipat dalam 15 Tahun
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini