JENAZAH Ferdinand Marcos akhirnya dimakamkan sementara di Honolulu, Hawaii, Ahad pekan lalu. Delapan perwira tinggi berpakaian putih mengusung peti mati warna kecokelatan yang berselimutkan bendera Filipina, ke bawah tanah sebuah mausoleum kecil di luar Kota Honolulu. Tak kurang dari 2.000 peziarah mengiringi pemakaman Marcos. Suasana meng harukan terjadi ketika Aimee, anak perempuan Marcos, membacakan surat perpi sahan kakaknya, Imee, yang tak berani muncul di Honolulu. Lalu hadirin me nyanyikan lagu kebangsaan Filipina, sementara Bongbong, anak lelaki Marcos memberi hormat gaya militer di hadapan peti mati ayahnya. Puncak acara adalah nyanyian Ave Maria oleh Imelda. Sebagai penutup, Bongbong menceritakan kenangan manisnya semasa ayahnya belum menjadi presiden. "Ketika saya bertanya mengapa diajari menembak ayahku menjawab singkat. Bukan untuk membunuh," ujarnya. Seperti para pendukungnya yang kebanyakan berasal dari Provinsi Ilocos Norte Bongbong masih mengharapkan dapat membawa jasad Marcos kembali ke Filipina, kelak. Tapi, di Filipina, Presiden Corazon A quino tak goyah. Di hadapan 500 peserta konperensi Media Kristen dari 80 negara. Senin pekan ini, Cory mengatakan bahwa bayangan Marcos menghantui rakyat Filipina sejak 4 tahun silam. Ia takut, bila jenazah Marcos dibawa ke Filipina, momen itu dimanfaatkan oleh pihak oposisi untuk menyulut huru-hara. Padahal, "Kami masih bertarung menyingkirkan bayangan buruk penindasan dan ketamakan yang diwariskan Marcos," katanya. Harapan bagi keluarga Marcos memang masih ada. Yakni bila Mahkamah Agung ternyata memberi izin jenazah Marcos dibawa pulang. Dalam hal ini, Cory harus mengalah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini