Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menunggu Khomeini

Sandera akan dibebaskan jika carter menerima beberapa usul/permintaan negara iran. tetapi permintaan maaf ditolak carter.

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU titik terang bagi pembebasan 49 orang Amerika yang disandera mahasiswa Teheran mulai terlihat. Terutama setelah Presiden Abolhassan Bani Sadr mengunjungi Ayatullah Khomeini di rumahsakit Jumat pekan lalu. Berlangsung selama 20 menit, demikian kantor berita Pars, kunjungan itu terlama yang pernah diterima sang Ayatullah semenjak dia masuk rumahsakit. Bani Sadr sendiri tidak mengemukakan hasil pertemuannya dengan Khomeini. Tapi seorang pembantunya mengemukakan pada pers bahwa Presiden Iran itu akan menemui kelompok malhasiswa yang menyandera dalam minggu ini. Sebelum itu, Bani Sadr mengemukakan bahwa para sandera itu akan dibebaskan dalam waktu 48 jam jika Presiden Carter menerima usul yang sudah mendapat persetujuan Ayatullah Khomeini. Yaitu, AS harus meminta maaf atas kesalahannya dalam membantu rezim Syah. Kemudian AS harus mengzinkan orang Iran menangkap Syah, keluarganya, dan para pendukungnya yang telah melakukan kejahatan dan perampokan terhadap harta kekayaan rakyat Iran. Dan AS harus berjanji untuk tidak mencampuri lagi urusan dalam negeri Iran. Carter ternyata menolak untuk meminta maaf atas apa yang telah dilakukan AS selama ini di Iran. Dalam jumpa pers Jumat pekan lalu, Carter mengatakan bahwa yang bisa dilakukannya sekedar menyatakan penyesalan atas kesalah-pahaman yang berlangsung selama ini antara AS dan Teheran. Begitupun dia ingin berusaha menormalkan kembali hubungan kedua negara itu. Soalnya, kata Carter, adalah tidak tepat untuk membuat analisa mengenai sejarah Iran selama 35 tahun dan memisahkannya dengan beberapa aspek tertentu dari sejarah sebelumnya, baik itu untuk beberapa dekade atau beberapa hari. Cuma terlepas dari beberapa perbedaan itu, Carter sudah merestui usaha Sekjen PBB Kurt Waldheim untuk membentuk suatu komisi PBB bagi pemeriksaan kejahatan Syah. Hal ini jelas dimaksudkan guna pembebasan para sandera itu. Sumber di PBB mengatakan bahwa para anggota komisi PBB itu terdiri dari Mohamed Bedjaoul, wakil Aljazair di PBB, Abu Sayeed Choudhury, bekas Presiden Bangladesh, Louis Edmond Pettiti, pengacara di Paris, Adib Daoudi, penasihat luar negeri Presiden Suriah dan Andres Aquilar, bekas Dubes Venezuela di Washington. Tapi kelompok mahasiswa Iran yang menyandera itu tetap masih belum percaya bahwa adanya persetujuan Khomeini mengenai penglepasan para sandera itu. "Kalau Imam telah menyetujui rencana itu, tentu dia memberitahukan kami," kata juru bicara mahasiswa. "Kami hanya percaya kalau Imam sendiri yang mengumumkannya." Padahal dalam waktu yang bersamaan Ayatullah Mohammed Behesti, sekretaris Dewan Revolusi Iran, menyatakan bahwa dewan berharap agar masalah sandera ini bisa diselesaikan segera. Sebagai ancerancer disebutnya Maret, sebelum pemilihan anggota parlemen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus