Orang kepercayaan Walesa, yang percaya pada wiraswasta, itulah diharapkan memperbaiki ekonomi negeri. KEPLOK panjang menggema di gedung parlemen Polandia saat Jan Krzysztof Bielecki melangkah ke arah kursi khusus untuk pejabat pemerintah, kursi perdana menteri, Jumat dua pekan lalu. Inilah upaya pertama Presiden Lech Walesa menyelamatkan ekonomi Polandia. Bielecki, 39 tahun, adalah ekonom muda yang dianggap cemerlang. Dia adalah pemimpin kelompok yang disebut Kongres Liberal Demokratik (KLD) -- kelompok kecil yang mencoba menghidupkan wiraswasta di Polandia. Muda, radikal, bersemangat wiraswasta tak cuma menjadi merk sang perdana menteri baru pilihan Walesa. Seperti bisa dilihat, itu ternyata juga menjadi ciri kabinetnya. Selain lima anggota kabinet lama, selebihnya adalah tokoh baru, yang rata-rata tokoh radikal berusia muda. Di antaranya datang dari Kelompok Liberal Demokratik, yang menduduki pos menteri swastanisasi dan menteri perumahan. "Kabinet saya bukan kabinet berdasar buku teks, tapi berdasar pada pengalaman nyata," kata Bielecki. Tapi salah, bila orang menduga Bielecki menggelindingkan semangat radikal tanpa pikir. Ternyata, satu dari lima menteri lama yang ia pertahankan adalah Menteri Keuangan Leszek Balcerowicz, arsitek reformasi ekonomi pemerintahan terdahulu. Maka, orang menduga kebijaksanaan ekonominya tak bakal menyimpang jauh dari masa Tadeuz Mazowiecki. Memang, jatuhnya Perdana Menteri Mazowiecki terutama bukan soal kebijaksanaan ekonominya. Tapi karena kelambanan pelaksanaannya. Kebijaksanaannya sudah tepat. Misalnya, Balcerowicz, menteri keuangan itu, sukses meyakinkan para investor asing agar menanam modal di Polandia. Bahkan kebijaksanaan moneter dan antiinflasi Balcerowicz dipuji Dana Moneter Internasional. Maka, sesuai dengan selera sang Presiden, Bielecki menjanjikan penghapusan lebih cepat pabrik-pabrik yang bobrok dan tidak produktif -- milik negara. Dan guna menunjang semangat wiraswasta dalam masyarakat, pendirian dan perbaikan lembaga bank serta pasar saham akan ia utamakan. Selain itu, Bielecki menjanjikan perusahaan-perusahaan asing yang menanam modal di Polandia diperkenankan mengirim keuntungan ke luar Polandia dengan bebas. Tentu ada imbalan buat negeri yang hendak bangkit ini: utang luar negeri Polandia, yang mencapai US$ 42,2 milyar, diharapkan bisa diperkecil. "Kami mengharapkan pihak Barat memotong utang kami secara radikal, dan membuka pasar bagi produk kami," katanya. Memang, sebagian besar utang Polandia berasal dari Barat. Tantangan yang dihadapi Bielecki tidak ringan. Ekonomi Polandia bertambah buruk belakangan ini. Menurut statistik resmi, harga-harga kebutuhan hidup naik 250% selama tahun silam. Awal tahun ini, orang Polandia dibebani dengan kenaikan tarif listrik (20%), gas (80%), dan jasa pos (250%). Yang turun adalah produksi (30%) dan tingkat hidup (40%). Banyak yang percaya bahwa Bielecki yang bersuara lembut ini bakal berhasil menciptakan keajaiban ekonomi. Terpilih sebagai anggota Parlemen untuk mewakili Serikat Buruh Bebas Solidaritas pada 1989, ia lebih dikenal sebagai teknokrat. Ayah dua anak ini memang punya pengalaman lapangan meyakinkan. Ketika dipecat dari pekerjaannya -- karena aktivitasnya di Solidaritas -lulusan Universitas Gdansk ini jadi sopir truk. Tapi, mungkinkah Bielecki menyulap ekonomi Polandia dalam waktu singkat? Bukankah jatuhnya Mazowiecki karena rakyat merasa perbaikan berjalan lamban? Farida Sendjaja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini