BEBERAPA meter dari kanan Babul Umroh, dua orang tentara
menudingkan senjata ke arah pintu masuk ke bagian bawah tanah
masjid itu -- tempat pertahanan terakhir kaum perusuh yang
menyerbu tempat suci itu 20 November lalu. Keduanya tak
bergerak.
Melalui pintu umroh itu ruang dalam masjid tampak cukup jelas.
Tentara kerajaan terlihat berkelompok, sebagian berjalan sambil
menyandang senjata.
Kaca-kaca di atasnya pecah, terkena tembakan atau karena getaran
tembakan senjata berat. Bekas tembakan ini terlihat pula di
tubuh menara, di kiri pintu ini. Meskipun tak sempat menembus,
peluru jelas membuat guratan pada tubuh menara dan dinding
marmar.
Semua 7 menara Masjidil Haram masih tetap utuh, tapi di tengah
Menara Babuz-Ziadah sebuah tembakan meriam menyisakan lubang
hampir sebesar kepala manusia. Menurut para saksi mata, semua
bekas tembakan itu terjadi pada saat pertempuran paling seru --
pada hari kedua, ketiga dan keempat sesudah kaum perusuh masuk.
Tentara Kerajaan Saudi terutama ilbuk di ujung Jalan Al-Falaq.
Mereka memusatkan pertahanan di depan Hotel Zamzam, di jalan
itu, sekitar 100 meter dari Masjidil Haram. Beberapa perwira
sibuk berbicara melalui walkie talkie dengan rekan mereka yang
ada di dalam masjid. Waktu sembahyang Jumat rupanya mereka tetap
bertugas di tempat masing-masing.
Di sepanjang Jalan Al-Falaq itu berderet puIuhan truk tentara.
Beberapa rumah syekh yang telah dikosongkan para jamaah haji di
situ digunakan tentara sebagai pos. Asrama Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI), sekitar 300 meter dari Masjidil Haram, juga
dipakai mereka. Mereka sempat menginterogasi seorang petugas
Indonesia di asrama itu yang dicurigai membawa pistol pada hari
kejadian itu. Ternyata tak benar.
Tapi kehidupan masyarakat di sekitarnya berjalan tenang. Kedai
minum di kaki lima buka seperti biasa. Bahkan di bagian kota
yang lain, di Jalan Jiad, tempat (Perwakilan) KBRI Mekah berada,
dua anak muda mengebut dengan sepeda motor.
Teleskop
Sebelumnya, TV Saudi menyiarkan berita seolah-olah masjid itu
telah kembali berfungsi. Diperlihatkannya beberapa orang yang
sedang bertawaf mengelilingi Ka'bah. Ternyata masyarakat belum
dapat bersembahyang Jumat di masjid itu.
Siaran itu mengakui bahwa bagian atas masjid telah dikuasai,
sedang kaum perusuh didesak ke bagian bawah (tanah) masjid. Ini
berarti bahwa belum seluruh masjid itu dikuasai, dan gambar
orang-orang bertawaf tadi hanya untuk memberi kesan bahwa
keadaan telah aman seluruhnya.
Sekitar 50 sampai 100 orang perusuh masih bertahan di bagian
bawah tanah masjid itu. Pihak tentara tampaknya tak mau
terburu-buru menundukkan mereka. Karena raja telah memerintahkan
agar sedapat mungkin dihindari korban dan jangan sampai merusak
masjid. Pemerintah Saudi agaknya berharap para perusuh itu akan
menyerah dengan sendirinya apabila mereka sudah kehabisan
makanan dan minuman. Sejak hari pertama listrik masjid dimatikan
sehingga air zamzam tak mengalir. Dan memang sampai hari ke-8,
sekitar 40 orang perusuh telah menyerah, menurut sumber resmi.
Penjagaan di sekitar masjid itu sendiri cukup ketat. Tak
seorangpun diperkenankan mendekat sampai 15 meter. Sementara itu
sekitar 5 km menjelang Kota Mekah (dari arah Jeddah) semua
kendaraan diperiksa dengan ketat. Tentara dengan tank dan
senjata berat mendirikan perkemahan di Kudai, 2 km menjelang
Mekah.
Tak ada keterangan resmi tentang siapa komplot perusuh itu,
berapa jumlah mereka dan berapa korban kedua pihak (maupun
sipil). Keterangan resmi liwat TV Saudi tidak menjelaskan. Media
cetak setempat menyiarkan berita kerusuhan itu dengan singkat
pada hari ke-3.
Tapi menurut berbagai pihak yang mengikuti kejadian itu sejak
awal, korban terbanyak jatuh di pihak tentara, terutama pada
pertempuran sampai hari keempat. Para jamaah yang pernah
terkurung di masjid itu bercerita bahwa senjata para perusuh itu
memakai teleskop. Posisi mereka pada sudut-sudut ke-7 menara
masjid dengan sendirinya amat menguntungkan. Tembakan mereka
itu, mengenai sasarannya. Hanya setelah tentara menghujani
menara dan lantai atas masjid dengan tembakan berat, para
perusuh mundur ke lantai bawah tanah.
Pihak tentara memang tak punya posisi baik. tembakan mereka yang
menyasar banyak mengenai tembok-tembok. Sementara itu fatwa
Majlis Ulama Arab Saudi meminta supaya tembakan jangan sampai
merusak bagian masjid.
Para perusuh itu umumnya masih muda-muda. Beberapa tokoh dalam
kejadian itu dikenal sebagai mahasiswa Universitas Raja Abdel
Aziz. Tiap orang dari mereka memakai 2 senjata -- senjata
panjang jenis M-16 dan pistol. M-16 itu senjata standar tentara
Saudi.
Umumnya perusuh itu ramah terhadap para jamaah yang disandera,
bahkan sempat bergurau dan membagi-bagikan makanan serta
minuman. (Reuter memberitakan mereka yang bertahan di masjid itu
akhir pekan lalu masih sekitar 300).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini